Bermaksud menyampaikan amanah justru berujung menjadi malapetaka
Amoera dituduh sebagai pembunuh ayah marvin.
Ia disiksa atas kesalahan yang sama sekali tidak pernah ia lakukan hingga membuat Amoera kerap berulang kali mengakhiri hidupnya
bahkan Marvin merenggut paksa mahkota wanita malang itu.
Hingga akhirnya kebenaran pun terungkap, lantas bagaimanakah kisah Amoera selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak percaya ~ Amoera
Amoera sedang tidur , waktu menunjukan pukul 00.45 am , dirinya tiba tiba terbangun dengan keringat yang membasahi tubuhnya sepertinya amoera sedang mimpi buruk
Tenggorokannya terasa kering ia merasa kehausan namun di kamarnya tidak ada sedikitpun air , amoera mencoba keluar dari kamarnya untuk pergi ke dapur mengambil air , ia menuang air kedalam gelas dan
Saat ia meneguk air tiba tiba ada marvin , ia mendorong amoera dari belakang hingga gelas yang amoera pegang pecah , ia pun tersungkur tangannya mengenai serpihan gelas tersebut
" Arghhh " teriak amoera kesakitan , telapak tangannya berdarah seketika. Marvin berjongkok mendekati amoera , ia memegang keras dagu amoera
" kau sudah terlalu lancang sekarang ! Kau disini bukan untuk bersenang senang nona " teriak marvin dengan penuh amarah , ia menarik kedua tangan amoera kebelakang punggungnya hingga amoera merasa kesakitan
" tuan lepaskan .. Tangan saya sakit " ucap amoera lirih , ia pun menangis
" menangis dan memohonlah kepadaku " bisik marvin lirih ia semakin keras mencengkram kedua tangan amoera
Marvin menarik tangan amoera dan menyeretnya ke belakang rumah , ia menceburkan amoera kedalam kolam renang dengan keras ia mendekati amoera dan menarik rambutnya
" jangan pernah keluar dari kolam renang ini , sebelum aku menyuruhmu " teriak marvin ia pun memasukan kepala amoera kedalam air hingga ia kesulitan bernafas marvin menariknya kembali dan melakukannya berulang kali
" tuan ku mohon lepaskan saya " pinta amoera dengan lirih , amoera hanya bisa menangis
Marvin pun beranjak, ia duduk di kursi yang ada di dekat kolam tersebut , dirinya mengawasi amoera ya tengah berdiri kedinginan didalam kolam renang sembari meneguk anggur yang sudah disiapkan oleh penjaganya
" ayah tolong amoera " gumam amoera dalam hati. Air matanya menetes berbaur menjadi satu dengan air yang ada di dalam kolam itu , kurang lebih 2 jam amoera berdiri dan menangis dengan kedua tangan mendekap erat tubuhnya , tubuhnya menggigil kedinginan dan terlihat membiru , sementara mata marvin masih tetap mengawasinya dengan wajah yang seakan kurang puas menyiksa amoera ,
Tiba tiba tubuh amoera sempoyongan ia terjatuh dan tenggelam dalam kolam tersebut
" ayah tolong amoera " gumamnya lirih
Paginya amoera terbangun dan sudah berada ditempat tidur , tubuhnya begitu melemah seakan tak bertenaga untuk duduk , wajahnya terlihat pucat dan suhu badannya sangat panas , bi yona pun datang membawa makanan untuk amoera , ia terlihat berat hati menyuruh amoera untuk makan
Amoera terkejut bahwa yang dibawakan oleh bi yona adalah makanan basi yang sudah berhari hari
" amoera maafkan bibi " ucap bi yona bersedih , sepertinya memang marvin yang menyuruh bi yona memberikan makanan basi untuk amoera
Tiba tiba marvin datang , ia menyuruh bi yona pergi . Bi yona pun mengiyakannya
" kau sudah bangun ? " tanya marvin seraya menarik rambut amoera
" cepat makan ini " pinta marvin menyodorkan makanan basi tersebut
" tuan ku mohon jangan seperti ini " saut amoera ia menangis dan menolak perintah marvin ,
mendengar penolakan amoera , marvin langsung memasukan makanan basi tersebut kedalam mulut amoera dengan kasar
Amoera pun langsung memuntahkannya
" beraninya kau " teriak marvin dengan geram lalu tiba tiba seorang penjaga menghampiri marvin Dan amoera
" tuan marvin .. Tuan albert ingin menemuimu " kata penjaga itu
" suruh. Dia kemari " saut marvin
Tak lama setelah itu albert pun masuk , ia terkejut melihat kondisi amoera yang begitu memprihatinkan
" ada apa kau kemari , kalau kau kemari hanya untuk ikut campur urusanku lebih baik pergilah ? " pinta marvin
" marvin kau sahabatku , jadi aku akan mengingatkanmu mana yang benar dan mana yang salah " tutur albert , namun marvin tak menggubris ia berlalu keluar meninggalkan amoera dan albert
Albert pun mendekati amoera
Dengan penuh rasa ibah ia memperhatikan amoera yang sedang menunduk dan menangis
" amoera apa kau baik baik saja ? " tanya albert , amoera pun mengangguk
" tanganmu terluka. kemarikan akan ku obati " pinta albert ia melihat kotak obat di samping tempat tidur , amoera menyodorkan tangannya , albert mengobati luka yang ada di tangan amoera karna terkena serpihan gelas semalam , ia masih menangis dan menundukan wajah cantiknya
" aku yakin kau bukan seorang pembunuh " ucap albert
" tapi saya memang pembunuh " saut amoera , albert pun menaikan dagu amoera dengan lembut
" tatap mataku dan katakan jika memang kau yang membunuh paman louis " ucap albert lirih sembari menatap kedua mata amoera yang sayup karna menyimpan begitu banyak kesedihan.
Namun amoera langsung mengalihkan pandangannya
" tuan ku mohon pergilah dari sini , aku tidak ingin karna diriku kau dan tuan marvin bertengkar , ku mohon pergilah , jangan menambah masalah untukku " pinta amoera mengatupkan kedua tangannya , albert pun mengiyakannya dengan berat hati dirinya meninggalkan amoera , dan matanya tak lepas memandangi amoera
aku baca ulang kmbli karya nona krn kangen dengan nona 😘