NovelToon NovelToon
Jaka Rasa Duda

Jaka Rasa Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Fantasi Urban-Percintaan Modern / Tamat
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Tri Ani

Pradivta Anugra putra seorang pria yang belum menikah tiba-tiba mempunyai seorang putri yang sedang mengalami sakit.

Di pertemukan dengan seorang wanita bernama Ersya putri, seorang janda yang baru saja di ceraikan oleh suaminya satu bulan yang lalu dan di tinggal bertunangan.

Karena pertemuan mereka yang tidak terduga itu, membuat mereka terjebak ke dalam hubungan yang rumit

NB :
Maaf karya ini mungkin nanti up-nya tidak bisa setiap hari ya, harap maklum dan jangan di tagih up nya ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menandatanganinya

Mobil melaju memecah hirup pikuk jalanan yang sangat padat. Rangga mengantar Ersya

kembali ke rumahnya.

“Makasih ya udah ngantar gue!” ucap Ersya saat turun dari mobil.

“Lo di rumah sendiri?” tanya Rangga saat melihat rumah ersya masih gelap.

“Iya …, suami gue belum pulang mungkin, lo serius nggak mau mampir!”

“Nggak usah lah, lain kali aja kalau ada suami lo!”

Mobil Rangga pun segera melaju meninggalkan rumah Ersya. Setelah mobil Rangga

menghilang, Ersya menghela nafas beratnya, kembali ke mimpi buruk lagi …

***

Ersya hari ini berencana untuk ke rumah orang tuan Rizal, ia ingin tahu apakah memang

mertuanya sudah tahu tentang keputusan Rizal.

Ia sengaja libur untuk ke rumah mertuanya itu, mobilnya sudah siap di depan, ia

tinggal membawanya saja. Rumah orang tua Rizal berada di luar kota, butuh waktu

hampir dua jam untuk sampai di rumah mertuanya, sudah barang pasti jika Rizal tidak

menginap di rumah orang tuanya. Kata beberapa rekan kerja Rizal, Rizal menyewa

sebuah rumah untuk di tinggali nya.

Kedatangan Ersya masih di sambut hangat oleh keluarga Rizal, mungkin Rizal memang belum cerita tentang rencananya bercerai dengan Ersya.

“Bagaimana kabar kamu, Sya? Mana Rizal? Kenapa tidak ikut?” tanya mama nya Rizal. Ayah

Rizal sudah meninggal satu tahun yang lalu, mamanya mengelola mini market milik

keluarga sendiri.

“Mas Rizal nggak ke sini?” tanya Ersya, ia pikir jika Rizal sudah bercerita tentang

semua masalah keluarganya.

“Ma …, sebenernya mas Rizal ngasih Ersya ini!” ucap Ersya sambil menyerahkan surat

gugatan yang belum di tanda tangani oleh Ersya.

Mama Rizal segera mengambilnya dan membacanya, ia begitu terkejut mengetahui berkas apa

itu.

“Apa apaan ini? Kenapa kalian mau pisah? Apa masalahnya begitu serius?” tanya mamanya

Rizal.

“Ersya juga tidak tahu ma, awalnya semua baik-baik saja ma, hingga tiba-tiba mas Rizal

membahas soal anak ma …!”

“Maksudnya?”

“Mas Rizal tiba-tiba mempermasalahkan jika mungkin saya tidak bisa hamil ma!”

“Jangan khawatir Sya …, ibu yang akan bicara sama Rizal!”

“Tidak ada yang bisa di bicarakan lagi ma, keputusan Rizal sudah bulat untuk bercerai!

Ucap Rizal yang ternyata mengikuti Ersya sampai di rumah mamanya.

“mas Rizal!”

Ersya sudah berdiri dan berbalik menatap Rizal yang baru saja datang. Ia pun segera

menghampiri suaminya itu.

“Mas …!”

“Jangan berusaha mempengaruhi mama!” ucap Rizal lagi.

“Tapi mas …, Ersya hanya berusaha untuk mempertahankan rumah tangga kita mas!”

