Jika biasanya seorang wanita yang terlibat oleh seorang anak dan juga ayahnya, maka kali ini berbeda.
Smith Rian Andromeda, dia harus terlibat dengan seorang anak laki-laki yang bernama Lev Zoran Rostova dan juga ibunya, Irina Rostova.
"Aku mau Ayah Smith yang jadi ayahku. Kalau tidak, maka aku tidak akan tingal sama Ibu lagi. Aku bakalan pergi dari rumah sampai Ibu tidak bisa menemukanku!"
Lev yang berusia 9 tahun tahun itu agaknya sedang masa-masa memberontak. Dia kesal dan marah karena ibunya tidak pernah menjawab saat dirinya bertanya tentang ayah kandungnya.
Bagaimana Smith menghadapi situasi ini?
Akankah Irina menerima permintaan Lev, atau dia hanya menganggap bahwa itu hanya sebuah gertakan?
Lalu, bagaimana sikap Lev saat ayah kandungnya muncul?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak Mafia 16
"Mel, ada apa ini?Kenapa kalian sepertinya sangat sibuk? Apa mungkin akan ada tamu?"
Lev mengerutkan alisnya saat keluar dari kamar. Dia melihat semua orang nampak sibuk. Sebagai kepala pelayan, Mela lah yang terlihat paling sibuk.
"Oh Tuan Muda. Iya benar, Nyonya Irina memerintahkan untuk menyiapkan makan malam. Ada tamu yang akan di undang untuk makan malam nanti,"jelas Mela.
"Siapa?" tanya Lev penasaran.
"Tuan Smith. Nyonya mengundang Tuan Smith untuk makan malam,"jawab Mela.
Ha?
Lev nampak terkejut, dia bahkan langsung membalikkan tubuhnya dan berlari menuju ke kamar Irina. Saat ini jam menunjukkan pukul 08.00 pagi waktu Bali, biasanya Irina sudah bangun, akan tetapi Lev belum melihat ibunya tersebut.
Blak!
"Bu ... Ibu!!!" pekik Lev. Bocah itu masuk ke kamar sang ibu tanpa mengetuk lebih dulu.
"Lev, sudah Ibu bilang kan untuk mengetuk pintu sebelum masuk,"sahut Irina yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Maaf. Apa Ibu mengundang Ayah Smith untuk makan malam?" tanya Lev dengan sangat tidak sabar.
"Bukan ayah tapi Tuan Smith. Beliau bukan ayah mu, Lev,"ucap Irina membenarkan panggilan dari Lev untuk Smith.
"Tidak, Ayah Smith sudah mengizinkanku memanggilnya begitu. Jadi, apa Ibu mengundang Ayah Smith? Sungguh?" tanya Lev dengan mata yang sangat berbinar. Dia nampak antusias sekali jika mengetahui Smith akan datang untuk makan malam.
"Iya benar, Ibu mengundang Tuan Smith sebagai ucapan terimakasih Ibu kepadanya karena sudah sangat dibuat repot oleh mu,"jawab Irina.
Greb
"Terimakasih, Bu."
Eh?
Irina terkejut ketika Lev memeluknya dengan spontan. Hal tersebut sangat jarang dilakukan oleh Lev. Bahkan Irina pun lupa kapan terakhir mereka berpelukan seperti ini.
"Iya."
Irina mengusap lembut kepala putranya. Putra yang sangat ia cintai namun terkadang dia lupa menunjukkan cinta nya itu karena terlalu sibuknya.
Dan, sudah lama juga Irina tidak melihat Lev sebahagia ini. Ia menjadi berpikir,bahwa mungkin membiarkan Lev untuk tinggal di Bali untuk sementara waktu bukanlah hal yang buruk.
"Bersiaplah, ada sesuatu hal baik yang akan Ibu katakan padamu malam nanti,"ucap Irina.
"Waah, aku sungguh tidak sabar, Ibu. Apa mungkin itu berhubungan dengan setujunya ibu tentang Ayah Smith,"terka Lev.
"Jangan menebak sesuka hati mu, Lev. Sudah sana, bersiaplah untuk nanti malam. Ingat, jangan membuat masalah oke?"
"Oke!"
tap tap tap
Klak
Haaahhh
Irina menghela nafasnya panjang setelah Lev pergi dari kamarnya. Dia sangat tidak menyangka putranya akan seantusias ini untuk bertemu dengan Smith. Pria warga lokal yang bahkan baru ditemuinya beberapa hari lalu.
"Smith Rian Andromeda, apa yang yang membuat Lev sangat tertarik padanya?"
Irina mengambil ponselnya dan mencari profil dari Smith. Dia juga kembali membaca hasil laporan dari Dale.
Smith sungguh pria biasa yang tidak punya catatan khusus. Namun namanya ada di dalam circle mantan mafia legendaris. Meski tidak aktif lagi, Wild Eagle dan Black Tiger cukup membuat Irina merasa curiga bahwa Smith tidak hanya sekedar seorang direktur utama sebuah perusahaan cabang.
