NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecelakaan.

Ruang keluarga yang biasanya terasa hangat kini begitu mencekam bagi Irham.

Setelah semalam dia di izinkan kembali ke rumah ini. Maka pagi ini dia harus membayar janjinya untuk menceritakan segala yang terjadi dan maksudnya menyembunyikan perempuan lain.

"Kamu ada keinginan memiliki istri orang ta, Ham?" tanya Kiai Ahmad Sulaiman.

"Mboten, Bah.." Irham menggeleng.

"Ngapunten, Irham cuma mau bantu wanita yang Irham kenal, Irham beberapa kali datang cuma melihat dari luar, belas nda pernah ketemu langsung sama orangnya." jujur Irham, perihal pemilik kost yang mengatakan beberapa kali Irham datang.

"Trus..maksudmu minta Dinar pulang apa? Abah tanya adakah di hatimu, niatmu meminta pulang Dinar untuk berpisah Irham? Jikapun iya, kamu pasti paham, kalau itu sudah termasuk jatuh talak untuk Dinar." kali ini Irham menunduk dalam. Entah apa niat hatinya hari itu meminta istrinya pulang kerumah orang tuanya, tapi tidak munafik ia saat itu sedang emosi dan pastinya niat meminta pulang Dinar untuk menenangkan pikirannya sendiri.

"Jadi, maunya bagaimana sekarang?"

Irham meraih tangan Dinar yang berada di atas meja.

"Ngapuro, dek." Di depan kedua mertuanya Irham memohon maaf pada istrinya. Melihat Dinar mengangguk, Kiai Ahmad Sulaiman dan Umi Zalianty tidak bisa berbuat banyak.

Meski berat rasanya kembali melepas sang putri tinggal lagi bersama Irham, tapi suaminya memang lebih berhak.

Di bilik sebelah ada sepasang telinga yang mendengarkan apa yang terjadi di bilik lainnya. Bibirnya tersenyum, hatinya menangis, tapi begitu lebih baik, kebahagiaan wanita itu segalanya untuk dia.

******

Akhirnya Dinar kembali ke rumahnya bersama Irham.

Irham sudah membersihkan rumah mereka, setiap bilik sudah rapi, di meja makan sudah terhidang menu sederhana buatan lelaki itu.

"Selamat datang, istriku.." Dinar tersentuh, Irham-nya telah kembali, senyum lelaki itu sama persis ketika mereka baru menikah empat tahun lalu.

Senyum yang menenangkan tapi memikat hatinya.

Irham menarik kan kursi untuk Dinar, sementara Ilyas langsung di gendong olehnya.

*****

Sejak kesempatan itu diberikan oleh Dinar, sikap Irham semakin berubah, kembali manis dan semakin perhatian.

Ilyas lebih sering bersamanya, Irham benar-benar memberi waktu Dinar untuk mengurus dirinya saja, kebersihan rumah kini Irham menuruti mertuanya untuk menyewa jasa yang datang di pagi dan sore hari. Irham tidak mau di bayarkan orang tua Dinar, ia mau membayarnya sendiri sebagai salah satu tanggung jawabnya.

Ternyata hanya seperti itu, keadaan rumah tangganya jauh lebih damai.

Anak, istri, rumah, bahkan dia sendiri terurus. Ternyata yang dibutuhkan di rumah tangganya hanya keterbukaan dan saling mengerti saja.

"Jadi, Abah minta Mas datang ke pondok ?" pagi itu Irham memberi tahu Dinar jika Pak Kiai Ahmad Sulaiman memintanya datang ke pondok.

Irham mengangguk sambil meraih segelas air putih untuk di teguk.

"Bang Hassan sedang ada kegiatan di luar kota, nggak ada yang bantu Abah di pondok."

"Pergi sama siapa, Mas."

"Di jemput Azril." mendengar jawaban Irham Dinar mengangguk mengerti.

Irham akhirnya meninggalkan Dinar dan Ilyas, untuk kembali pada pekerjaan sebelumnya.

Di pondok dia masih di perlukan sama, santri-santrinya tidak ada yang bersikap berbeda.

Selama kembali mengajar, Irham tidak pernah bertemu dengan Hassan, ternyata kata Pak Kiai Ahmad Sulaiman benar. Hassan tidak mau mengantikan Irham mengelola pondok pesantren.

******

Sudah tiga bulan berlalu sejak Irham kembali ke pondok, hari ini ia tengah duduk di gazebo kayu yang berada di samping musholla, di tangannya ada Mushaf, bibirnya komat-kamit melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, Irham sedang fokus dengan bacaannya saat salah satu santri mengucap salam.

"Assalamualaikum, Gus. Ada tamu yang cari Gus Irham."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh, siapa San? Tanya Irham pada santri yang bernama Isan.

"Ndak tahu, katanya mau bertemu."

Belum sempat Irham berdiri dari duduknya, laki-laki yang ingin menemuinya telah mendekat.

"Assalamu 'alaikum ya akhi.."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh." jawab Irham seraya menilai siapa tamunya.

"Saya reporter yang ingin meliput lingkungan pondok dan kegiatan didalamnya termasuk visi misi pesantren Al-Hassan ini, mengingat akan datang tahun ajaran baru, siapa tahu bisa mengundang minat para remaja untuk belajar di madrasah Al-Hasan ini, Gus."

"Pesantren kami tidak perlu hal seperti itu," Irham sedikit kaget tiba-tiba ada yang ingin mengintip kegiatan pesantren Al-Hasan.

"Kami sudah membicarakan sama Pak Kiai Ahmad Sulaiman, sebelumnya."

"Tapi, maaf. Pak Kyai Ahmad Sulaiman sedang tidak ada di tempat," tutur Irham pada akhirnya.

