Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Sita mengurung diri di kamar,sakit perutnya semakin parah.Wajahnya pucat,tubuhnya terasa lemah,jangankan untuk berjalan untuk mengangkat segelas air saja dia tidak sanggup.
Malam ini,seperti yang sudah ditentukan bersama,keluarga Sanjaya datang ke kediaman Sita.Maksud kedatangan mereka adalah untuk menentukan hari pernikahan.Keluarga Sita menyambut kedatangan calon keluarga besan dengan ramah,sambutan terbaik pun mereka lakukan.
" Selamat datang Tuan Sanjaya,mari masuk" sambut Papa Sita.
Keluarga Delon pun masuk ke rumah itu lalu duduk berkumpul di ruang tamu.
" Ma,tolong panggil Sita" titah Papa Sita.
" Tidak perlu repot-repot memanggilnya calon papa mertua,karena dia tidak mungkin sanggup keluar dari kamarnya" ujar Delon dengan santai.
" Maksud kamu apa,Delon?" tanya Papa Sita.
" Tidak apa-apa,tapi jika anda tetap kekeh ingin memanggilnya,silahkan" jawab Delon.
Papa dan Mama Sita pun saling bertukar pandang,begitu juga Papa dan Mama Delon.Yang terlihat santai hanya Delon,Gino dan Orang suruhan Delon yang bertugas jadi mata-mata.
Mama Sita melangkahkan kakinya menuju ke kamar Sita,tidak lama kemudian terdengar teriakan dari arah kamar.
" Papa,tolong Sita Pa" teriak Mama Sita.
Papa Sita pun langsung berlari setelah mendengar teriakan itu,Papa Delon ingin ikut tapi Delon mencegahnya.
" Kita tunggu di sini saja Pa,tidak sopan masuk terlalu jauh di rumah orang" cegah Delon dengan santai.
Terlihat tubuh Sita digendong oleh papanya ke luar dari kamarnya.
" Sita kenapa?" tanya Papa Delon.
Papa Sita tidak menjawab,wajahnya sudah memerah.Merah karena malu atau karena marah,hanya dia yang tau.Papa Delon melihat bagian bawah Sita berlumuran darah.
" Ayo kita pulang Pa" ajak Delon sambil beranjak dari duduknya.
" Bagaimana ini Pa?" tanya Mama Delon.
Papa dan Mama Sita sudah membawa Sita ke rumah sakit.
" Papa juga gak tahu Ma,kita tunggu saja bagaimana kelanjutannya nanti" jawab Papa Delon.
Keluarga Delon pun pulang ke rumahnya.
" Delon" panggil Papa saat Delon hendak masuk ke kamarnya.
" Ada apa lagi Pa? Masih adakah yang harus kita bahas?" tanya Delon.
" Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang kalian rahasiakan dari Papa?" tanya Papa Delon.
" Tidak ada rahasia Pa,Papa tenang saja.Delon sudah nenuruti semua keinginan Papa,Delon sudah menerima perjodohan ini demi kebahagiaan Papa dan Mama"
" Demi kebahagiaanmu Delon" potong Papa Delon.
" Bahagiaku ada pada diriku sendiri juga istri yang aku pilih sendiri Pa.Bahagiaku aku yang rasa bukan Papa dan Mama.Jika benar nantinya aku menikah dengan Sita,itu juga Papa dan Mama yang bahagia,bukan aku" tutur Delon.
Papa Delon terdiam mendengar penuturan Delon.
Delon masuk ke kamarnya lalu mengkunci pintunya agar tidak ada yang bisa masuk sembarangan.
...****************...
" Apa Dok,anak saya pendarahan?" Papa Sita terkejut mendengar pernyataan Dokter tentang Sita.
" Benar Pak,putri bapak baru saja mengalami keguguran sekitar sebulan yang lalu.Saya sudah melarangnya untuk melakukan aktivitas suami istri,tapi sepertinya putri bapak tidak mendengarkan anjuran yang saya berikan.Beberapa hari yang lalu putri bapak datang pada saya dalam keadaan pendarahan juga,tapi tidak separah kali ini" jawab Dokter panjang lebar.
Papa Sita mengeraskan rahangnya setelah pendengar penjelasan dari dokter.Setelah Dokter pergi,Papa Sita pun menghampiri Sita di brankarnya.
" Siapa yang melakukannya Sita? Katakan!" tanya sekaligus perintah dari papa Sita.
Sita terdiam,tidak menjawab dan juga tidak berani memandang wajah Papanya.
