(Sequel Sebuah Pernikahan Hangat,, Kisah Cinta Leon dan Moza)
Bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan terjadi hanya karena sebuah jebakan???
Up setiap hari minggu, senin, rabu, jumat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKJ"15
Sesil terus memikirkan ucapan laki laki yang menghampirinya, dia sangat heran dan penasaran siapa sebenarnya dia dan apa hubungannya dengan Alexa kenapa dia sangat melindunginya.
Siapa dia dan kenapa bisa tau semuanya, sebenarnya siapa laki laki yang sengaja aku jebak bersama Alexa waktu itu.
Apa dia bukan laki laki biasa tapi siapa bahkan wajahnya aku sendiri tidak mengingatnya.
Sesil berjalan menyusuri lorong kampus hingga tanpa sengaja menabrak Milea yang sedang berjalan.
Bruk..!!
" Kalau jalan pakai mata dong " Ucap Milea
" Apa Lo bilang,, Lo yang pakai mata "
" Lo,,, -
" Sesil " Ucap Nicol yang kembali melihatnya dan berjalan mendekat.
" Kenapa sih kamu selalu ribut, gak capek apa"Lanjutnya membuat Sesil menatapnya kesal.
" Ajari Cewek Lo jalan yang bener dan jangan melamun " Ucap Milea langsung meninggalkan mereka.
Nicol menatap Sesil seakan meminta penjelasan,,
" Aku hanya jalan biasa dan malah menabraknya"
" Sejak bertemu dengan laki laki itu aku lihat kamu terus melamun, sebenarnya siapa dia kamu pasti mengenalnya bukan "
" Aku,, aku tidak mengenalnya, Aku ke kelas dulu "
Nicol terus menatap Sesil, terlihat jelas Sesil menyembunyikan sesuatu darinya.
Sementara Lexa, dia hanya berada di kamarnya, Ternyata Karel tidak mengijinkannya untuk melakukan sesuatu dan memintanya untuk istirahat.
Sebelumnya lexa menghampiri Sarni yang sedang menyiapkan makan siang namun Sarni menolak saat akan di bantu dan beralasan jika Karel sudah melarang.
Bosan banget cuma di kamar, Kenapa juga sih Karel larang aku untuk melakukan sesuatu dan hanya istirahat.
Lexa membuka ponselnya dan tidak sengaja melihat berita yang langsung ramai di perbincangkan di mana terpampang foto dirinya bersama Karel saat keluar Rumah Sakit pagi tadi.
" Astaga ini " gumam Lexa menutup mulutnya tidak percaya.
Bahkan banyak yang mengomentari karena wajahnya yang tidak begitu jelas karena tertutup topi yang di pakainya.
Dengan segera Lexa mencari nomor Karel dan menelponnya.
Arnico Company
Karel masih berada di ruang meeting bersama beberapa Staff perusahaan, mereka masih mengevakuasi kinerja selama beberapa bulan ini karena Karel yang akan memimpin Perusahaan dan Kare.
Tiba tiba ponsel nya berdering, Karel meliriknya dan menautkan kedua alisnya saat menatap Id di layar ponselnya yang ternyata Lexa menelponnya.
" Maaf Saya angkat telpon sebentar " Ucapnya berjalan keluar membuat semua saling tatap.
Hal yang begitu langka seorang Karel Juan laki laki super dingin dan sangat disiplin menerima telepon dari seseorang di saat mereka sedang meeting penting.
" Ya Gadis Kecil ada Apa "
" Aku sudah besar kenapa kamu selalu manggil gadis kecil "
" Besar,, Lihat dari mana hem "
" Ih,, Kamu kapan sih gak goda aku Karel "
Karel menyunggingkan senyumannya mendengar Lexa yang kesal kepadanya.
" Kenapa kamu menelpon Apa tidak sabar menunggu Martabak "
" Bukan itu,, Tapi kamu coba lihat berita kenapa foto kita di Rumah Sakit bisa tercium media "
Karel terdiam, dia memang belum melihatnya namun sudah pasti jika ada wartawan yang melihat mereka di Rumah Sakit.