Mama Rizal pun segera menghampiri putranya itu,

“Rizal …, pernikahan kalian masih seumur jagung, masih banyak yang akan kalian lalui!

Jangan dikit-dikit cerai! Mama tidak pernah mengajarkan hal itu sama putra

mama!”

“Ma …, mau mama ngomong apapun, Rizal tetap dengan keputusan Rizal!”

Melihat betapa teguh nya keputusan suami, Ersya tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa pasrah. Ia tidak mungkin terus mempertahankan apa yang memang sudah tidak

bisa di pertahankan lagi.

“Baiklah …, Ersya akan tanda tangan surat ini!” ucap Ersya, ia pun mengambil bolpoin

yang ada di tasnya dan berjalan menuju ke meja tempat di mana surat itu berada, ia membubuhkan tanda tangan di surat itu dan menyerahkan kembali pada Rizal.

“Ma …, Ersya pamit ya, jaga diri mama!” ucap Ersya sambil memeluk mamanya Rizal.

“Sya …, kamu nggak nginep dulu di rumah mama?” tanya mama Rizal yang enggan untuk

melepaskan Ersya. Baginya Ersya adalah menantu terbaiknya.

“Maaf ma ..!”

Ersya pun benar-benar meninggalkan rumah itu, ia berjalan cepat menuju ke mobilnya dan segera masuk ke dalam mobil. Di dalam Ersya segera mengusap air matanya yang tidak mampu ia bendung lagi, entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan untuk suaminya itu.

Ersya memilih untuk segera menjalankan mobilnya, ia harus segera kembali ke Jakarta

dan menerima kenyataan jika rumah tangganya memang sudah tidak bisa lagi di

pertahankan.

***

Ersya mencoba bersikap biasa-biasa saja menjalani hidup. Hari-harinya di lalui dengan

bekerja dan bekerja. Setelah keluar dari rumah sakit, Felic ternyata kembali

bekerja, itu menjadi hal yang bagus untuk Ersya karena ia bisa unya teman makan

siang lagi.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang, sudah waktunya untuk makan siang,

Ersya pun segera mencari sahabatnya itu. Ia juga berencana untuk cerita tentang

masalah keluarganya, mungkin memang sudah waktunya untuk Felic tahu.

Ersya

berdiri di belakang Felic saat Felic merapikan barang-barang peralatan

bersih-bersihnya. Felic yang berbalik begitu terkejut saat mendapati Ersya di

belakangnya hingga ia melompat satu langkah ke belakang.

“Ersya

…, lo ngagetin gua aja …!” ucap Felic sambil memegangi dadanya.

“Makan

siang bareng gue yuk!” ajak Ersya.

 “Nggak biasanya, ada apa?” felic sudah sangat

hafal dengan sahabatnya itu, jika seperti itu pasti sahabatnya itu ada maunya.

“Gue traktir deh!”

“kalau di traktir mau deh …!”

“Nah gitu dong!”

Akhirnya Ersya mengajak sahabatnya itu makan siang, mereka memilih sebuah restaurant cepat saji sebagai tempat makan siang.

“Pilih apa aja yang lo mau!” ucap Ersya lagi sambil menyerahkan buku daftar menu yang

di bawa oleh pelayan restaurant.

“Beneran nih …, nggak mimpi kan gue?” tanya Felic yang masih tidak percaya dengan

kebaikan sahabatnya itu.

“Mau gue pukul biar bangun dari mimpi! gimana mau?” tanya Ersya sambil mengangkat

tangannya yang hendak memukul sahabatnya itu.

“Nggak perlu!”

Akhirnya Felic memilih beberapa makanan membuat Ersya hanya bisa melongo melihat begitu

banyak makanan yang akan di makan oleh sahabatnya itu.

“Lo serius mau habisin semuanya?” tanya Ersya yang tidak percaya dnegan begitu

banyaknya pesanan makanan yang di pesan oleh sahabatnya itu.

“Nggak ikhlas nih ceritanya?” goda Felic.