" Emangnya Sita kenapa Pa?" tanya Mama Sita.
" Putri kesayanganmu ini baru saja keguguran,lebih tepatnya menggugurkan kandungannya.Sebelum habis masa nifasnya dia sudah melakukan hubungan lagi hingga menyebabkan dia pendarahan seperti sekarang ini" jawab Papa Sita.
Mama Sita menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya,tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
" Tidak mungkin Pa,Sita tidak mungkin melakukan perbuatan yang hina seperti itu" ujar Mama Sita.
" Katakan sama Papa,siapa yang melakukan semua itu padamu Sita.Katakan!" bentak Papa Sita.
" Sita tidak tahu Pa" jawab Sita sambil menangis.
" Apa maksudnya tidak tahu,hah?!"
" Siapa yang sudah membuatmu hamil,Sita?" tanya Mama Sita dengan lembut.
" Sita gak tahu Ma" jawab Sita sambil sesenggukan.
" Apa laki-laki itu adalah Tuan Yohanes seperti yang dikatakan oleh Delon?" tanya Papa Sita dengan geram dan Sita pun menggeleng.
" Lalu siapa" emosi Papa Sita pun memuncak.
" Jangan bilang kalo kamu melakukannya dengan banyak lelaki" hardik Papa Sita.
" Maafkan Sita Pa" sesal Sita.
Plak! Satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Sita.
" Pa!" teriak Mama Sita.
" Dasar anak gak tahu diri,kamu sudah menghancurkan rencana Papa" maki Papa Sita.
" Sita gak cinta sama Delon Pa"
Plak! Lagi-lagi pipi mulus Sita harus merasakan perihnya tamparan tangan papanya.
" Pa sudah,ingat ini rumah sakit" Mama Sita melerai pertengkaran antara anak dan suaminya.
" Bawa dia pulang,agar aku puas menyiksanya dan memberi pelajaran untuknya" titah Papa Sita lalu pergi meninggalkan kamar rawat Sita.
" Sita kenapa kamu lakukan semua ini nak?" tanya Mama Sita.
" Sita capek Ma,Sita lelah menuruti semua kemauan papa.Sita bagai bidak catur yang harus melangkah sesuai keinginan pemainnya.Sita gak cinta sama Delon Ma,Sita cintanya sama pria lain" jawab Delon.
" Sita muak dengan semua ini,Sita lelah harus bermanis-manis di depan Delon dan keluarganya.Sita merasa kalo Papa senang dengan sikap murahan Sita,karena itulah Sita melakukannya" sambung Sita.
" Semua sudah terjadi,kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu di hadapan Papa.Mama tidak bisa membantumu nak" lirih Mama Sita sambil menahan tangisnya.
" Sita akan mempertanggung jawabkan semuanya" kata Sita.
Malam semakin larut,Mama sudah terlelap di sofa.Sita mencabut jarum infus dari tangannya lalu perlahan keluar dari kamar inapnya.Untung saja dia tidak memakai baju pasien,jadi tidak ada yang menaruh curiga padanya.Sita menyetop taksi dan berlalu pergi.
" Apa kamu masih mau menerimaku,setelah apa yang sudah terjadi padaku" gumam Sita.
Taksi melaju dengan kecepatan sedang menembus gelapnya malam.Setelah beberapa jam taksi pun sampai di tempat tujuan.Sita turun dari taksi lalu masuk ke pekarangan rumah yang tidak ditutup pagarnya itu,rumah kecil yang sangat sederhana sekali.Sita yakin pemilik rumah sedang tidak di rumah,dia tahu kebiasaan sang empunya rumah pasti tidak pernah mengkunci pagar.Sita merebahkan tubuh lemahnya di kursi bambu yang lebih menyerupai ranjang tidur berukuran kecil,hanya cukup satu badan saja.Tidak lama dia pun terlelap,hingga suara seorang yang memanggil namanya barulah dia terbangun.
" Robi" ucap Sita lirih.
Pria bernama Robi itupun membawa Sita masuk ke dalam rumahnya.Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi,Robi membawa Sita ke kamarnya lalu menyuruh Sita untuk kembali tidur.Robi menyelimuti tubuh Sita yang sedari tadi sudah menggigil kedinginan.Setelah Sita tertidur barulah Robi keluar dari kamar itu.Robi mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang dengan ponselnya.
" Cari tahu,kenapa Sitaku bisa kemari dan terlihat sangat menderita" perintahnya pada seseorang di seberang sana.
👏👏👏👏👏