Aku bukan gadis Nakal.
aku ga ngerti jalan fikiran orang orang, mereka sesuka hati menjudge orang lain tampa mereka tahu kenyataan ya.
kadang ada ya? di antara mereka ga sadar diri dan selalu merasa lebih baik dari orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
keadaan sudah mulai sepi, keadaan yang risuh kembali menjadi tenang tampa bisik bisik dan cemooh warga.
Allea hanya menunduk tampa berucap satu kata pun, mata nya berkaca kaca, dada nya terasa sesak. allea sama sekali tidak bisa membayangkan apa yang telah terjadi. semua terjadi begitu saja, secara tiba tiba.
Diruangan itu hanya tinggal mereka 2 keluarga, Pak Rt dan penghulu yang menikah kan mereka masih sibuk mengurus surat surat mereka. sebisa mungkin pernikahan akan dicatat secara hukum, atas bantuan pak Rt dan penghulu setempat.
Dua keluarga itu tampak saling diam tak bicara sepata kata pun, mungkin saja merasa canggung fan masih di landa beban pikiran. selagi mereka menunggu Pak Rt datang dengan terpaksa 6 orang itu berdiam diri didalam Ruangan tempat berkumpul tadi.
Alasan Adytama tidak berbicara karena merasa malu dengan tingkah laku anak nya yang menyebabkan anak prama harus berasa di posisi seperti ini. Adytama merasa Sagara benar benar bajingan, yang telah berhasil merusak anak gadis orang.
Sedangkan Prama masih diam, enggan rasanya memulai percakapan. begitu juga dengan istri istri mereka yang juga tampak Asik di dunia nya.
"Allea, ga mau nikah pa.. allea ga ngelakuin apa apa" ucap allea begitu saja di antara keheningan. semua orang di sana tiba tiba menoleh mendengar isak tangis Allea. Namun helaan nafas kasar sebagai jawaban dari Prama, sedangkan Sani merasa kasihan sebagai seorang ibu. tapi perbuatan allea tidak bisa di benarkan
"Allea ga mau. allea ga kenal sama dia.. " ucap allea lagi. saat ini dia benar benar putus asa, seakan akan allea yang jagoan seketika berganti menjadi cewek cengeng yang berharap keinginannya di turuti sang papa
"Diam allea!!" ucap Prama
"Papa kecewa sama kamu! sudah berapa kali kamu nglakuin kesalahan.. hah!! sudah berapa kali allea, papa capek! selalu saja alasan nya bukan kamu, selalu saja bilang kamu tidak salah! harus berapa kali lagi allea!! " tutur prama
"Dengar allea, seluru aset yang papa berikan ke kamu papa sita! jangan pake satu pun fasilitas dari papa termasuk mobil dan motor kamu itu! " ucap Prama dengan nada pelan tapi mampu Allea terdiam
"ekhemm.. tapi pa.. " bela sani,
"tidak usah bela Lea terus ma.. mama liat kelakuan nya semakin tidak bermoral! " ucap prama
Allea hanya diam, tak sanggup lagi berkata kata, seperti nya Papa sudah benar benar kecewa padanya. Sagara tiba tiba menatap perempuan itu kasihan, karena cuma Sagara satu satu nya orang yang tau kejadian ini.
"tapi om! kita emang ga saling kenal! " bela Sagara. sebagai laki laki dirinya merasa punya tanggung jawab terhadap masalah ini
"Diam Sagara! " ucap Adytama memperingat kan anak nya,
"ini emang sudah hukuman untuk kalian yang harus kalian tanggung! Dan ingat kata papa kemarin Sagara" Ancam Adytama
"Dan kamu! Saya harap kamu akan Bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan kepada anak saya! " Ucap prama dingin, sembari menatap kedua mata Sagara.
suasana seakan mencekam, untung saja pak Rt datang membawa surat nikah untuk mereka.
"pernikahan ini sudah terdaftar secara negara ya pak, buk! saya harap anak anak bisa bertanggung jawab terhadap rumah tangga mereka! dan sekarang kalian telah sah menjadi pasangan suami istri secara agama dan negara! " ucap pak Rt kemudian memberikan surat itu kepada mereka.
***
Di balik kejadian yang menghebohkan komplek, ada sepasang manusia yang merasa legah. akhirnya ada orang yang menjadi kambing hitam terhadap kelakuan mereka. entah siapa yang telah mengintip aksi panas semalam, yang pasti nya biasanya selalu aman dan tidak ada orang yang curiga.
