NovelToon NovelToon
Dia Dan 14 Tahun Lalu

Dia Dan 14 Tahun Lalu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Enemy to Lovers / Cintapertama / Romantis / Romansa / TimeTravel
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Spam Pink

ini adalah perjalanan hidup clara sejak ia berumur 5 tahun membawanya bertemu pada cinta sejatinya sejak ia berada di bangku tk, dan reymon sosok pria yang akan membawa perubahan besar dalam hidup clara. namun perjalanan cinta mereka tidak berjalan dengan mulus, akankah cinta itu mempertemukan mereka kembali.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Spam Pink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 16

Hampir dua minggu berlalu sejak Clara menerima pernyataan cinta Ares. Waktu terasa berjalan seperti air—lambat di satu sisi, cepat di sisi lain. Hidupnya berubah pelan-pelan, tidak dramatis, tapi jelas. Ares hadir seperti cahaya sore hari: hangat, lembut, tidak memaksa masuk, tapi selalu ada.

Dan Clara… ia berusaha membuka pintu itu, perlahan.

Memberi Kesempatan

Ares menepati janjinya. Ia tidak menuntut Clara membalas semua perasaannya saat itu juga. Ia hanya ingin dekat, ingin ada, ingin menjadi seseorang yang bisa Clara percaya.

Suatu sore sepulang sekolah, mereka duduk di tangga belakang gedung aula, tempat yang jarang dilewati orang.

“Ares…” Clara menggulung ujung lengan bajunya, gugup tanpa alasan jelas. “Aku mau jujur sesuatu.”

Ares menoleh, menunggu dengan ekspresi tenang yang membuat Clara sedikit nyaman. “Apa pun, kamu boleh cerita ke aku.”

Clara menarik napas panjang. “Aku masih belum sepenuhnya… lepas dari masa lalu.”

Ares tidak terlihat terkejut. Ia hanya tersenyum kecil, lembut. “Aku tahu.”

Clara mengangkat alis. “Kamu tahu?”

Ares mengangguk. “Dari cara kamu kadang melamun. Dari caramu nahan diri kalau ada yang menyentuh pembahasan tentang hubungan. Dan…” Ares menatap jauh ke lapangan. “Aku tahu kamu orang yang susah jatuh cinta cepat.”

Clara menunduk. “Aku takut. Kalau aku gak bisa suka kamu seperti kamu suka aku… itu gak adil.”

Ares tertawa pelan. “Clara, aku gak minta kamu langsung jatuh cinta. Yang aku minta cuma… kesempatan. Biar aku coba bikin kamu nyaman dulu.”

Kata-kata itu sederhana, tapi punya bobot yang membuat Clara menghela napas lega tanpa sadar.

Kesempatan.

Itu sesuatu yang bisa ia berikan.

“Iya, Ares,” kata Clara akhirnya, tersenyum samar. “Kamu boleh coba.”

Ares menatapnya dengan sorot bahagia yang jujur. “Terima kasih.”

Di dalam hati Clara, sesuatu bergerak—halus, kecil, tapi ada.

Namun di balik rasa hangat itu… nama Reymon tetap ada seperti bayangan yang menempel di belakang mata.

Kebiasaan Lama yang Belum Hilang

Clara punya kebiasaan baru yang diam-diam ia benci: setiap kali ia selesai tertawa bersama Ares, setiap kali ia merasa nyaman, ia membuka ponselnya.

Membuka chat lama dengan Reymon.

Membaca pesan-pesan yang pernah membuatnya tersenyum, pernah membuatnya merasa dicintai.

“Aku kangen kamu.”

“Kamu hati-hati pulangnya ya.”

“Aku bangga sama kamu, Clara.”

Pesan lama itu seperti hantu yang tidak mau pergi.

Suatu malam Ares menelepon, hanya ingin mengucapkan selamat tidur. Setelah telepon ditutup, Clara langsung membuka chat Reymon.

“Kenapa kamu ninggalin aku duluan?” gumamnya pada layar ponsel. “Kenapa kamu gak datang waktu aku nunggu banget?”

Namun ia tahu jawaban itu tidak akan datang.

Lalu ia menutup chat Reymon dan membuka chat Ares.

Ares:

“Selamat tidur, Clara. Jangan lupa makan besok pagi.”

Hatinya sedikit menghangat. Sedikit saja.

