NovelToon NovelToon
My Nerd Bodyguard

My Nerd Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Enemy to Lovers
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ocean Na Vinli

Kekurangan kasih sayang dari papanya, membuat Jessica Maverick selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan di luar batas, hingga dia juluki sebagai manizer atau pemain pria.

Sampai-sampai pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Jessica kerap kali mengundurkan diri. Mereka tidak sanggup memantau pergerakkan Jessica yang liar dan binal itu.

Tindakan yang dilakukan Jessica bukan tanpa sebab, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari sang papa. Namun, bukannya mendapatkan perhatian, malah berujung mendapatkan pengawalan lebih ketat dari sebelumnya.

Felix namanya, siapa sangka kehadiran pria berkacamata itu membuat hidup Jessica jadi tidak bebas. Jessica pun berencana membuat Felix tidak betah.

Apakah Felix sanggup menjalankan tugasnya sebagai bodyguard Jessica? Lalu apa yang akan terjadi bila tumbuh benih-benih cinta tanpa mereka sadari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Mampu Menatap

Apakah ini mimpi, pikir Felix sejenak. Kendati demikian, bibirnya terasa sangat hangat sekarang dan jantungnya kembali berdebar amat kencang.

Dapat dipastikan apa yang terjadi saat ini bukanlah mimpi. Dalam keadaan setengah sadar Felix berusaha menggerakkan tangan untuk menyudahi moment indah ini.

Namun, belum sempat Felix bergerak. Jessica terlebih dahulu mendorong tubuhnya hingga dia terhuyung-huyung ke belakang sesaat. Dengan raut wajah tampak ling lung Felix mengalihkan pandangan ke depan. Melihat Jessica melempar tersenyum penuh arti padanya sekarang.

"Itu hukumanmu, sekarang pergi dari kamarku!" seru Jessica lalu membuka pintu kamar. Mempersilakan Felix untuk keluar.

Felix yang masih belum sadar sepenuhnya, hanya membalas dengan mengangguk samar dan perlahan mendekati pintu kamar.

"Oh ya, aku hampir saja lupa, berikan surat ini pada Papaku," kata Jessica sambil meletakkan amplop berwarna pink berisikan suratnya pada Felix.

"Ba–ik No-na," kata Felix, mendadak terbata-bata.

Melihat reaksi Felix, Jessica mengulum senyum. Apa yang dia lakukan barusan hanya bentuk rasa penasarannya pada Felix. Jessica masih menyangkal perasaannya sampai saat ini.

"Good, pastikan Papaku membaca surat penting ini ya! Awas saja kalau kau sampai lupa memberikan surat ini padanya!"

Jessica berkata dengan mata sedikit melotot. Dia berharap Felix melakukan tugasnya dengan benar. Sebab surat yang diberikan adalah surat terakhir yang akan ditulis Jessica kepada Aiden.

Besok adalah hari ulang tahun sekaligus peringatan kepergian mendiang Brenda. Di umur menginjak 20 tahun ini, Jessica akan berusaha berubah. Dia tidak mau lagi mengemis perhatian dari papanya! Jessica akan fokus menyelesaikan pendidikannya dan berencana untuk pergi dari Aiden suatu saat nanti.

"Iya Nona, sa–"

Brak!

Jessica tak memberikan kesempatan Felix untuk menanggapi. Wanita berambut panjang itu malah menutup pintu kamar tiba-tiba tepat di depan wajah Felix.

Felix mematung di depan pintu kamar dengan mimik muka tampak terkejut.

"Oh my ...." Setelah semua kesadarannya telah kembali, Felix reflek meraba-raba dadanya sekarang.

"Sadarlah Felix, ingat itu cuma hukuman." Felix sedang berusaha menghibur diri, menganggap apa yang dilakukan Jessica tidak lebih dari rencana Jessica untuk membuatnya mengundurkan diri.

Pada akhirnya Felix segera memutuskan pergi ke perusahaan Aiden sambil membawa surat milik Jessica, yang isinya membuat Felix sedikit penasaran.

Tak lama kemudian, Felix telah tiba di gedung bertingkat di pusat kota Washington DC. Setelah Emmet mengizinkan untuk masuk ke ruangan. Felix perlahan mengetuk pintu sambil berkata,"Saya akan masuk sekarang, Tuan Aiden."

"Hm, masuklah Felix."

Dengan pelan Felix mendorong pintu berganda itu dan mulai menghampiri Aiden yang saat ini duduk di sofa sambil memandang ke arahnya, tanpa menunjukkan ekspresi sama sekali.

