Seaaon 1 tentang Jill dan Jeff (couple J).
Season 2 tentang Shanum dan Salman (couple S).
Jill kabur dari rumah untuk menghindari perjodohan, ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan dan justru bertemu cowok tampan, mapan, dan menawan yang ternyata adalah bosnya.
Shanum terpaksa menggantikan kakaknya menikahi Salman, pria cacat yang tiba-tiba menjelma menjadi pria paling kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harus Jawab Apa
“Sebenarnya banyak loh orang yang melamar kerja di posisimu, tapi nggak diterima. Trus kamu kenapa bisa diterima?” tanya Alif.
“Berkat kebaikan hati Veny. Dia yang atur sampe akhirnya aku bisa kerja di sini.”
Alif mengangguk. Pantas saja Jill yang hanya berbekal ijazah SMA dan bahkan sama sekali belum memiliki pengalaman kerja bisa mengisi bagian IC, ternyata ada penyokongnya. Veny adalah sekretaris direktur operasional, bukan hal sulit bagi Veny menyelundupkan satu orang untuk bekerja di perusahaan itu. veny memang gadis yang baik, entah sudah berapa kali gadis itu menolong Jill. Begitu banyak pengorbanan Veny untuknya.
Sepanjang perjalanan, Jill mengenang kebaikan Veny saat gadis itu membawa Jill meninggalkan Jakarta.
Waktu itu, Jill dan Veny baru saja turun dari travel dan menginjak sebuah kota kecil.
“Ada yang menjemputmu?” tanya Veny sembari memperhatikan paras wajah Jill yang bingung.
Jill menggeleng. Ia mengawasi tempat di sekitarnya berdiri. Banyak orang lalu-lalang. Ia berada tepat di depan bangunan pasar rakyat saat itu.
“Aku mau sarapan. Ikut?” Veny menaruh iba melihat Jill seperti orang hilang.
Jill mengangguk dan mengikuti Veny memasuki warung kecil. Mereka duduk di meja dan kursi panjang terbuat dari kayu seadanya. Ada sehelai kain lebar sebagai penutup punggung.
Veny memesan dua mangkuk bubur ayam pada wanita tua yang mengenakan clemek di dada. Seorang gadis dibawah umur tampak sibuk membantu mencuci piring. Jika wanita tua memanggil, gadis itu meninggalkan pekerjaannya dan menyambut mangkuk berisi bubur yang telah disiapkan wanita tua lalu mengantarnya ke meja pemesan.
Jill tertegun melihat situasi itu. Banyak sisi kehidupan baru yang ia temui.
Biarpun tempatnya kecil dan sempit, tapi pengunjungnya padat, keluar masuk silih berganti.
“Sengaja aku berhenti disini. Bubur Mak Lupi rasanya enak banget,” jelas Veny. “Sebenarnya travel bisa aja mengantar kita langsung nyampe ke tempat tujuan. Tapi bubur ini loh, membuatku wajib mampir,” lanjut Veny.
Busyet, Veny sangat antusias sekali dengan bubur itu. Jill jadi penasaran seenak apa rasa bubur tersebut.
“Setelah ini kamu mau kemana?” tanya Jill.
“Seperti yang pernah kubilang, ke lokasi kerja. PT. Bakti Tunggal Grup. Perkebunan sawit.”
Dua mangkuk berisi bubur diatasnya ada suwiran ayam serta dua mangkuk kecil kuah berwarna hitam disajikan pelayan.
Jill memperhatikan cara Veny menyantap bubur. Pertama-tama, Veny menuangkan kuah ke bubur. Lalu menyantapnya dengan lahap.
Jill mengikuti cara yang Veny lakukan, lalu mulai menyendok dan mencicipi. Rasanya sederhana tapi menggoda dan menggoyang lidah. Ada rasa gurih dan pedas.
“Kamu sendiri mau ke daerah mana?” tanya Veny sambil terus menyantap bubur. Pandangannya tak beralih dari bubur yang amat disukainya.
“Mmm…” Jill bingung mau jawab apa. Baru kali itu ia menginjakkan kaki di sana. Bahkan nama kecamatan, dusun atau kampung di sana pun ia tidak tahu.
“Alamatnya dimana?” tanya Veny lagi.
Jill menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bingung tujuh keliling.
“Kamu ke sini buat nemuin saudara, atau siapa?”
Belum sempat Jill memikirkan jawaban dari pertanyaan awal, Veny sudah mengajukan pertanyaan selanjutnya.
“Kok diem?” kali ini Veny menolah.
Aduuuh…mesti jawab apa, nih? Seharusnya Jill jujur sejak awal. Tapi ia sudah terlanjur berbohong pada Veny dengan mengatakan kalau ia memiliki tujuan yang sama dengan Veny.
TBC