"Apa tidak bisa Gus Irham wakili saja, kata beliau..."

"Afwan sekali, untuk urusan peliputan, bicaranya sama Abah saja, kebetulan beliau sedang mengisi kajian di luar kota." Irham tidak ingin menjadi sok, meski mungkin ketika ia mewakili Kiai Ahmad Sulaiman tidak keberatan. Tapi Irham tidak ingin lancang.

Akhirnya pembicaraan itu tidak berlanjut, dan tamu yang mengaku sebagai reporter itu pergi.

Pukul 15:00 Irham meninggalkan pondok untuk kembali kerumahnya bersama Dinar.

Di samping kursi kemudi sudah ada kue pie dan kebab Turki untuk anak dan istrinya. Senyum laki-laki satu anak itu mengembang, membayangkan ekspresi wajah istrinya yang menggemaskan setiap kali ia bawakan sesuatu.

Kendaraan cukup ramai di sore hari. Saat sedang fokus mengemudi tiba-tiba sebuah motor menyalip dari sebelah kiri membuatnya sedikit kaget, Irham mengarahkan mobilnya ke kanan, naas sebuah motor terserempet sepionnya.

Brak!

Irham buru-buru mengerem, tapi sungguh sial untuknya, dari arah belakang sebuah mobil tidak sempat menginjak rem. Hingga membuat mobil Irham terdorong maju.

"Astaghfirullah..." jeritan panik itu tak Irham pikirkan, ia buru-buru turun dari mobil dan mendapati sebuah motor sudah berada di dalam kolong mobilnya, bersama dengan seorang laki-laki dan perempuan.

Luka laki-laki itu cukup parah, tapi masih sadarkan diri, sementara perempuan yang bersamanya pingsan.

"Bawa ke rumah sakit, keduanya masih sadar."

Baru saat itu Irham melihat ke arah wanita yang tertabrak mobilnya.

*******

Irham langsung ikut ke rumah sakit, keadaan laki-laki yang ternyata Nurwan itu masih belum stabil. Sementara wanita yang bersama pria itu mengalami keretakan pada tulang betisnya.

Ratih melihat Irham yang mencarikan kamar inap untuk ia dan suaminya.

Meski itu Irham lakukan sebab tanggung jawab. Tapi, Ratih begitu terharu dibuatnya.

"Ya, sayang..." Sepertinya Irham sedang menerima telepon.

"Mas di rumah sakit, Alhamdulillah tidak apa-apa.. Mobilnya di bawa ke bengkel, setelah ini Mas langsung pulang."

Mendengar Irham yang ingin pulang hatinya tidak rela. Entah mengapa sejak bertemu dengan Irham Ratih jadi ingin kembali dekat dengan laki-laki itu.

Irham terlihat semakin dewasa, dan itu mengusik hati Ratih, sebab ia masih belum bisa terima saat Irham memilih menerima wanita anak gurunya itu menjadi istrinya.

######

Berikan jejak sayang untuk author. Like dan komen memadai, episode berikutnya langsung on the way...

1
Linda Agustina Wardhana
dinar nya kurg tegas
Amelia Setiawan
mudah dipahami kok kak.
Aldebarand 98
Luar biasa
Ulin Dadi
kesel sedih Krn tokoh utamax dibuat meninggal tega thorrrrr 😡😡
Ulin Dadi
ya Thor kok dibuat sad ending sih 😭😭😭 knp ngk dibuat happy ending aja Krn Dinar n Hasan sdh melewati cobaan berkelok2 tega Thor.....bener2 ngk trima tlg dong dibuat ini hanya mimpi belaka dong thorrrr😡😡😡🙏🙏🙏
Nana Niez
aq lgs baca bab akhir pas tau Yokohama utamanya meninggal dg sangat menakjubkan,, g mau baca di awal,, bab akhir udh bikin terhurai
Sri Winarsih
bikin nangis Bombay, alur cerita yg g BS ditebak tp bner2 bagus, lanjut cerita berikut'a y thor slalu smangat buat cerita2 baru yg sama bagus'a
Al_nindra
pertama aku ga rela irham meninggal,move on nya lama, eh endingnya dinarnya juga meninggal, ywd deh gpp, ketemu lg di surga
Oki Muvida
Dua kali membaca novel berkisah twntang Dinar di platform berbeda kisahnya beda tp tokohnya sama2 penyabar, baik, kedua kisah Dinsr itu berakhir meninggal dunia tp puas...ada hal yg dipetik dari kisah para Dinar😪😪
Batriani
terimakasih ..., , Novelnya keren alur tak terduga hingga akhir. 👍👍👍👍👍
Suci Dava
Kertosono kampung halaman ku thor, skrng saya di Kaltim
Yurike: saya juga di kaltim kak. Di Samboja
total 1 replies
Oki Muvida
lugas...mudah dipahami kok?
Gio Raraawi
aku benci dgn karakter nya Irham
Novie Achadini
poligami udh biasa dikalangan pesantren. miris bgt.padahal itu sangat nyakitin kaum wanita.
Novie Achadini
bo nya sibuk dipesantren nggsk tau anaknya ada kelainan
Aryani Aryani
ko aku nangis g berenti2 sesakit itu ya jd ibu yg tidak pernah d hargai
Lina Suwanti
cara meninggal yg di impikan banyak orang,,dlm keadaan sedang beribadah.....
Khoirun Nisak
alur ceritanya bagus,, aku suka bacanya 👍,, opomaneh aku wong Jombang ngerti banget bahasane😁
Oki Muvida
apa irham akan meninggal???🤔
Raii
gimana rasanya dicuekin?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!