"Maaf, saya membuat Tuan lama menunggu," kata Felix sambil berdeham rendah. Sedang menetralisir hawa aneh yang mulai menyelimuti ruangan sekarang. Meskipun Aiden memandangnya tanpa menunjukkan emosi, tapi Felix dapat melihat dari sorot Aiden tersirat kekesalan.

Aiden tak segera menanggapi, justru memandang Felix dari atas sampai ke bawah. Felix jadi merasa gelisah dibuatnya, sebab ini kali pertama Aiden mengamatinya secara terang-terangan.

"Apa semua laporan yang kau berikan padaku semuanya benar?" Aiden seketika membuka suara.

"Benar Tuan."

Sesuai dengan isi kontrak kerja, Felix harus melaporkan apa saja kegiatan Jessica setiap hari dan setiap waktu tanpa terkecuali. Seperti tadi siang ketika Stella dan Mia datang ke kantor, Felix mengirim bukti bila yang memulai pertengkaran di kampus adalah Mia bukan Jessica. Ya walaupun ada beberapa kegiatan yang tidak Felix laporkan, seperti hukuman Jessica tadi.

Felix juga menjadi mata-mata di mansion, memantau pergerakkan Stella, Mia dan Liam. Entah apa yang tengah direncanakan Aiden, Felix hanya melakukan tugasnya.

Aiden mengangkat sedikit alis mata kanan. "Termasuk Stella berusaha menyuapmu kemarin agar tidak menjaga Jessica dengan benar?"

"Benar Tuan, pada malam pertama saya tidur di mansion, Nyonya Stella menemui saya. Nyonya Stella juga mau memberikan saya uang agar saya tidak terlalu dekat dengan Nyonya Jessica." Masih teringat dengan jelas di benak Felix, beberapa hari sebelumnya, pada saat malam pertama berkerja, ketika Felix selesai membersihkan diri di kamar, Stella tiba-tiba mengetuk pintu kamar tiba-tiba dan mengajaknya berbicara di ruang belakang mansion.

Terkuak juga bila Stella selama ini berusaha mengontrol para pengawal Jessica sebelum-belumnya. Semua pengawal lama tidak menjalankan perkerjaan dengan benar. Mereka tidak pernah melaporkan aksi kekerasan yang dilakukan Stella pada Jessica.

Tidak hanya para pengawal, bahkan para asisten rumah sekali pun dan kepala asisten juga. Derick sempat dipukuli Jessica karena ketahuan berusaha mengadu saat Aiden ada di rumah. Namun, Aiden memang tidak peka orangnya. Berakhir lelaki tua itu kembali disiksa Stella.

Mendengar hal itu, Aiden memejamkan mata sambil memijit pangkal hidungnya, menahan rasa pusing yang mulai menjalar di sekujur kepalanya sejak tadi. Rangkaian kejadian janggal mulai berputar bak sebuah kaset di otak Aiden sekarang.

"Tapi Tuan tenang saja, saya tidak akan terbujuk dengan rayuan Nyonya Stella," sambung Felix kembali.

"Hm, aku percaya padamu untuk saat ini laporkan apa yang mencurigakan di rumahku."

Felix membalas dengan mengangguk samar. Dia melihat Aiden sedang melonggarkan sedikit dasinya sambil memejamkan matanya sekali lagi.

"Apa sudah selesai Tuan?" kata Felix berusaha mengakhiri pembicaraan sebab Aiden tampak sangat frustrasi sekarang.

Aiden perlahan membuka mata, tatapannya saat ini terasa sangat dingin. "Belum, apa kau masih ingat isi perjanjian kontrak kerjamu?"

"Tentu saja saya masih ingat, apa saya membuat kesalahan, Tuan?" Meski keheranan, Felix lantas bertanya dengan hati-hati.

"Kalau kau ingat, pasti kau tidak lupa kalau tidak boleh menaruh rasa pada putriku." Aiden menatap mata Felix dengan mata sedikit melotot.

Felix terpaku. Apa yang disampaikan Aiden barusan adalah sebuah pesan tersirat agar dia tahu batasan.

"Jessica harus menikah dengan pria yang asal usulnya jelas dan masa depannya terjamin."

Kata demi kata yang terdengar di telinga membuat dadanya mendadak perih sekarang. Felix sadar diri bila dirinya bukan lah siapa-siapa, dia hanya seorang pria yang sedang mengais rezeki, tidak memiliki uang atau pun kekuasaan. Namun, Felix tak dapat menampik mulai suka pada putri konglomerat ini. Entah sejak kapan bunga-bunga itu bermekaran di hatinya, Felix dibuat gundah gulana.