Festival yang Mendekat

Persiapan festival membuat Clara hampir setiap hari bersama Ares dan teman-teman tim. Ares selalu menemukan alasan untuk ada di dekat Clara.

Saat Clara kesulitan menggantung dekorasi, Ares berdiri di belakangnya sambil memegang tangga supaya tidak goyah.

Saat Clara lupa membawa gunting, Ares muncul entah dari mana, seperti selalu tahu apa yang dibutuhkan Clara.

Kadang Clara merasa sedikit… dihargai.

“Capek?” tanya Ares suatu sore saat mereka beristirahat di kursi dekat panggung.

Clara mengangguk. “Lumayan. Tapi seru.”

Ares tersenyum. “Aku suka lihat kamu semangat gini.”

Clara merasakan pipinya memanas. Ia berpaling, pura-pura sibuk merapikan selotip.

Ia tidak mau mengakui bahwa hatinya berdegup lebih cepat.

Di satu sisi, ia takut rasa itu tumbuh.

Di sisi lain… ia ingin tahu bagaimana rasanya dicintai tanpa ragu.

Story yang Sengaja Dibuat

Suatu malam, Clara merasa tiba-tiba gelisah. Chat dengan Reymon tetap sunyi. Sudah berminggu-minggu Reymon hanya mengirim pesan singkat, sopan, dan terasa jauh. Tidak ada tanda-tanda dia marah, tidak ada tanda dia berusaha kembali.

Padahal… Clara masih menunggu ia bereaksi.

“Rey… kamu beneran gak apa-apa?” bisiknya pada dirinya sendiri.

Keinginan impulsif muncul—keinginan buruk yang bahkan ia tahu tidak seharusnya ia lakukan. Tapi ia tetap melakukannya.

Ia membuka galeri ponsel. Ada foto dirinya dan Ares saat latihan festival—Ares memegang cat, tangan mereka nyaris bersentuhan, wajah mereka tersenyum ke arah kamera.

Clara mengeditnya sedikit, menambahkan filter lembut.

Dan ia unggah ke story.

Caption:

“Terima kasih buat hari ini.”

Dengan emoji hati kecil.

Ia menunggu.

Sepuluh menit.

Lima belas menit.

Tiga puluh menit.

Akhirnya muncul:

Reymon telah melihat story-mu.

Clara menahan napas.

Menunggu balasan.

Menunggu pesan.

Menunggu… apapun.

Tapi tidak ada.

Hanya tanda “dilihat”.

Tidak ada reaksi.

Tidak ada kemarahan.

Tidak ada kecemburuan.

Kosong.

Clara meletakkan ponselnya dengan tangan gemetar.

“Kenapa… kamu gak marah, Rey?” bisiknya, suaranya pecah.

Ia berharap Reymon mencemburuinya. Datang. Mengguncang hatinya. Memintanya kembali.

Tapi Reymon tetap diam, seperti telah melepaskan segalanya.

Dan untuk pertama kalinya sejak cerita ini dimulai… Clara merasa seperti orang yang benar-benar kehilangan.

Ares Melihat Luka yang Tak Pernah Sembuh

Ares menyadari sesuatu berubah pada Clara esok paginya. Senyumnya tampak rapuh, langkahnya pelan, dan mata Clara sembap meski ia berusaha menyembunyikannya.

Saat mereka sedang menata kursi, Ares mendekat dan bertanya pelan, “Kamu gak apa-apa?”

Clara tersentak kecil. “Hah? Iya. Aku cuma kurang tidur.”

Ares menatapnya lama, dalam.

Clara tahu Ares bisa membaca wajahnya lebih baik dari siapa pun saat ini.

“Kamu udah lihat story aku?” Clara bertanya tiba-tiba, seakan butuh tahu pendapatnya.

Ares mengangguk. “Udah. Kenapa?”

Clara membuka bibir, ingin berkata jujur, tapi ia menutupnya lagi. Ia takut menyakiti Ares. Ia takut jujur akan membuat segalanya berantakan.

Ares tersenyum lembut. “Kalau kamu posting itu buat aku… aku seneng. Tapi kalau kamu posting itu buat seseorang yang lain lihat…” Ia berhenti sebentar, lalu melanjutkan, “Aku juga ngerti.”

Clara tertegun.