"Sepintas aura pria itu memang bisa saja. Tapi entah mengapa aku merasa dia memiliki sisi yang kuat,"gumam Irina.
"Ah sudahlah, kenapa harus memikirkan sesuatu yang seperti itu. Urusanku padanya hanya sekedar berterimakasih saja,"gumamnya lagi.
Secara tidak langsung sebenarnya Irina merasa sudah tertarik dengan Smith. Meskipun dia sendiri tidak menyadarinya.
Selama ini Irina tidak pernah ingin tahu tentang orang lain jika itu tidak ada urusan pekerjaan. Bahkan dia hanya menganggap lalu saja jika itu kliennya.
***
Dibelahan bumi lainnya, dimana udara terasa dingin meskipun matahari bersinar terang. Seorang pria tengah menikmati coklat panas bersama dengan seorang anak kecil yang usianya sekitar 5 tahun dan juga wanita cantik berusia awal 30 tahunan.
Mereka bertiga nampak sangat bahagia. Tertawa dan tersenyum sambil bercerita, seolah mereka adalah keluarga kecil yang paling bahagia.
"Liburan kali ini haruskah kita pergi ke negera tropis dan menikmati matahari yang terik?" ucap si pria. Dia membelai lembut pipi wanitanya dengan sangat lembut.
"Boleh, pasti itu akan sangat menyenangkan. Richi mungkin akan senang bermain pasir,"ucap si wanita dengan senyum cantiknya.
Cup
Si pria mencium bibir wanita itu secara singkat. Mereka seolah mendapatkan ide yang sangat brilian untuk berlibur.
"Lalu, kemana kita akan pergi, Rodion?" tanya si wanita.
"Bali, salah satu pulau pada salah satu negara asia itu sangat banyak dibicarakan. Bagiamana kalau kita pergi kesana saja, Beth?" jawab Rodion
"Baiklah, aku setuju. Aku juga belum pernah kesana. Aku yakin Richi pasti akan sangat senang,benar begitu kan sayang? Kita akan bermain ke pantai dengan cuaca yang hangat,"ucap Beth ke arah anak yang duduk diantara dirinya dan Rodion.
Bocah itu hanya tersenyum. Dia tidak menjawab iya atau tidak. Anak itu sungguh tidak menunjukkan reaksi suka atau tidak.
Bahkan ketika Rodion dan Beth nampak mesra di depannya pun, Richi nampak tak acuh.
Sebenarnya ada sebuah sebab yang membuat bocah 6 tahun itu terlihat seperti itu. Dia tidak pernah tahu siapa dua orang itu sebenarnya. Apakah benar mereka orangtua kandungnya, atau bukan.
Yang jelas dalam kenangan yang bisa diingatnya anak itu, rumahnya yang dulu tidak sama. Dulu Richi tinggal ditempat dengan banyak anak-anak. Lalu pria yang bernama Rodion dan wanita yang bernama Beth datang dan membawanya pergi. Itu lah kenangan yang bisa dia ingat.
Richi adalah anak yang pendiam. Dia tidak banyak bicara.Jika ditanya maka dia akan menjawab iya atau tidak seusai apa yang dirasakan oleh hatinya.
"Aku sebenarnya anak mereka atau bukan?Kenapa di rumah tidak ada foto pernikahan? Kenapa juga tidak ada foto saat aku bayi,"seperti itu lah pertanyaan yang selama ini ada di benak bocah 6 tahun itu.
Tapi Rich tidak ingin terlihat kritis. Dia memilih diam dan mencari aman. Selama Rodion dan Beth memperlakukannya dengan baik, maka itu lebih dari cukup. 3 tahun dia ada di rumah itu, dan semua nampak baik-baik saja.
"Baiklah, mari kita bersiap.Aku akan memesan tiket pesawat, dan kau sayang, segera siapkan keperluan Richi juga."
"Baik, aku akan melakukan itu, Rodion."
Beth bangkit dari dudunya dan melenggang masuk ke kamar Richi. Dari belakang Richi mengikuti Beth dan ikut membantu mengemas keperluannya.
"Anak hebat. Membawamu benar-benar sebuah keberuntungan bagi kami. Teruslah jadi anak yang menurut oke? Ibu benar-benar senang dengan anak yang penurut seperti kamu,"ucap Beth lembut. Meskipun tampak lembut, namun berhasil membuat tubuh Richi bergetar ketakutan.
"Iya Ibu," sahut Richi cepat.
TBC
Klo cuma rekaman, Richi masih aman nyawaya, tapi klo disertai kamera tersembunyi dalam kalung yang Richi pake, nyawa Richi jadi taruhan 🤔
Dimana richi akan menemukan arti keluarga di tengah² LEV & yg lainnya.
Semangat richi...kamu bener2 menemukan JATI DIRI kamu sendiri..Semangat✊️✊️