"Jaga batasanmu Felix, walaupun Jessica menggodamu, ingatlah tugasmu adalah menjaga putriku tanpa menaruh rasa sedikit pun padanya," sambung Aiden lagi.

Felix tanpa sadar menundukkan kepala sambil menahan tangannya agar terkepal. Dia tengah menahan diri agar tak membalas perkataan Aiden, orang di hadapannya ini memiliki kekuasaan dan uang. Hanya dengan menjentikkan jari sekali saja, esok hari dia mungkin tak dapat melihat matahari lagi.

Setelah berkata demikian, hanya kesunyian yang menyelimuti ruangan. Aiden hanya diam saja tanpa mengalihkan pandangan dari Felix sejak tadi. Sementara Felix, masih menundukkan kepala.

"Maaf jika perkataanku melukaimu tapi kau akan paham maksudku nanti jika kau sudah memiliki seorang anak," kata Aiden kembali.

Felix perlahan memandang ke depan."Tidak apa-apa Tuan, apa yang dikatakan Tuan semuanya benar, Tuan tenang saja, saya tidak mungkin seberani itu menyukai Nona Jessica, tenanglah Nona Jessica pun membenci saya Tuan. Hampir setiap hari dia berusaha mencari cara agar saya segera mengundurkan diri," jelas Felix singkat sambil tersenyum getir.

Mendengar hal itu, Aiden tanpa sadar mengulas senyum. Sebuah senyuman yang tak pernah dilihat Jessica. Felix yang melihat untuk pertama kalinya sedikit terkejut.

"Baguslah, jika kau mengerti, pergilah, aku ada pertemuan sebentar lagi." Aiden berusaha mengakhiri pembicaraan.

"Baik, tapi sebelum saya pergi ada surat untuk Tuan." Felix menghampiri Aiden dan memberikan surat milik Jessica.

Dengan kening berkerut kuat Aiden mengambil alih surat dari tangan Felix. "Dari siapa?" tanyanya.

"Tuan akan tahu nanti." Beberapa hari berkerja, Felix mulai paham hubungan Aiden dan Jessica tidak lah baik.

"Jessica?" Sebelum membuka Aiden pun bertanya dengan alis sedikit bertautan.

Felix mengangguk lagi. Setelah itu, Aiden mulai bangkit berdiri dari sofa sambil berjalan mendekati kaca raksasa. Berjarak beberapa meter, Felix menatap punggung Aiden dari kejauhan.

Aiden buka pelan surat itu dan mulai membaca kalimat demi kalimat yang tertera di dalamnya.

'Hallo Tuan Aiden, kau pasti bosan membaca suratku ini kan, tenanglah ini surat terakhirku kok! Tahun depan aku tidak akan mengirimimu surat lagi! Aku cuma mau bilang besok hari ulang tahunku, aku juga tidak akan meminta hadiah lagi darimu! Aku tidak butuh hadiah darimu itu, aku hanya mau melihat wajah Mamaku! Itu saja, kalau kau sempat berikan foto Mamaku padaku, tidak usah temui aku, cukup kirim saja lewat Felix, bye!'

Tertanda Jessica, just Jessica!

Begitu membaca surat itu, langsung menetes air mata Aiden. Dadanya terasa mulai sangat sesak sekarang. Aiden sedang merutuki kebodohannya yang selama ini tenggelam pada kesedihan.

'Putriku tahun ini tidak meminta hadiah lagi ....' Aiden bermonolog di dalam hati. Di tahun-tahun sebelumnya, Jessica selalu meminta hadiah di hari ulang tahunnya, walaupun Aiden tidak pernah mengucapkan selamat ulang tahun pada Jessica.

'Brenda, besok adalah peringatan kematianmu sekaligus pula ulang tahun putri kita, lihat dia mau melihat wajahmu ..., padahal dia hanya perlu bercermin untuk melihat wajahmu ...."

Semakin mengalir deras air mata Aiden. Bayangan-bayangan kebahagiannya dua puluh tahun yang lalu menari-nari di benaknya seketika.

Kala itu, Brenda dan Aiden sangat antusias menantikan kehadiran Jessica. Namun, sebelum kebahagiaan itu hinggap di tengah-tengah keluarga Aiden. Pada suatu hari, tepatnya di hari Jessica akan datang, dokter memberitahu bila kondisi kesehatan Brenda tidak memungkinkan untuk melahirkan. Jadi, dokter bertanya pada Aiden menyelamatkan Brenda atau anaknya.

Aiden yang sangat mencintai Brenda. Tentu saja menjawab menyelamatkan Brenda. Namun, berbanding terbalik saat di ruangan persalinan, Brenda malah meminta dokter menyelamatkan putrinya. Sesuatu yang tak diinginkan pun terjadi, belum sempat Brenda memeluk anaknya, wanita itu menghembuskan napas terakhir.

