[TERBIT NOVEL]
Demi sebuah kontrak kerjasama mereka harus mendapatkan tanda tangan pria tua menyebalkan. Selain menyebalkan pria tua itupun berpikiran kotor, ia memasukkan obat pada minuman Alicia, melihat ada yang janggal Richard berusaha menemukan celah keluar agar mereka berdua bisa segera terlepas dari perangkap pria tua itu.
Namun tak disangka, malam itu pun menjadi cinta satu malam yang susah dilupakan oleh Richard, malam terindah yang pernah ia dapati bersama perempuan yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya.
Disetiap pertemuannya dengan Alicia pun membuat Richard selalu menginginkannya lagi dan lagi. "Kau milikku, dan kau tidak akan pernah bisa lepas dariku!"
CEO Series #1
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah paham?
Dengan jantung yang sedikit berdebar Alicia mulai memberanikan diri, ia mengetuk pintu dengan sedikit keras seperti biasanya.
"Masuk." Ucap suara dari dalam. Alicia membuka pintu ruangan itu dengan pelan. Aroma cinnamon langsung menyambut nya masuk, aroma parfum ini bisa memberi efek positif untuk suasana hati, bahkan wewangian beraroma kayu manis yang bold ini akan memberikan kesan segar dan hangat. Di sisi lain, parfum dengan aroma cinnamon juga sangat lembut, unik dan maskulin.
"Ini jadwal kegiatan anda hari ini Sir."
"Letakkan saja disitu." Richard sama sekali tak memandangnya, pria itu fokus pada laptopnya.
"Baik sir. Aku hanya akan mengingatkan, akan ada wawancara siang ini." Perkataan Alicia sukses membuat Richard mengangkat kepalanya, alisnya bertaut.
"Siapa yang menyetujui wawancara itu?"
"An,,da sendiri sir." Jawab Alicia terbata.
"Bahkan anda yang mengkonfirmasi langsung di email." Alicia melihat raut wajah Richard yang sedikit keberatan.
"Jika anda tidak suka, aku akan membatalkannya." Usul Alicia cepat.
"Tidak usah. Kembali lah keruangan mu, selesaikan tugas yang kemarin aku minta." Alicia menganggukan dan mengedarkan pandangannya, ia mencari catatannya, padahal kemarin ia sudah hampir selesai menyelesaikan laporan itu di laptop Richard, namun sepertinya ia harus mengerjakan nya dari awal lagi di laptop miliknya.
"Disana. Aku sudah menyalin data kemarin ke flashdisk." Senyum Alicia sedikit mengembang, ini sangat mempermudah pekerjaan nya.
"Terimakasih sir."
"Ya. Aku butuh laporan itu dengan cepat." Alicia mengangguk dan mengambil buku yang diatasnya sudah terdapat flashdisk.
-
Didalam ruangan, Alicia dengan fokus menyelesaikan laporannya, tak terasa sudah 2 jam Alicia berkutat dengan laptopnya. Suara telfon genggam membuyarkan konsentrasi Alicia.
"Apa sudah selesai?"
"Sudah sir, aku akan mencetaknya dulu."
"Kalau sudah selesai langsung saja masuk kedalam ruangan ku." Tut. Panggilan itu langsung terputus begitu saja tanpa menunggu Alicia menjawab, sepertinya pria itu benar-benar marah.
-
"Masuk" ucap Richard saat mendengar pintunya diketuk, padahal ia sudah ngatakan dengan jelas kepada Alicia untuk langsung masuk saja.
"Hai boss." Richard mendengus saat sepupu tengilnya itu masuk.
"Ada apa?" Sahut Richard dingin, ia fokus pada grafik penjualan yang ada di kantor cabangnya, diberbagai kota, dinegara ini.
"Aku... aaaaa." Tiba-tiba Felly menjerit kegirangan sambil melompat, membuat Richard langsung menatapnya aneh.
"Apa kau sudah gila dengan pekerjaan mu? Jadi pengangguran saja sana!"
"Ish." Herdik Felly yang langsung diam seketika, ia berjalan dan menopang sikutnya dimeja Richard.
"Aku dilamar Nick." Ucapnya bangga dan penuh penekanan.
"Apa!" Seru Richard. Dirinya saja belum memikirkan kearah sana, bagaimana bisa sepupunya yang tengil ini bisa mendahuluinya.
"Sudah jangan terkejut seperti itu. Sini aku peluk agar kau tertular cepat mendapatkan pasangan." Felly memeluk Richard yang sedang duduk dengan tiba-tiba membuat Richard hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Kau harus datang dengan seorang wanita cantik ya." Kini dengan tidak sopannya Felly mengacak-acak rambut Richard.
"Hei!" Pekik Richard, rambutnya adalah bagian paling mempesona setelah wajah dan badannya.
Ceklek.
Pintu ruangan terbuka, membuat kedua orang itu terdiam diposisi yang sama melihat kearah Alicia
"Maaf." Ucap Alicia buru-buru, ia bingung harus keluar dan menutup pintu kembali atau harus memberikan laporan dulu baru keluar dari ruangan Richard. Melihat pemandangan didepannya ini sedikit membuat Alicia sesak. Kemarin Richard seperti mengejarnya, dan sekarang sudah kembali bermesraan dengan kekasihnya.
"Hai Alicia." Sapa Felly ramah.
"Masuklah." Ucap Richard. Terlihat Richard mendorong wajah Felly agar menjauh darinya.
"Menjauhlan dan pergi sejauh mungkin dari ku." Herdik Richard.
Felly melepaskan pelukannya pada Richard, ia menyentuh hidungnya yang terasa begitu ditekan oleh sodara dinginnya itu.
"Benar-benar manusia tidak punya hati." Gumam Felly pelan.
"Hus." Usir Richard mengibaskan tangannya. Felly sambil menghentakkan kakinya berjalan keluar dari ruangan Richard.
"Alicia, hati-hati, harimau sedang bangun." Ucap Felly saat melewati Alicia, membuat Alicia hanya menatapnya bingung dengan ucapan wanita itu.