NovelToon NovelToon
Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Susuk Pemikat (Dendam Asih)

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Hamil di luar nikah / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Asih begitu mencintai Rahmat, sampai sang biduan yang begitu terkenal dengan suara indahnya itu rela menyerahkan mahkotanya kepada pria itu. Sayangnya, di saat ada biduan yang lebih muda dan geolannya lebih aduhay, Rahmat malah berpaling kepada wanita itu.

Saat tahu kalau Asih mengandung pun, Rahmat malah menikahi wanita muda itu. Asih tersingkirkan, wanita itu sampai stres dan kehilangan calon buah hatinya.

"Aku akan membalas perbuatan kamu, Rahmat!"

Bagaimana kehidupan Asih setelah mengambil jalan sesat?

Gas baca, jangan ketinggalan setiap Mak Othor update.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Beberapa saat sebelumnya.

Asih dan juga teman-temannya baru saja selesai manggung, semuanya sudah turun dari panggung dan masuk ke dalam ruangan khusus untuk mereka. Teman-teman Asih memutuskan untuk menghapus make up dan juga mengganti pakaian karena ingin beristirahat.

Berbeda dengan Asih, wanita itu memilih untuk segera pulang karena ingin menghapus make up dan mengganti pakaian di rumah saja. Dedi tentu saja mengizinkan, karena memang uang saweran juga sudah dibagikan.

Asih yang merasa lelah langsung membuka pintu mobilnya, dia hendak masuk ke dalam mobil dan ingin segera pulang karena waktu juga sudah sangat malam.

"Lelahnya, aku ingin segera mandi dan juga istirahat."

Namun, saat dia hendak masuk ke dalam mobilnya, Asih begitu kaget karena ada yang mencekal pergelangan tangannya. Dia langsung menghempaskan tangan itu dengan kasar.

"Siapa ka---"

Asih tidak meneruskan ucapannya, karena ternyata yang mencekal pergelangan tangannya adalah pak Lurah. Pria itu saat ini sedang menatap dirinya dengan tatapan penuh puja, Asih sampai memundurkan langkahnya karena takut.

Namun, sebisa mungkin dia berusaha untuk tenang. Lagi pula pria itu tidak akan bisa berbuat jahat di depan rumahnya sendiri, karena saat ini masih ada pelayan yang lalu-lalang merapikan bekas pesta pernikahan Rahmat.

"Ehm! Maaf, kenapa tadi Bapak mencekal pergelangan tangan saya?" tanya Asih dengan begitu sopan walaupun hatinya begitu kesal dan Ingin menonjok wajah pria itu.

"Cuma mau nawarin, mau diantar pulang atau enggak?"

"Nggak, Pak. Seperti biasanya, saya bawa mobil sendiri."

Pak Lurah tidak langsung menimpali perkataan Asih, pria itu malah memperhatikan gerak-gerik Asih. Tak lama kemudian pria itu kembali berkata.

"Tadi kue yang saya kasih udah dimakan?"

Asih terdiam sesaat mendengar pertanyaan dari pak Lurah, tak lama kemudian dia teringat akan kue yang diberikan oleh pria itu. Karena tak ingin mengecewakan pria itu, Asih menganggukan kepalanya.

"Sudah, Pak Lurah. Kuenya rasanya enak banget, Makasih ya, Pak. Sekarang saya mau pulang, besok kita bertemu lagi di hari terakhir pesta pernikahan Rahmat."

"Oke," ujar Pak Lurah.

Asih langsung masuk ke dalam mobilnya, kemudian wanita itu melajukan mobilnya menuju kediamannya. Pak Lurah merasa heran karena tidak ada reaksi apa pun dari Asih.

Wanita itu nampak biasa saja, tidak ada ketertarikan dari wanita itu terhadap dirinya. Bahkan tidak ada yang namanya imajinasi liar tentang masalah ranjang, pak Lurah jadi merasa kalau pelet yang diajarkan oleh Jefri itu tidak berfungsi.

"Apa pelet itu tidak berfungsi ya karena didapatkan secara gratis?"

