NovelToon NovelToon
Gadis Tangguh Dari Desa

Gadis Tangguh Dari Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: mbak lee

tidak mudah bagi seorang gadis desa seperti Gemi, untuk menjadi seorang prajurit perempuan elit di kerajaan, tapi yang paling sulit adalah mempertahankan apa yang telah dia dapatkan dengan cara berdarah-darah, intrik, politik, kekuasaan mewarnai kehidupannya, bagaimana seorang Gemi bertahan dalam mencapai sebuah kemuliaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Draft

Gerakanku mulai teratur, seperti kata guru aku tidak terburu-buru dan bernafsu untuk segera membuatnya kalah, secara ketahanan fisik yang kumiliki cukup stabil, pukulan demi pukulan sudah kami lontarkan tangkisan demi tangkisan juga sudah kami keluarkan , bahuku terasa nyeri mungkin memar, lama-lama kami berdua mulai bernafas dengan berat.

pada satu kesempatan kedua mata kami beradu dan ini kesalahan yang kulakukan , dan kemudian aku merasakan sesuatu yang aneh, terasa dadaku diremas dengan kekuatan yang tidak kasat mata, aku terduduk dengan seketika sambil memegang dadaku yang nyeri, apakah ini yang guru sebutkan bahwa hindari untuk memandangnya, keringat dingin langsung meluncur dari dahiku, ditengah perasan panik aku berusaha berpikir dengan cepat dia semakin mendekat kepadaku dengan pelan dan sakit di dada semakin menjadi, dan juri mulai menghitung mundur 9...8...7

Penonton mulai bersorak, tinggal beberapa langkah lagi kekalahan untuku bisa dipastikan, tapi ketika aku menunduk tidak lagi memandangnya sakitnya sedikit mereda, aku mulai kenal permainan ini fokus untuk tidak menatapnya, tapi dengan tidak melihatnya bagaimana aku tahu dia akan melakukan apan? aku mempertajam indra pendengaranku, aku merasakan gadis itu sedang mengumpulkan tenaga untuk memukulku mungkin dengan sekali pukul aku akan roboh hitungan selesai begitu juga dengan permainan, tapi waktu yang mepet ini aku juga harus menggunakannya aku sudah hampir setahun disini, apakah hanya harus pulang pada kesempatan pertama ?

6...5...4

tangan gadis itu teraayun keatas dengan tenaga dalam, aku juga mengincar bagian lain, jarak diantara kami begitu dekat, cukup bagi gadis itu untuk memukulku dengan tangan kosong, dan cukup pula jaraku untuk menyabet kakinya,

3..

wussss, bukkkk ... gubrakkkk

aku menduluinya, sebelum tangan itu mengenai bagian tubuhku aku langsung merebahkan tubuhku ke tanah, bersamaan dengan itu aku menyabet kakinya dengan kedua tanganku, pukulanya mengambang di udara, dengan fokus besar pada tangan gadis itu sedikit melupakan kakinya, tulang rawan yang kuincar tidak sia-sia, gadis itu seketika terjegal dan terjengkang kebelakang, kugunakan tenaga sisa untuk mendorongnya dengan keras, posisi berbalik seketika, penonton bersorak riuh dan tidak menduga akhir dari pertandingan.

aku masih tidak berani memandang Pratiwi, aku masih berusaha menajamkan pendengaranku dan fokus pada gerakanya, tapi juri sudah pengetuk kentongan tanda pertandingan berakhir, dan aku segera melihat ke arah gadis itu, ternyata Pratiwi sudah jauh terlempar dari garis batas, aku sedikit terkejut tidak menyangka hal seperti itu terjadi.

aku melihat ke arah Guru dan Ki paranaya mereka memberikan jempolnya kepadaku,

aku dan pratiwi saling memberikan hormat kemudian dengan kekalahan pratiwi aku mempunyai tiket untuk maju ke babak selanjutnya.

pada babak selanjutnya adalah memanah dari delapan puluh orang empat puluh sudah tersisih, menyisakan empat puluh lainya, pada dasarnya kemampuan membidik yang kupelajari selama ini aku berada di tingkat medium dan aku sudah berlatih untuk ini setiap hari, demikian juga dengan para gadis yang bersamaku, masing-masing dari kami diberikan kesempatan tiga kali memanah, dan aku tidak mengalami hambatan dalam lomba kali ini, semua sasaranku bernilai tertinggi, dan aku memperoleh nilai lima besar, maka tiket untuk maju semakin terbuka.

dari empat puluh gadis, lima belas orang tersisih, kami tinggal dua puluh lima orang yang maju ke test selanjutnya, tes selanjutnya adalah semacam wawancara, rencananya dari dua puluh lima akan diambil delapan orang dengan nilai tertinggi, dan berita yang beredar bahwa empat orang gadis sudah diisi oleh putri dari titipan pejabat dari kerabat mereka, pada akhirnya dari ratusan orang yang benar-benar berkompetisi hanya tiga orang gadis yang akan diambil secara murni.

