Mira adalah seorang gadis yang hidup sendiri di sebuah kota, Ibunya sudah meninggal sedangkan Ayahnya tidak tau di mana, dia mempunyai seorang kekasih yang bernama Aldo, Lisa sahabat Mira menyukai Aldo.
Mira berkerja di sebuah toko perhiasan,bersama temanya Susi, hingga akhirnya bertemu dengan Lian yang sekarang menjadi teman dekatnya.
Saat ini Mira sudah bertemu dengan Ayahnya, tetapi kebahagiaan belum juga dia dapatkan.
Akankah Mira bisa hidup bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Air Mata
"Ayah, aku sudah mencari Mira kemana-mana tapi tidak ada!" ucap Lian.
"Coba kamu cari ke rumah yang dulu kita tempati bersama Ibunya dan bawa Mira kesini!" perintah Ayahnya.
"Baik Ayah, Lian takut terjadi apa-apa dengan Mira!" ucap Lian dengan wajah cemasnya.
''Ini alamat rumah itu, Nak! Ayah berharap Mira ada di sana!" ucap Ayahnya.
"Lebih baik Lian berangkat sekarang!" ucap Lian berdiri dari duduknya.
Lian berkemas-kemas menuju ke kota asal Mira, Ayahnya juga ikut karena ingin pergi ke makam istrinya.
Setelah menempuh perjalanan lima jam mereka akhirnya sampai di kediaman Mira.
Rumah yang dulu mereka tempati terlihat masih kokoh bangunannya, di depan rumah sederhana itu terdapat kolam ikan dan sebuah taman kecil, bunga yang ada di taman itu adalah bunga anggrek putih. Rumput tumbuh memanjang di sekitar taman.
Ayah Mira mulai membuka pintu rumah itu, di dalamnya masih terlihat sama tidak ada yang berubah.
Tidak ada tanda-tanda Mira masuk rumah, karena masih banyak debu yang menempel di perabotan rumah.
Semenjak Mira ke kota Mira tidak pernah lagi mendatangi rumah itu lagi.
Apalagi Ayahnya yang saat itu juga sibuk mengurus Ayah Lian yang sakit dan perusahaan.
"Maafkan aku, Siti! baru pulang ke rumah ini!" ucap Ayah Mira sambil meneteskan air mata di album foto yang dia pegang.
Foto keluarga itu masih utuh menempel di dinding, hanya sedikit terkena debu karena jarang di bersihkan.
"Ayah, kita cari Mira kemana lagi?" tanya Lian penuh semangat untuk mencari Mira.
"Ayo kita ke makam Ibunya Mira!" ajak Ayahnya.
Mereka berangkat menuju makam, tidak terlalu jauh dari kediaman Mira. Setelah sampai di makam betapa terkejut mereka melihat bekas orang mengunjungi makam Ibu Mira dan terlihat juga jejak kaki.
"Ayah, kelihatannya ada orang dari sini! apa Mira yang baru saja datang?" tanya Lian.
"Mira...!" panggil Ayahnya lirih.
"Makam ini bersih yah, mungkin Mira sering datang kesini!" ucap Lian.
Ayah terdiam menatap makam Istrinya, ada rasa bersalah dalam benaknya karena telah tega meninggalkan orang yang dia cintai. Penyesalan yang teramat dalam tumbuh dalam hatinya. "Siti, seandainya waktu bisa di ulang kembali aku tidak akan pernah meninggalkan kalian, aku akan membawa kalian pergi menjauh dari iblis itu!" isi hati Ayah Mira.
🥀🥀🥀
Mira saat ini tidak tau harus pergi kemana, dia memutuskan tidak akan kembali ke kota itu lagi. Mungkin hidup di kampung dia bisa jauh lebih tenang.
Hatinya yang sedang kacau karena hubungan asmaranya dengan Aldo harus kandas. Sulit bagi Mira untuk melupakan Aldo, karena dia adalah cinta pertama Mira.
Bahkan Mira berpikir tidak akan pernah membuka hatinya lagi untuk siapapun, yang dia pikirkan saat ini adalah bagaimana melanjutkan hidup.
Mira berjalan menuju rumah yang dulu pernah dia tempati dengan Ibunya. Perlahan dia membuka pintu dalam hatinya bertanya-tanya "Siapa yang baru datang, kenapa bersih sekali rumah ini?" Mira bergegas ke tempat tetangganya, dia menanyakan siapa yang baru datang ke rumah tetapi tetangganya tidak ada yang mengetahui siapa yang datang, hanya melihat ada dua orang laki-laki yang datang.
"Kamu Mira?" tanya Cici tetangga Mira.
