Cinta Pertama CEO

5 tahun kemudian

Seminggu sudah semenjak kepulangan Jia dari London, tidak ada aktifitas yang penting hanya menghabiskan waktunya dirumah. sesekali bertemu dengan sahabatnya Alesya.

Alesya yang kini bekerja di perusahaan keluarganya menjadi sangat sibuk, tidak memiliki banyak waktu untuk bersenang-senang.

Jia berencana untuk membuat sebuah butik miliknya, menyalurkan bakat, hobby dan juga supaya mempunyai kegiatan.

" kak Valent.. aku sangat bosan! aku ingin melakukan sesuatu". ucap Jia menghampiri valent yang berada di ruang kerja disibukan dengan laptopnya.

" ini..gunakanlah sesukamu" jawab valent sambil mengulurkan sebuah kartu tanpa mengalihkan pandangannya yang sibuk dengan laptopnya.

" bukan itu kakak..! "

" lantas??!! " valent mengernyitkan dahi, kali ini dia berhenti sejenak dari laptopnya dan fokus melihat adiknya menunggu jawaban.

" mmhh... sepertinya aku ingin bekerja" jawabnya ragu tapi penuh harapan tak lupa memasang muka memelas " please... ".

" Kau tidak usah repot2 bekerja! uang kakak dan papah tidak pernah akan habis meskipun kau memindahkan seluruh isi toko ke rumah ini, seperti yang biasa kau lakukan! kau hanya perlu bersenang2 seperti mamah dan Tiara". jawabnya tegas

" kakak.. aku sangat bosan seperti ini " Jia tak henti merayu.

" tidak..tidak...Kau bisa apa? kau hanya akan mengacau jika bekerja mengurus perusahaan!"

" ayolah kakak..! aku tidak akan bekerja denganmu, aku tidak tertarik dengan semua itu! "

" lalu??? " tanya Valent dengan penuh selidik.

" mm..mm..belikan aku sebuah gedung yang bagus, tidak! yang sangat bagus maksudku! aku ingin sebuah butik menjual karya2ku. oke? ya? ya? ya? please...??? " Jia menyatukan kedua tangannya seraya memohon.

" Oke!! " tanpa basa basi Valent mengiyakan permintaan adiknya. " baiklah asal dia senang, meski aku menolak juga percuma! dia akan mengekoriku kemana pun aku pergi sebelum permintaanya dikabulkan,aku tidak mau pusing! dasar bocah manja!" gumamnya dalam hati.

" benarkah?? hore... terimakasih kakaku yang paling tampan dan baik hati tidak sombong" Jia tak henti mencium pipi valent untuk berterima kasih.

" kau memujiku kalau ada maunya saja! " valent mengacak-ngacak rambut Jia.

****

Siang ini setelah makan siang, Jia berencana pergi ke kantor kakaknya, sudah dua hari belum ada kabar mengenai butik yang ia minta.

Ini pertama kalinya Jia menginjak kakinya ke gedung JM group semenjak lulus SMA, dia ingat dulu sering kesini ketika SMP.

" mah, Jia pergi dulu ya.. " pamit Jia pada mirra yang tengah duduk di ruang keluarga membaca majalah.

" kamu mau kemana sayang? " tanya mirra.

" aku mau ketemu kak Valent mah" jawab jia diiringi kecupan di pipi mirra. "daa mamah.. ".

Jia melangkahkan kakinya menuju mobil kesayangan yang menemaninya semasa sekolah, sampai sekarang ia enggan mengganti mobil kesayangannya itu.tidak butuh waktu lama Mini cooper berwarna merah melaju menuju JM group.

" sudah lama sekali aku tidak pernah kesini, ternyata semakin modern" gumam Jia setelah tiba di loby.

Dengan penuh percaya diri dia melangkahkan kakinya menyusuri jalan menuju Receptionist.

" mbak? saya ingin bertemu dengan Valentino.. dilantai berapa ruangannya? "

" mmhh.. apakah sudah membuat janji? " tanya seorang Receptionist itu.

" belum.. " jawab Jia santai

" maaf nona, jika ingin bertemu pak Valentino harus membuat janji sebelumnya" jelas Receptionist.

"huffttt... " Jia menghela nafas kesal. kemudian dia mengambil ponselnya dan menghubungi Valent. " tidak di angkat juga! menyebalkan! " gerutunya.

" Nona Jia " panggil seseorang, yang ternyata pak Dio asisten Valent. " Ada yang bisa saya bantu nona? ".

