Selamat Membaca kisah Key And Bian 💖💖
Takdir masa lalu Presdir Adiguna Group dan seorang model bernama Jesika, telah membuat sebuah benang kusut untuk kehidupan anak-anak mereka.
Key dan Bian dua manusia yang mengenal arti cinta dengan cara berbeda. Semua terasa sederhana jikalau itu hanya tentang rasa mereka berdua. Tentang cinta berbeda status, tentang orang ketiga. Namun takdir masa lalu orangtua telah menyeret mereka dalam hubungan rumit tentang penghianatan, tentang ibu yang tersakiti, tentang kebencian yang diwariskan.
Dan bagaimana kalau takdir masa lalu itu memunculkan seseorang, anak yang tak diketahui. Dari situlah rumitnya takdir masa lalu itu akan terurai.
Akankan cinta Key dan Bian bersatu menuju perayaan?
Akan ada banyak tawa dan bahagia, namun juga akan ada airmata.
selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Basma (Part 2)
Key berhasil menghapus sisa air
matanya. Di angkot ia masih
tersisak, tidak perduli orang-orang yang memberinya
tatapan iba dan kasihan. Mungkin
mereka berfikir Key sedang putus cinta atau
sedang mengalami masalah remaja. Dia
mengusap matanya, sebelum masuk ke minimarket. Agak lama dia berusaha
menguasai diri. Menarik nafas pelan dan
menghembuskannya dengan perlahan juga. Setelah isak
kecil menghilang dia masuk.
“ Sudah datang Key?” Hamzah baru
saja membereskan etalase minyak
goreng. Dia menumpuk kardus-kardus yang sudah
kosong.
“ Ia kak.” Sambil menunduk ia
langsung pergi ke arah gudang. Masuk ke
dalam kamar mandi. Mengusap wajahnya
berkali-kali. Menghilangkan bekas airmata
yang tersisa. Setelah berhasil
menenangkan diri akhirnya ia keluar.
“ Kamu baik-baik saja Key?” Hamzah
merasa khawatir, wajah Key terlihat pucat.
“ Ohh, kepalaku agak pusing sedikit
Kak, tapi aku baik-baik saja.” Lalu ia duduk di belakang kasir dengan lemas.
“ Benar kamu nggak apa-apa? Aku bisa
gantiin, hari ini nggak ada kuliah.”
Key memandang wajah Hamzah
sumringah. “Benar Kak. Nanti aku
bayar pas gajian ya.”
“ Sudah tenang saja, kamu pulang
aja, istirahat, wajahmu terlihat
pucat.”
“ Makasih ya Kak.”
Key sangat bersyukur karena Hamzah
mau menggantikan shifnya, lalu dia
pergi meninggalkan minimarket. Membawa luka
menganga di hatinya. Bagaimana Basma
bisa punya pemikiran seperti itu. Dari
saat pertama kali dia ada dalam
kehidupannya, Key selalu menganggap Basma adalah
separuh dari nafas kehidupannya.
Apalagi semenjak kepergian orang tuanya, Basma
adalah obat sekaligus udara yang
membuatnya tetap bernafas. Lalu bagaimana
mungkin, dia berfikir suatu hari
nanti aku akan pergi meninggalkannya, begitu
ia bergumam.
Dia terus menyusuri trotoar sambil
melamun. Sengaja berjalan kaki,
sambil menghitung setiap langkahnya. Memunculkan
kembali memorinya. Mengingat saat
pertama kali Basma hadir dalam kehidupannya.
***
Key berlari ke rumah, sampai ia
tersandung pintu ruang tamu. Namun
dia tidak merasakan apa-apa, rasa gembira
mengubur rasa sakit yang ia rasa.
Berlari lagi dengan senang.
“ Ibu, Bude Fatimah bilang Ibu
pulang bawa adek buat Key ya?” gadis
kecil itu memeluk ibunya yang sedang
rebahan di kursi ruang keluarga.
Wanita paruh baya itu mengusap kepala Key.
“ Tapi janji ya, Key akan sayang
dia seperti adik Key sendiri.” Ibu
membelai wajah Key penuh arti, namun ia
tidak pernah tau apa yang ibu simpan
di hatinya saat itu.
“ Siap! Key berjanji, akan menjadi
Mbak yang baik untuk dede bayi.” Ia
tertawa. Meloncat-loncat girang saat
melihat ayahnya menggendong bayi
mungil keluar dari kamar. “ Ayah, Ayah mau
lihat.” Rengek Key menarik-narik
baju ayahnya.
“ Ia, ia sebentar.” Sang ayah
berjongkok. Menunjukan wajah mungil
adiknya. “ Dia tampan kan?”
Key cemberut saat ayahnya
mengatakan kalau adiknya tampan.