Karena begitu penasaran akhirnya dia menelpon Jefri, pria itu berkata kalau pelet itu akan langsung berfungsi. Mungkin Asih sebenarnya sudah terkena pelet itu, tetapi wanita itu berusaha untuk menahan diri.

"Kalau begitu aku akan menemuinya secara langsung, siapa tahu nanti bereaksi di rumah wanita itu. Jadinya bisa langsung menikmati malam ini di rumah Asih," ujar Pak Lurah.

Pak Lurah tersenyum-senyum sambil membayangkan apa yang akan terjadi di antara dirinya dan juga Asih, lalu dia pergi menuju rumah Asih menggunakan mobilnya.

Setelah tiba di depan rumah Asih, dia cukup lama berdiam diri di dalam mobilnya. Hingga tak lama kemudian dia melihat lampu di rumah Asih padam semua, barulah dia turun dari mobil.

Pria itu melompati pagar yang tingginya hanya sebatas pinggangnya, lalu dia mengetuk jendela kamar wanita itu.

"Asih! Ini Bapak, keluar Sih. Bapak mau bicara sebentar sama kamu," ujar Pak Lurah.

Pria itu berkali-kali mengetuk jendela kamar Asih, Asih yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur begitu kaget mendengar suara pak Lurah.

Dia bahkan ketakutan setelah beberapa kali pria itu mengetuk jendela kamarnya dan terus memanggil namanya, Asih tak mau mengambil resiko. Dia memilih tak membuka jendela kamarnya, dia malah memilih tidur di kamar yang lainnya.

"Pria tua itu lama-lama sangat menakutkan, lebih menakutkan dari Rahmat. Walaupun masih tampan, walaupun badannya masih gagah perkasa, tapi tetap saja dia begitu menakutkan. Hihhh!" ujar Asih.

Pak Lurah yang tidak mendapatkan respon dari Asih merasa kesal juga, setelah cukup lama mengetuk jendela kamar wanita itu, akhirnya pak Lurah memutuskan untuk masuk kembali ke dalam mobilnya karena takut ada warga yang memergoki dirinya.

"Sialan! Kenapa wanita itu tidak mau membukakan jendela kamarnya? Bukannya seharusnya malam ini peletnya sudah bekerja?"

Pria itu terdiam sambil memikirkan Asih, karena hari semakin larut akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Dia sangat kesal sekali karena rasanya pelet yang diberikan oleh Jefri itu tidak berguna.

"Sepertinya besok aku harus langsung ke dukun saja," ujar Pak Lurah sambil membuka pintu rumahnya.

Lalu, pria itu melangkahkan kakinya menuju dapur karena merasa haus. Namun, saat dia tiba di dapur pak Lurah merasa begitu kaget sekali. Dia melihat Mirna yang sedang berdiri di depan lemari pendingin dengan hanya memakai gaun tipis di tubuhnya.

Lekuk tubuh wanita itu tercetak jelas, Mirna terlihat hanya memakai segitiga pengaman dan juga kacamata pelindung saja. Pak Lurah sampai menelan ludahnya dengan kasar, karena pemandangan di hadapannya begitu indah.

Walaupun Mirna saat ini sedang membelakangi dirinya, tetapi pak Lurah bisa melihat bokong Mirna yang begitu bulat. Badan wanita itu begitu ramping dan enak dipandang mata.

"Mirna, apa yang kamu lakukan tengah malam begini di dapur?"

Mirna menutup lemari pendingin yang sejak tadi terbuka, kemudian dia menolehkan wajahnya ke arah mertuanya. Saat dia hendak berolahraga panas dengan Rahmat, dia begitu kesal terhadap pria itu karena memanggil Asih.

Mirna bahkan langsung memukuli pria itu dengan membabi buta, setelah itu mereka pun berdebat dengan cukup sengit. Mirna yang tidak tahan dengan ucapan dari Rahmat akhirnya memutuskan untuk pergi ke dapur, dia meminum banyak air putih berharap agar emosinya bisa mereda.

"Anu, Yah. Lagi minum, Ayah habis dari mana? Kok rapi banget? Wangi banget lagi, tampan lagi."