" Memangnya kenapa jika mereka melihatnya hem, bukannya itu lebih bagus jadi tidak usah kucing kucingan seperti ini "
" Menurut kamu,, tapi tidak dengan ku banyak wanita yang mengagumi mu sudah pasti aku akan di buat mati oleh mereka "
" Jangan pernah bicara sembarangan "
" Maaf, Aku hanya takut jika mereka tau kalau itu aku terutama di kampus "
" Di Kampus,, kamu takut pacar kamu akan tau "
" Nicol maksud kamu,, kami sudah putus dan aku sudah membencinya "
" Lantas?? "
" Aku hanya takut jika aku kembali di gosipkan seperti saat itu "
" Tenanglah,, Saya tidak akan membiarkan semua itu terjadi "
" Baiklah,, Kembalilah bekerja aku maaf telah mengganggu mu,, Oya jangan lupa martabaknya Oke bye "
Karel menggelengkan kepalanya dan kembali menyimpan ponselnya dia pun berjalan masuk dan melanjutkan meetingnya.
*******
Hari semakin petang,,
Lexa masih menunggu Karel yang sudah berjanji akan Membawakan martabak untuknya, dia terus menatap grup Kampus yang terus ramai dengan berita di Rumah Sakit dan untungnya mereka tidak mengenali dirinya.
" *Sudah pasti wanita itu merupakan kekasih Karel Juan, lihat begitu mesranya mereka berjalan"
" Benar saja,, aku sangat iri dengannya bisa sangat dekat dengan Karel Juan "
" Kalian coba lihat,, sepertinya wanita itu sangat familiar, tapi siapa ya*?? "
Begitu banyak komentar yang bermunculan, berita yang langsung menjadi tranding hari ini.
Bruk..!!
Lexa mendongak saat seseorang meletakan sesuatu di meja depannya,,,
Senyuman terukir saat Karel lah yang datang dengan membawa pesannya.
" Yey,, Martabak " Ucapnya membuka dan langsung melahapnya
Karel terus menatapnya,,
" Kamu mau " Lanjut Lexa namun Karel menggeleng.
" Makanlah,, " Ucap Karel akan berjalan namun matanya menatap Lexa yang ternyata duduk di lantai tanpa beralas.
" Jangan lagi ada yang merajuk karena perut yang sakit "
Lexa terdiam dan tersenyum saat sadar jika Karel menyinggungnya,,
" Hehehehe,, iya aku duduk di sofa oke "
Karel menggeleng dan berjalan menuju kamarnya,,
Sementara Lexa masih terus menikmati martabak yang memang menjadi salah satu makanan favoritnya.
Karel keluar kamarnya dan terlihat lampu ruang tamu yang masih menyala padahal sudah jam 10 malam sementara lampu lain sudah mati.
Langkahnya terus menyusuri dan matanya menatap Lexa yang malah sudah tertidur di sofa.
Karel berjalan mendekat dan menatap Lexa yang masih memegang ponsel di tangannya,, dengan perlahan Karel melepaskannya dan menatap sebuah grup kampus yang masih terus membahas foto mereka di sana.
Matanya beralih menatap gadis yang sudah tertidur,, wajahnya begitu menggemaskan namun juga cantik.
Karel berjongkok di hadapannya menatap wajah Lexa yang sudah terlelap dengan rambut yang menutupinya.
Tangan Karel terampil menyeka anak rambut yang menutupi wajahnya,,
Gadis yang sudah beberapa hari bahkan minggu tinggal bersamanya, gadis kecil yang membuatnya kini bisa tersenyum dengan tingkah polosnya.
Tanpa sadar Karel mengusap rambut Panjang Lexa,, rasanya sangat berbeda.
Sejak bertemu dengannya Karel sama sekali tidak bisa tidak peduli dengannya, marah dengannya atau juga membiarkannya dengan keadaan yang dia rasakan,,
Bahkan Karel malah peduli dan melindunginya.
Setelah cukup memandangnya,, Karel membopongnya dan membawanya masuk ke dalam kamar.
Karel menurunkannya dan menyelimuti tubuhnya, namun di saat dia akan keluar tiba tiba Lexa langsung menahan tangannya,,
ibu, jangan tinggalin Lexa..
Lexa mau bersama ibu,, Lexa sayang Ibu,,
Karel menatapnya rasanya perih melihat dan mendengarnya..
" Sstt,, Saya tidak akan meninggalkan mu,, tidurlah " Ucap Karel mengusap pucuk rambut Lexa.
Lexa langsung menarik tangan Karel dan memeluknya, rasanya begitu nyaman membuatnya kembali terlelap.
Sementara Karel, dia sangat kaget dengan tingkah Lexa, dia berusaha untuk melepaskannya namun Lexa sangat erat memeluknya dan di saat akan mencoba melepaskannya kembali rasanya tidak tega melihat Lexa yang sangat pulas.
Karel pun membiarkannya dan terus berada di sana.
Matanya yang mulai mengantuk pun membuatnya ikut terlelap.