Bagaimana rasanya bila di hari pernikahanmu, laki-laki yang kamu cintai pergi begitu saja dan posisinya harus digantikan oleh calon mertuamu?
Sebuah kenyataan pahit harus dialami oleh Dyra Anastasya seorang dosen cantik yang harus menikah dengan calon mertuanya.
Seorang Darren Ethan Lee ternyata sudah mengagumi Dyra terlebih dahulu dari Ansel putra kandungnya, namun karena rasa sayang Darren membuatnya mengalah dan merestui pernikahan Dyra dengan Ansel, walau pada akhirnya dia harus menggantikan posisi anaknya demi menjaga nama baik Dyra di depan tamu undangan yang sudah hadir. Awalnya Darren berniat akan melepas Dyra ketika Ansel kembali, namun ternyata harapan Darren harus dipatahkan oleh takdir ketika Ansel membawa seorang wanita yang bernama Irene dalam keadaan sedang mengandung. Sebuah kenyataan yang tak memungkinan untuk membuat Dyra dan Ansel kembali. Ansel semakin hancur dengan rasa bencinya kepada Irene, sementara Darren dan Dyra perlahan menemukan jalannya untuk bahagia
Bagaimana kelanjutan rumah tangga mereka?
Apakah Dyra dapat mencintai Darren seperti Darren yang sangat mencintainya?
Luka itu memang sangat sulit hilang, karena bekasnya akan terus ada seumur hidup.
Tapi cinta Darren akan selalu jadi penyejuk hati untuk Dyra. Cinta yang selalu ingin melihat seorang Dyra Anastasya bahagia.
Selamat membaca semua 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Pradita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semangkuk Sup
Selamat membaca!
Sudah dua hari sejak Ansel membongkar rahasia tentang kehamilan Irene kepada Darren dan Dyra. Sejak saat itu juga Dyra jadi lebih sering mengurung diri di dalam kamar. Bahkan untuk makan siang dan makan malam bersama, sengaja ia lewatkan, agar tidak bertemu dengan Ansel yang sudah kembali tinggal di rumah. Impian mereka untuk tinggal satu atap memang terwujud, namun dengan status yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Pagi itu Darren sudah berada di dapur. Ia menolak saat Tomi dan Erin berniat untuk membantunya, karena Darren ingin memasak sendiri sup yang pernah ia masak untuk Bella.
"Semoga Dyra menyukai masakanku ini, karena sudah 4 tahun aku tidak pernah memasak lagi, terakhir kali aku membuat sup ini saat Bella sakit," gumam Darren teringat kenangan masa lalunya.
Kini Darren sudah tiba di depan pintu kamar dengan membawakan Dyra semangkuk sup hasil masakannya sendiri, juga tidak ketinggalan menu sarapan pagi favorit Dyra yaitu dua lembar roti yang dilapisi selai nanas dan satu lembar keju, ditambah segelas susu putih, melengkapi menu sarapan pagi yang telah Darren siapkan untuk Dyra.
Setelah mengetuk pintu kamar berulang kali, akhirnya Dyra membukakan pintu. Dyra terhenyak ketika di hadapannya, sosok Darren datang dengan membawa sebuah nampan yang berisikan makanan untuknya. Darren mulai melangkah hati-hati dengan apa yang dibawanya, yang membuat Dyra menjadi tak enak hati dengan segala perhatian yang diberikan oleh Darren kepadanya.
Memang Darren sudah dua hari ini tak beraktivitas seperti biasanya, ia menyerahkan segala urusan perusahaan kepada Owen yang sudah ia percaya sebagai orang kepercayaannya.
Dyra masih menatap dengan raut wajah tak suka, atas apa yang dilakukan oleh Darren saat ini.
"Ayah, apakah kau harus memanjakan aku seperti ini? Kau tidak perlu repot," protes Dyra sambil berniat mengambil nampan yang saat ini masih berada di tangan Darren, namun pria itu menolak untuk memberikannya, ia lalu memerintahkan pada Dyra untuk kembali ke atas ranjang.
Mendengar perkataan Dyra, membuat Darren menampilkan sebuah kerutan dalam di keningnya.
"Sudah biar saya saja." Darren mulai melangkah diikuti oleh Dyra yang langsung menaiki ranjang dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur.
Darren mulai meletakkan apa yang dibawanya di atas sebuah nakas, lalu ia mengambil semangkuk sup yang dibuatnya dengan tangannya sendiri, khusus untuk Dyra.
"Ayo sekarang makanlah sup ini! Kamu itu harus makan jangan sampai sakit." Darren mulai menyuapi Dyra yang sudah mulai membuka mulutnya, namun setetes sup masih tersisa menempel pada sudut bibirnya, yang seketika langsung Darren usap dengan ibu jarinya.
Sesaat kedua wajah mereka saling berdekatan, dengan tatapan mata yang saling bertaut.
"Ini pertama kali, Ayah menyuapiku makan, entah kenapa aku merasa nyaman, walau mungkin aku sedikit canggung," batin Dyra yang wajahnya kini sudah merona merah dengan perlakuan Darren kepadanya.
"Sup ini enak, apa benar ini Ayah yang membuatnya sendiri?" tanya Dyra mengusir rasa canggungnya, merasakan sup itu seperti menari-nari di dalam mulutnya dengan rasa yang nikmat, hingga memuaskan lidahnya.
"Ternyata Ayah bisa masak ya. Aku benar-benar nggak nyangka banget, apalagi masakan Ayah seenak ini," puji Dyra dengan mengulas senyum di wajahnya.
Keduanya saling melempar senyuman satu sama lain. Bagi Darren ini adalah momen pertama untuknya menyuapi Dyra dengan tangannya sendiri. Namun bagi Dyra sendiri, momen ini sebagai perjalanan hatinya dalam mengobati luka atas pengkhianatan Ansel. Walau Dyra sendiri masih menganggap Darren bukan sebagai suaminya, tapi hanyalah laki-laki yang sudah dianggapnya seperti orangtuanya sendiri.
Darren masih terus menatap wajah Dyra. Ia tak pernah sedetikpun merasa jemu bila kedua matanya terus terpaut dengan Dyra, karena hanya itu yang bisa Darren lakukan saat ini, yaitu mencintai seorang Dyra Anastasya dalam diamnya.
"Andai aku bisa jujur saat ini tentang perasaanku, tapi sayangnya aku hanya bisa memendam semua di dalam hatiku," gumam Darren masih termangu menatap Dyra.
🌸🌸🌸
Bersambung ✍️
Berikan komentar kalian ya.
Terima kasih banyak.
Jangan lupa berikan like juga vote kalian ya.