Mirna menatap pria itu dengan tatapan penuh puja, Mirna bahkan tanpa sadar menggigit bibir bawahnya sambil memilin baju tidur yang dia pakai. Sontak saja hal itu membuat baju itu semakin terangkat dan paha mulus Mirna bisa dilihat dengan jelas oleh pak Lurah.

"Abis tempur ama Rahmat ya? Makanya haus," ujar Pak Lurah dengan tatapan matanya yang tidak beralih dari lekuk tubuh Mirna yang begitu indah.

"Boro-boro, Yah. Mirna justru lagi kesel, Rahmat itu belum sepenuhnya melepaskan Mbak Asih dari hidupnya.'' Mirna mengadu kepada ayah mertuanya dengan bibirnya yang manyun 2 senti.

"Masa sih?"

Mirna mengganggukan kepalanya, tatapan matanya terus tertuju dari atas kepala hingga ujung kaki pak Lurah. Dia merasa kalau pria itu terlihat begitu tampan dan menggoda, rasanya Mirna ingin menabrakkan diri pada pria paruh baya itu.

"Mirna, Ayah lagi nanya loh sama kamu. Kenapa malah liatin Ayah kayak gitu?" tanya Pak Lurah karena melihat Mirna yang sedang menatap ke arah bawah tepat pada miliknya.

"Anu, Yah. Kayaknya Mirna mau bobo bareng sama Ayah," jawab Mirna tanpa sadar.

"Hah? Bagaimana? Coba katakan sekali lagi?"

1
Ayu Putri
menyesal pun tiada guna rahmat
Yuli a
pak lurah... pak lurah.... ogeb...
niat hati mau menutupi perbuatannya justru dengan kata-katanya malah menunjukkan kalau pak lurah ada sesuatunya dengan Mirna... ini kayak senjata makan tuan... wkwkwkwkwkwk....
jadi bukannya Rahmat percaya, dia malah makin curiga...
Redmi Note 10 Pro
mampus kamu ayah jahat
isnaini naini
selamat saling mnghncurkan ya...
Ayu Putri
hayoo lah pak lurah sm mirna/Grin//Grin/
Redmi Note 10 Pro
nyesel kan kamu rahmat, rasain😈
Yuliana Tunru
trik myrahan sesama kadal buntung dan rahmat yg bodoh selobang ayah x murna benar2 jalang
Yuli a
dengan bapakmu Rahmat ... berbagi wanita dengan bapak gimana rasanya... wkwkwkwkwkwk...
Yuli a: najong...
Ai Emy Ningrum: iyyyy,tilinjing berduaan 🙈🙈
total 4 replies
stela aza
kenapa bodoh bgt si Rahmat ,,, aturan selidiki kalau perlu buntutin pas si Mirna keluar rumah ,,, jadi laki bodoh g ketulungan 🤦 udh curiga diem Bae udh jelas ada tanda-tanda nya payah bgt 😅
Redmi Note 10 Pro
ok ok ok semangat up nya author Mak🥰🥰🥰😈😈😈
isnaini naini
dsr mrnna nya aj yg bdoh...udh tau abis anu2 sm p.lurah pake ndk nyadar lg...
Redmi Note 10 Pro
hayoloj Mirna🤣
Ayu Putri
haayoo loh,Mirna mau alasan apa lg
Siti Yatmi
lekas sembuh mak...biar mirna semangat sama pa lurah..wk2
Mamake Nayla
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Yulay Yuli
Syafakillah thour, jgn Bikin ketauan dulu pak lurah ama mantu Baru mulai 😂😂😂
Yuli a
semoga cepat sembuh kak... dihilangkan penyakitnya.. dimudahkan urusannya...

banyak-banyakin minum air putih kak...
Redmi Note 10 Pro
oQoq semoga cepet sembuh tor sayang mwuach😍
isnaini naini
cpt smbuh mak...memang cuaca nya gk mnentu kdng hbs pns bnget tau2 trs hjn...
Sari Hastuti
cpt sembuh kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!