" ini pak, nona ini mau bertemu dengan pak Valentino tapi belum membuat janji" jelas receptionist.

" kamu ini tidak tau siapa dia? dia itu.... " jelas pak dio yang terpotong.

" sudah, sudah, tidak apa pak, jangan memarahinya. oke? " Jia tersenyum kepada kedua orang tersebut.

" baik nona, mari saya antar ke ruangan pak Valent " pak dio mempersilahkan Jia untuk melanjutkan berjalan, sebelum pergi pak dio menasehati receptionist " jangan diulangi lagi! untung dia sangat baik".

"baik pak" ucapnya sedikit gemetar. " memangnya siapa dia? dia juga bukan istrinya, tapi dia sangat cantik, hahh? apa dia jangan-jangan.... " belum selesai dengan kalimatnya, segera dia menutup mulutnya.

Di perjalanan menuju lift, semua mata tertuju pada Jia, gimana tidak? Jia terlihat sangat cantik, elegan, fashionable dari ujung rambut sampai ujung kaki dan tak lupa memakai kaca mata hitam menambah pesonanya.

" siapa dia? "

" wahhh... dia sangat cantik sekali"

" siapanya pak Valentino? kenapa dia bersama pak dio? "

Terdengar bisikan para karyawan yang penasaran dengan wanita yang tengah berjalan.

Tiba diruangan Valent, pak gio mempersilahkan Jia masuk dan memintanya menunggu sebentar karena Valent sedang meeting.

20 menit Jia menunggu Valent " apa masih lama? huft.. menyebabkan sekali! " gerutunya.

Karena bosan menunggu,Jia beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan tersebut.

" excuse me, mbak ruang meeting pak Valentino dimana ya? " tanya Jia pada sekertaris, dengan kacamata hitamnya masih menempel.

" mm.. mm.. di lantai 4 nona" jawabnya dengan ragu, " dikasih tau takut salah, gk dikasih tau lebih salah" lirihnya dalam hati.

" oke! Terima kasih" tak lupa memberi senyuman.

Sesampai dilantai 4, Jia mencari2 ruangan meeting, karena tadi dia lupa menanyakan sebelah mana ruangan meeting nya. disaat kebingungan, Jia melihat Office Boy yang sedang bersih2 dan segera menanyakan ruangan yang dia cari.

Tepat di depan pintu ruangan meeting tanpa ragu Jia mengetuk pintu, tanpa menunggu ijin dari dalam ruangan Jia membuka pintu.

"Ooopsss..sorry.." senyumnya melebar melihat sosok yang ia cari.

Seisi ruangan pun menatap Jia dengan penuh tanya.

Valent yang tengah memimpin rapat pun terhenti dengan kehadiran Jia.

Valent menghela nafas " ada apa? bukankah pak dio sudah bilang suruh menunggu diruanganku! " valent sedikit kesal dengan tingkah adiknya.

" aku sudah menunggu 20 menit yang lalu, itu sangat lama dan membosankan! " rengeknya dengan begitu manja. tidak sadar dengan semua orang yang ada di dalam ruangan.

Mereka bertanya2 siapa Jia sebenarnya, kenapa begitu berani dengan Valentino yang terkenal dengan sifat acuh dan dingin. tetapi tidak dengan pak Dio.

" ada apa? " tanya Valent sekali lagi.

Jia mendekat ke arah Valent. " aku ingin menanyakan soal butik ku, kenapa lama sekali? "Jia mengerucut kan bibirnya.

" Jia.. baru dua hari! tunggu lah sebentar, tidak semudah itu! " jelasnya kesal." semua akan di urus oleh pak dio, jadi tunggulah dan semua yang kamu butuhkan katakan pada pak dio" tambah Valent.

" Oke! " Jia memberikan sebuah gambar " ini pak dio, harus dibuat sesuai gambar ya! jangan mengecewakanku". pak dio menerima dan mengiyakan dengan anggukan.

" Terima kasih juga pak Valent dan maaf mengganggu waktumu" senyum sumringah ditunjukan Jia, tidak lupa Jia memberi kecupan pipi pada Valent untuk berterimakasih. Valent tak mengelak dari kecupan adiknya yang sudah jadi kebiasaan Jia , tidak dengan para karyawan yang penuh dengan banyak pertanyaan tentang siapa jia, tetapi memilih diam tidak berani menanyakan soal pribadi bosnya.

Karena sudah mendapat kejelasan dari Valent, Jia meninggalkan JM group dan kembali kerumah.