"Iya, aku Mira!" jawab Mira.
"Mira, tadi memang ada yang datang ke rumah kamu!" kata Cici.
"Kamu tau orangnya kaya gimana Ci?" tanya Mira.
"Laki-laki Mir, kayak Bapak sama anaknya gitu!" jelas Cici.
"Laki-laki! siapa ya?" Mira mengingat-ingat siapa yang dia kenal.
"Yang masih muda, tinggi orangnya, kulitnya putih, hidungnya mancung, pokonya suami idaman Cici Mir!" ucap Cici asal-asalan.
"Kalau Bapaknya Ci?" tanya Mira lagi.
"Sudah tua, mungkin seusia Ayahmu!" kata Cici.
"Ya sudah terimakasih ya Ci? aku pulang dulu!" pamit Mira.
Mira kembali ke rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya, karena lelah dia merebahkan tubuhnya ke atas kasur yang ada di kamarnya, Mira pun terlelap dalam tidurnya.
🥀🥀🥀
Ayah Mira dan Lian kembali ke rumah Mira, karena hari sudah petang tidak memungkinkan untuk kembali ke kota yang mereka tinggali.
Saat mereka sampai pintu rumah dalam keadaan terbuka, Mira lupa tidak menutup pintunya.
Mereka pun masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.
"Lian, kamu tidur saja di kamar Mira!" suruh ayahnya.
"Baik yah, Lian bisa kok tidur di mana saja!" ucapnya sambil tersenyum.
"Ayah ke dalam dulu ya?" ucapnya sambil berjalan menuju kamarnya dan istrinya dulu.
Lian menuju ke kamar Mira, saat membuka pintu dia melihat seseorang tertidur meringkuk seperti orang kedinginan, lalu dia dekati betapa terkejutnya Mira yang sedang dia lihat.
"Ayah!" teriak Lian.
"Ada apa, Nak?" tanya Ayahnya sembari berjalan ke kamar Mira.
"Mira.....!" ucap Ayahnya pelan langsung memeluk tubuh anaknya yang sedang tidur, air matanya tak bisa di bendung lagi.
"Mira, maafkan ayah, Nak!" ucapnya lagi.
Mira seperti mimpi bertemu dengan Ayahnya, saat matanya mulai terbuka ternyata yang dia rasakan bukanlah mimpi.
"Ayah..... !" dia pun membalas pelukan sang Ayah, air mata mengalir dengan derasnya, entah apa yang dia rasa saat ini bahagia atau sedih.
Lian yang melihatnya ikut meneteskan air mata, dia pun ikut memeluk Ayahnya dan Mira.
"Sudah, Nak! jangan menangis lagi, kalian anak Ayah, keluarga yang Ayah miliki saat ini!" ucap Ayahnya sembari mengusap air mata Mira dan Lian.
"Ayah kemana saja? kenapa Ayah meninggalkan Mira dan Ibu?" tanya Mira dengan isak tangisnya.
Ayahnya pun bercerita panjang lebar hingga bertemu dengan Lian. Mira pun bisa mengerti bagaimana Ayahnya dulu dalam pilihan yang sulit.
"Lian, Ayah mohon kamu bisa menjaga Mira?" kata Ayahnya sembari menepuk pundak Lian.
"Pasti Ayah, Lian akan bahagiakan Mira!" ucap Lian tanpa ragu.
"Ayah, kenapa Lian yang harus jaga Mira kan ada Ayah?" ucapnya manja.
"Lian harus menjaga kamu Mir, Ayah kan sudah tua!" kata Ayahnya.
"Mira bisa jaga diri yah!" ucap Mira.
"Bisa jaga diri tapi sering menangis!" ledek Lian.
Akhirnya mereka menyudahi percakapan itu, lalu kembali beristirahat.
Matahari bersinar cerah di pagi ini secerah wajah Mira yang tengah berbahagia karena bertemu dengan Ayahnya.
Mira memasak di dapur untuk sarapan pagi mereka, setelah selesai sarapan mereka berbincang-bincang di ruang tamu. Lian mengajak Mira untuk kembali ke kota dan tinggal bersama di rumahnya, Mira juga sudah tidak di perbolehkan oleh Lian untuk kembali berkerja. Untuk saat ini mereka tidak akan memberitahukan keberadaan Mira kepada siapapun. Mira menuruti permintaan Lian, sebenarnya Mira ingin tinggal di rumah ini dengan Ayahnya tapi Lian juga keluarganya.
Terimakasih sudah membaca semoga menghibur 🥰🥰
Terimakasih juga atas dukungannya 🙏🥰🥰💕💕