Selama ini Key sangat berharap kalau dia akan
punya seorang adik perempuan. Yang
sama cantiknya dengan dirinya. Dia selalu
merasa dirinya cantik, kenapa?
Karena itu yang setiap hari ibunya katakan.
“ Lho kok cemberut?” Ibu mengusap
kepala Key.
“ Key mau adik perempuan!” katanya
lantang.
“ Lho kenapa? Key perempuan
lalu adiknya laki-laki, pas sekali. Yang satu putri cantik yang satunya
pangeran tampan. “ Ibu melucu dengan caranya yang luar biasa saat itu. Membuat
Key kecil akhirnya tersenyum.
Tidak berhenti menciumi adiknya,
yang diberi nama Basma Adiputra. Saat itu dan
sampai kedua orang tuanya meninggal
Key tidak pernah sekalipun menanyakannya,
dari mana Basma berasal. Pangeran
kecil itu adiknya, dan akan selalu jadi adiknya.
Tentunya sampai hari ini. Airmata
Key kembali menetes. Ia sesenggukan.
Memasuki rumah, sudah hampir gelap di luar. Ia
sengaja duduk cukup lama di kursi di
pinggir jalan tadi. Dia membuka pintu rumah, melihat sepatu Basma
ada di sana. Jadi berandal kecil itu
sudah pulang batinnya. Sekali lagi ia berusaha menguatkan pertahanannya, agar
airmatanya tidak tumpah lagi.
Basma muncul dari dalam karena
mendengar suara pintu terbuka.
“ Mba.” Panggilnya pelan.
Key diam, berjalan di hadapannya
tanpa sedikit pun menoleh. Ia langsung
masuk ke kamar. Menelungkupkan kepalanya di atas
bantal sambil menangis. Ia merasa
gagal menjadi seorang kakak.
“ Mba Key.” Basma mengetuk pintu
berulang kali. Tidak ada suara sahutan, ia menempelkan telinga di pintu namun
tidak terdengar apa pun. “ Mba, Bas minta maaf mba.” Masih tidak ada reaksi
apa pun. Akhirnya ia pergi
meninggalkan pintu kamar Key. Kembali ke dalam
kamarnya. Duduk di tempat tidur
sambil memandang tas kecil yang dilemparkan
kakak perempuannya tadi.
Ia keluar lagi, berjalan menuju
pintu kamar Key. “ Mba maaf, Basma
benar-benar minta maaf. Bas janji akan
menurut semua kata-kata mba Key.
Keluarlah mba, bicara denganku.” Ketukan
tangan Basma melemah. Ia juga mulai
terisak, ada airmata merembes ke pipinya. “ Maaf mba, Bas memang kurang ajar.
Pukul saja Basma mba.” Akhirnya suara sesenggukannya jauh lebih keras daripada
ketukan tangannya di pintu. Membuat hati Key teriris mendengarnya. Selama ini,
ia selalu membiarkan dirinya menanggung apa pun asalkan adiknya selalu bisa
tersenyum dan tertawa senang.
Perlahan ia membuka pintu. Melihat
Basma yang terduduk sambil menangis.
Ia pun ikut jongkok. Memukul-mukul bahu
basma. “Bocah nakal.”
“ Maaf mba.”
“ Jangan pernah mengatakan itu lagi, atau aku akan benar-benar
sangat marah padamu Bas.”
Basma memeluk tubuh Key, dadanya
selalu bergetar kencang jika ia
melakukan itu, namun sekuat tenaga ia
menahannya.
“ Mbak sayang sama kamu Bas.” Lama
mereka saling terisak. Mencoba
mengalirkan perasaan mereka satu sama lain. “
Kamu itu adiknya mbak, sampai kapan pun
akan seperti itu.” Dipukulnya bahu
adiknya berulang.
Basma masih sesenggukan, ia
benar-benar minta maaf. Ia sadar
kata-katanya tadi sangat menyakitkan, ia
sendiri merasa sakit hati apalagi
Key. Seseorang yang selama ini telah hidup
menjadi separuh nafasnya. Key selalu
mengatakan bahwa hidupnya adalah dia.
“ Maaf mbak.”
Mereka sama-sama menangis. Sampai
lama. Mencoba menguatkan diri
masing-masing, bahwa ikatan darah ada ataupun
tidak mereka tetaplah saudara.
“Aku lapar Mba.” Setelah
berhasil menguasai diri. Mau tidak
mau Key tertawa, ia memukul bahu
adiknya berulang-ulang. Ia memang mendengar
perut adiknya berbunyi.
Bersambung.....
Klik favorit ya ^_^
Terimakasih
Terima kasih tuk karya yg berkesan cantik..
kamu bisa di tegor atasan mu key🤣