"untung saja ya mas! kalau ga ada si Lea itu mungkin kita sudah ketahuan" ucap anak gadis di telepon
"iya dek! kira-kira siapa ya yang lapor. untung kita sempat lari lewat belakang kalau tidak bisa mati kita! mas masih bersyukur kejadian lampu mati itu" ucap laki laki yang memang orang komplek itu juga
"entah lah mas lita juga tidak tau! tapi mas lita ga mau lagi begituan di sana! lita takutt.. " ucap anak bu tina itu,
"itu kan sudah mas bilang, diam diam masuk ke kamar kamu! tapi kamu ga mau dek!! untung saja kita masih selamat" ucap si pria di seberang sana
"ihh.. tapi kan dirumah lagi banyak orang mas, mama sama papa lita kan dirumah, belum lagi tukang kebon semalam nginap di rumah. bisa bahaya kalau ketahuan! " balas lita
" tapi kamu juga ga mau ke kamar mas dek! andai aja kamu mau kita ga perlu repot. bebas mau ngapain"
"tapi lita takut sama bik Titin, takut aja tiba tiba ketahuan, nanti di jadiin pregedel lita sama ibuk nya mas" ucap lita
"ya udah, besok besok mas jemput aja dari kampus ya, kita singgah di oyo sebentar.." ucap Reno pengertian
"iya mas! lita rasa lebih aman begitu, tapi ya gimana kalau Gendis ngajak pulang bareng? " tanya lita sedikit ragu
"yo wes, tinggal cari alasan bae," ucap reno lagi
Reno adalah anak laki laki pertama bu Titin, dari berdua bersaudara. Reno sudah bekerja di salah satu perusahaan swasta. menjabat sebagai karyawan biasa, yang memang baru setahun bekerja. Reno lulusan teknik mesin di Universitas Negeri di Yogyakarta, berpacaran dengan lita sekarang sudah 2 tahun lama nya. tapi masih secara rahasia dan sembunyi sembunyi, agar bisa bebas berbuat apa saja tampa harus ada yang curiga kepada mereka.
apalagi zaman sekarang, gaya pacaran anak muda terbilang tidak bermoral. menggadaikan harga diri atas nama cinta, padahal itu semua hanya untuk kepuasan semata, tampa memikirkan kejadian yang bisa merusak masa depan nya.
sedangkan di kediaman Prama kedatangan tamu yang begitu di kenal dekat. siapa lagi kalau bukan Adytama dan nita, pertemuan mereka bertujuan untuk rencana kedepan nya tentang anak anak mereka.
Sejujur nya sebagai orang tua ingin sekali melihat resepsi pernikahan anak anak nya. apalagi mereka sama sama anak tunggal.
"bagai mana Prama, apa kamu setuju dengan usulan saya. " tanya Adytama
"menurut saya tama, sebaiknya selepas mereka sama sama menyelesaikan studi mereka terlebih dahulu. anggap saja duan tahun kedepan kita jadi kan pembelajaran untuk mereka.. " ucap prama
"itu usulan yang bagus mas! saya setuju" ucap nita menoleh kepada suami nya
"bagai mana pun kita sebagai orang tua tidak bisa lepas terhadap anak anak kita, tapi saran saya biarkan anak anak bertanggung jawab terhadap kesalahan yang mereka perbuat! " usul sani
"itu juga yang telah saya pikirkan, sebenarnya sebelum kejadian ini. saja telah mengambil aset yang pernah saya berikan kepada putra saya. berharap dia berubah tapi malah semakin menjadi tingkah nya.
sebelum nya selaku ayah nya Sagara, saya minta maaf terhadap kamu prama. anak itu sudah saya hukum begitu tapi malah berbuat ulah seperti ini. saya malu terhadap kamu prama. saya akan kembalikan semuanya lagi, karena sekarang dia harus bertanggung jawab istrinya nanti. " ucap Adytama
"tidak usah tama, biarkan mereka bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri! sekarang urusan itu bukan tanggung jawab kita, sebenarnya saya ingin melihat apakah mereka mampu atau kah akan merengek nanti pada kita.
anggap saja ini hukuman untuk mereka? biarkan mereka berpikir bagai mana cara nya mengelola rumah memikir kan biaya listrik dan lain lain. saya ingin liat kemampuan mereka." ucap prama dengan senyum yang tak dapat di artikan
"benar juga kata kamu prama! sebenarnya anak saya punya penghasilan tapi saya tidak yakin dia bisa mengurus semua itu dengan penghasilan yang seperti itu. saya rasa untuk mengurus Rumah yang dia tempati saja membutuh kan biaya puluhan juta, belum lagi memberikan nafkah untuk istrinya.
saya juga ingin liat sampai mana anak itu bertahan, yang saya harap kan mereka menyerah dan kembali membutuhkan kita, dengan begitu kita minta mereka untuk berubah. " ucap Adytama seolah mengerti maksud prama
sebagai ibu Sani dan Nita, merasa tidak tega dan kasihan kepada anaknya. tidak mungkin mereka bisa bertahan. meski suami mereka terdengar kejam tapi sebagai istri mereka tak mampu untuk membantah