"Kau tidak perlu menjilat menyenangkan, bagaimanapun juga kesatuan tetap membutuhkan orang jujur dan mempunyai kemampuan yang tinggi " saran Ki paranaya kepadaku sebelum aku maju untuk wawancara.

Dua orang lelaki setengah tua yang mempunyai wibawa, bersama seorang gadis muda duduk menungguku, aku melangkah dengan gugup tapi pasti,

aku mulai duduk setelah mereka mempersilahkanku

" sebutkan nama, umur dan asal " kata gadis itu tegas dan lantang, aku berusaha membuat jawabanku meyakinkan juga

" saya gemi , dua puluh tahun dari madura " jawabku dengan percaya diri

" Kau lumayan tua juga " kata salah satu lelaki disitu, sebagai gadis sebenarnya tua adalah pantangan aku tidak terlalu suka dia mengataiku

" saya masih cukup muda tuan " sahutku

"Apa keahlian yang kau punya " Tanya salah satu bapak-bapak disitu.

aku belum menjawab pertanyaan ketika, gadis itu memberiku kode untuk menjeda kata kataku karena

seseorang datang, kemudian berbisik kepada salah satu dari mereka, aku berusaha tidak menguping

" pangeran adipura" kata gadis itu penuh keterkejutan, walau lemah aku bisa menangkapnya.

aku masih bernafas dengan tenang, membiarkan mereka berbicara dengan pelan, kemudian mereka bertiga memandangku dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan salah satu penguji manggut-manggut.

" Kau boleh pergi, besok pagi datanglah dan lihatlah pengumuman di depan " kata bapak itu

" saya sudah boleh pergi tuan ?" tanyaku dengan ragu-ragu, aku belum menjawab apapun, pada akhirnya aku keluar dengan sedikit kecewa.

Diluar aku menceritakan pengalamanku selama di dalam kepada Ki Anjar dan guru, kami sama-sama kecewa, bahkan aku belum menceritakan apa kelebihan yang kupunyai sama sekali.

" sudahlah kau bisa mencoba tahun depan, mungkin orang pangeran adipura sudah mengisi kekosongan itu " kata ki Anjar

" aku akan mengirim utusan ke madura begitu mendekati pemilihan lagi " kata Ki Anjar

" kalau semua formasi sudah lengkap dengan orang titipan, kenapa mereka masih mengadakan kompetisi ini, membuang waktu , tenaga dan uang saja " aku menggerutu sepanjang perjalanan, pada akhirnya nenek di madura adalah pemenang sesungguhnya.

pada akhirnya keesokan harinya kami tetap pergi ke alun-alun untuk mendengar pengumuman, walaupun tanpa Ki Anjar yang mendapat tugas pagi ini kami berangkat drngan pesimis, kami para gadis dan pendamping masing-masing menunggu dengan berdebar.

sampai nama para gadis diumumkan

Tantri dari singasari di kesatuan selendang kuning

Sekar dari kotaraja di kesatuan selendang kuning

Gemi dari madura di kesatuan Cakrabaya

aku bersorak tanpa terasa dan memeluk guru saking senangnya kami saling berpelukan , namaku ada di urutan ke tiga dan beberapa gadis lain aku sudah tidak memperhatikan lagi, sungguh aku tadi berangkat dengan malas dan akhirnya aku bisa masuk sungguh ini diluar prediksi.

wajah-wajah kecewa dan wajah senang menjadi satu di alun-alun,

" yang disebut segera berkumpul di sini " terdengar aba-aba, aku maju dengan hati yang lega.

Guru harus kembali ke madura sendirian, aku langsung masuk barak pelatihan tanpa ada jeda waktu untuk kembali ke Madura dulu.

1
ameliaha
bagus
StarryOwO
Cerita yang seru ini tidak bisa berhenti hanya sampai di sini
AngelaG👁💜
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
Alan
Gokil!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!