“Baperan banget sih lo …, sudah sana cepetan makan. Setelah habis gue bakal cerita banyak sama lo!”

Akhirnya Felic begitu lahap memakan semua makanan yang telah ia pesan, Ersya hanya bisa

menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“Sebenarnya lo udah nggak makan berapa hari sih? Apa suami lo ngajak olah raga terus setiap malam? Gila ya emang pengantin baru, semalam abis berapa ronde?” ucap Ersya

yang geleng kepala melihat ***** makan sahabatnya yang luar biasa itu.

“Huuussstttt …!” Felic segera membekap mulut sahabatnya itu, “Nggak di saring banget sih

mulutnya!”

“Abis lo makannya kayak orang kesetanan begitu!” keluh Ersya, badan sahabatnya itu

kecil tapi makannya super banyak.

“Gue beneran lapar Er!”

“Er?”

protes Ersya saat sahabatnya itu memanggilnya dengan Er, panggilan Er begitu

asing baginya.

“Nama lo Ersya kan, suka suka gue mau panggil lo, Er atau Sya!”

“Ihhhh …, jijai tau Fe, jangan panggil gue kayak gitu!”

Felic hanya tersenyum, ia kembali melanjutkan makannya. Sedangkan Ersya sudah

menghabiskan makanannya.

“Kata Lisa, lo udah ke rumah suami lo ya? Gimana rumah suami lo? Dia beneran kaya

ya?”

Mendengarkan pertanyaan Ersya, Felic jadi kehilangan ***** makannya, ia segera menghentikan makannya dan menutupnya dengan meminum jusnya.

“Iya Sya …!”

“Lemes banget jawabnya!”

“gue bingung Sya, harus seneng atau malah sedih!”

“Kenapa gitu?”

“Gue ngerasa nggak pantes aja bersanding dengan seorang Frans, dia punya segalanya

dan gue hanya office girl,

Melihat sahabatnya yang ternyata juga sedang dalam masalah pun membuat Ersya

mengurungkan kembali niatnya untuk bercerita tentang masalahnya sendiri, ia

memilih untuk mendengarkan curhatan dari Felic dari pada bercerita tentang masalahnya sendiri.

Bersambung

Jangan lupa untuk kasih dukungan untuk author dengan memberikan like dan komentar nya ya kasih Vote juga yang banyak ya

Follow Ig aku ya

tri.ani.5249

Happy Reading 🥰🥰🥰

1
Marhaban ya Nur17
ngapa se Kim apa"nyosor
Marhaban ya Nur17
ada bae
Marhaban ya Nur17
gw kurang sreg neh klo Kim ama divia ciuman 🤔 kesannya gmn gtu
Marhaban ya Nur17
kaku amat Lee wkwkkw
Marhaban ya Nur17
plis deh vi lu hrs berani jan kaya ibu lu yyy hra niru mom echa
Marhaban ya Nur17
kok divia gampangan gtu se wkkwkw kaya g punya pendirian wkkwkkw beda ama mom echa
Marhaban ya Nur17
jujur vi biar hidup lu damai sentausa
Marhaban ya Nur17
sekali boong pasti ada berikutnya" g kelar"
Marhaban ya Nur17
banyak tele" nya divia wkwkkw
Marhaban ya Nur17
minta bantuan yura lee
Marhaban ya Nur17
banyak bahasa kalbunya divia
Marhaban ya Nur17
ciyeeee
Marhaban ya Nur17
membuat nenek kecewa ? nah trs keluarga mu g tambah kecewa klo g nikah dulu vi
Marhaban ya Nur17
Rizal belum beres y thor wkkwkkw
Marhaban ya Nur17
suruh nikah neh div wkkwwk
Marhaban ya Nur17
itu nenek gayung basmi aja
Marhaban ya Nur17
siap" puasa bang div
Marhaban ya Nur17
pasti di ancam trs neh iyya
Marhaban ya Nur17
ada sianidanya tuh
Marhaban ya Nur17
se Rizal belum di kirim ke antartika neh jd berulah trs
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!