Aiden marah, kesal dan benci pada Brenda yang lebih memilih Jessica ketimbang dirinya!

Kematian Brenda tentu saja membuat Aiden amat sangat terpukul. Aiden menyalahkan Jessica karena telah membuat istrinya meninggal. Selama ini, Aiden bingung bagaimana caranya bersikap pada Jessica. Bertahun-tahun dia berusaha menghindari Jessica. Dia juga tak mampu menatap Jessica terlalu lama. Jessica begitu mirip dengan Brenda. Bahkan suara Jessica sama persis dengan suara Brenda, kadang tegas, kadang bisa juga lembut. Warna rambutnya saja yang berbeda.

Di satu sisi, Aiden menyayangi Jessica tapi di sisi lain Aiden juga membenci Jessica, karena Jessica adalah penyebab wanita yang sangat dia cintai, pergi untuk selama-lamanya darinya!

'Brenda, mengapa kau pergi meninggalkan aku, aku merindukanmu ...." Semakin basah pipi Aiden, hingga air mata menetes di atas surat yang dipegangnya saat ini.

"Ketahuilah Tuan, Nona Jessica sangat menyayangi Anda," ucap Felix seketika. Sedari tadi dia dapat melihat pundak Aiden bergetar pelan dari belakang

Selama beberapa hari berkerja, Felix jadi tahu bila hubungan Jessica dan Aiden memang kurang baik. Entah apa yang ditulis Jessica, tapi Felix berharap isi surat tersebut tidak melukai perasaan Aiden.

Tak ada jawaban, Aiden justru perlahan melipat surat dan menghapus cepat air matanya.

"Iya, aku tahu, pergilah Aiden, aku puas dengan kinerjamu, tetap pertahankan dan jangan sampai Stella menyakiti Jessica lagi," kata Aiden tanpa berniat memutar badan ke belakang.

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu." 

"Iya."

Dengan pelan Felix membalikkan badan lalu melangkah cepat, mendekati pintu. Namun, baru saja pintu terbuka, dia tak sengaja menabrak seorang pria, hingga pria itu berseru dengan mata melotot.

"Kau tidak punya mata atau apa hah?!"

1
Atalia
oke ditunggu yaa author
Atalia: semangat terus yaa dan selalu sehat author😁
total 2 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
misteri nih si Felix jangan2 anak orang kaya juga
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wah mike yang bakal di jodohkan dengan Jessica
mur:ciyuah
aku penasarannya ama felix...gimana mo focus ya felix..wong kepala atas bawah nyut nyutan...lum tertuntaskan🤭🤭😄😄🤭🤭🤭🤭apa lagi disugui penampilan jesica yg sexi..maki. puyeng tu felixxx..
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
woy stela terserah Jesika mau pake baju apa pun dia yang punya rumah...ingat kamu itu hanya ibu tiri cuma benalu di rumah itu
Zalirang
dinikahin nih🤣🤟
Era Simatupang
hahahaa mampus 🤣🤣🤣🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
nah loh 🤣... kelabakan pasti wkwk
mur:ciyuah
felix dab nggak kuat iman nya ....jes ..mana ada kucing dikasih ikan goreng crispi..nggk mau....yg ada pasti langsung diterkam ..hammmmammmmmm...klakuan si kucing garong...
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
ya ampun sama2 edyan wkwkk ..malu nya 🤣🤣
mur:ciyuah
duh malunya kalian berdua.....deal sama sama malu maluin...mending ajak nikah felix aja jes...
mur:ciyuah
jessica ini emang gila....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
bengek emang Jesika ini wkw
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
romantis si Felix inget ultah nona nya
Lestari Ami'ne Zia
uchhh tmbh seruuu uuppinn thor
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
kasian ya Jessica bukan salah dia dong kalo ibu nya meninggal karena biar dia tetap hidup harusnya si Aiden malah sayang bener bukan cuek ...

siapa pulak itu yang datang
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wkwk hukuman yang menyenangkan bukan wkwk
Lestari Ami'ne Zia
up up upiiinnnn thorr ceritanya mkin bagus AQ syuka
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
kok bapak nya kaya orang bego ya ...diem aja anaknya di aniaya terus sama bini muda nya ..di fitnah hadeh
Ariany Sudjana
Aiden ini bodoh, lebih percaya sama dua nenek lampir daripada putri kandungnya sendiri. kapan sih mata Aiden akan terbuka, kalau dua nenek lampir ini ular berbisa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!