Ares melanjutkan dengan suara pelan tapi tegas, “Aku gak akan maksa kamu lupa siapa pun. Aku cuma mau ada buat kamu sekarang.”

Clara merasakan sesuatu menetes di pipinya.

Ares mendekat, menghapus air mata Clara dengan ibu jarinya. “Aku cuma minta satu hal… jangan sakitin diri kamu sendiri, Clara.”

Kalimat itu seperti memeluk pikirannya yang berantakan.

Clara menunduk, menahan tangis. “Maaf…”

Ares menggeleng. “Kamu gak salah.”

Ares memeluknya—pelukan hangat, tidak menekan, seperti seseorang yang rela menjadi bahu tanpa syarat.

Dalam pelukan itu, Clara sadar:

Ares adalah kebaikan yang tulus.

Kebaikan yang tidak ia temukan lagi pada Reymon.

Setidaknya… bukan dalam versi Reymon yang sekarang.

Dan untuk pertama kalinya, rasa hangat yang muncul di dada Clara bukan sekadar pengganti. Bukan sekadar pelarian.

Ia mulai nyaman.

Mulai sedikit melepas.

Perubahan Kecil yang Tak Terasa

Beberapa hari berikutnya berjalan ringan. Ares tidak banyak bertanya lagi tentang hal yang membuat Clara sedih. Ia hanya menemani. Hanya ada. Dan Clara merasa… tidak sendirian.

Mereka makan siang bersama.

Pulang bersama.

Tertawa bersama.

Clara tidak lagi terlalu sering membuka chat Reymon.

Sesekali, iya.

Tapi hatinya tidak terasa seberat sebelumnya.

Dan tanpa ia sadari, ia mulai terbiasa dengan cara Ares memanggil namanya.

“Cla.”

Mulai terbiasa melihat Ares menunggu di depan kelas dengan dua minuman es teh.

Mulai terbiasa mendengar Ares bilang, “Aku antar ya.”

Mulai terbiasa dengan perhatian yang tidak pernah ia dapatkan lagi dari Reymon.

Suatu sore, mereka duduk berdua di tepi lapangan setelah latihan festival selesai.

Angin lembut menyapu rambut Clara, dan Ares memandangnya dengan mata yang… hangat.

“Kamu kelihatan lebih tenang akhir-akhir ini,” kata Ares.

Clara menatapnya. “Mungkin karena kamu…”

Ares mengangkat alis. “Aku kenapa?”

Clara tersenyum pelan, hati-hati.

“…karena kamu bikin aku merasa aman.”

Ares terdiam sesaat, lalu tersenyum lebih lebar dari yang pernah Clara lihat. “Aku seneng kamu bilang gitu.”

Clara memandang langit.

Di sana, dalam dirinya yang paling jujur, ia tahu ia masih memikirkan Reymon. Masih merindukannya. Masih merasa ada bagian besar dari hatinya yang belum selesai.

Tapi ia juga tahu satu hal lain:

Ares… perlahan menjadi rumah yang mulai ia kenali.

Dan Clara tidak menolak perasaan itu lagi.

Bersambung…

Di hari-hari berikutnya, Clara akan belajar sesuatu yang ia tak pernah bayangkan—bahwa cinta tidak selalu datang satu kali dalam hidup.

Kadang ia datang dua kali.

Kadang ia datang terlambat.

Kadang ia datang dari arah yang tak pernah diduga.

Dan Clara… mulai membuka pintunya.

Untuk Ares.

Meskipun bayangan Reymon masih tertinggal di belakangnya.

Namun perjalanan ini baru saja dimulai.

Karena hati Clara belum selesai berperang.

Belum selesai melepaskan.

Belum selesai memilih.

— BERSAMBUNG…

1
mindie
lanjut dong author ceritanya, ga sabar part selanjutnya
mindie
AAAAAA saltinggg bacanya😍😍🤭
Caramellmnisss: terimakasih kak☺️
total 1 replies
mindie
layak di rekomendasikan
Charolina Lina
novel ini bagus banget 👍🏻
Caramellmnisss: terimakasih kak😍🙏
total 1 replies
mindie
baguss bngt tidak sabar menenunggu updatetanny author🤩
Caramellmnisss
kami update tiap malam yah kak, jangan ketinggalan setiap eps nya yah☺️
Miu miu
Jangan lupa terus update ya, author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!