Kekejaman dan sifat arogan dari seorang pengusaha muda yang banyak digandrungi para wanita serta pebisnis karena perusahaannya yang mendunia tidak dapat diragukan lagi.
Meski kejam tapi dia memiliki wajah sangat tampan dan banyak uang.
Itulah yang membuat wanita berlomba mendapatkan perhatiaannya.
Namun tidak dengan seorang gadis pemiliki coffe shop seberang kantornya.
Jika para wanita berteriak memanggil namanya dan memujanya, maka gadis itu hanya diam saja dengan cueknya.
Hal itulah yang membuat pengusaha itu penasaran dengan si gadis yang cuek dan dingin itu.
Apakah pengusaha itu mampu mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
El keluar dari mobil membawa tubuh lemah Seina digendongannya. Sambil berjalan ia berteriak memanggil dokter juga suster.
"Dokter, suster cepat obati gadisku" teriak El kuat hingga menarik perhatian orang-orang.
"Tuan jangan berteriak di rumah sakit" marah seorang suster.
"Diam kau cepat selamatkan gadisku atau rumah sakit ini aku ratakan dengan tanah" teriak El dengan nada kejamnya membuat semua ketakutan.
"Sini tuan istrinya" ucap seorang perawat pria panik juga ketakutan melihat kemarahan El.
El membaringkan tubuh lemah Seina diatas brangkar tersebut yang langsung didorong oleh beberapa suster juga dokter yang sudah berlari mendekat.
Brangkar didorong menuju ruang ICU, El yang ingin ikut masuk dihalangi oleh dokter yang akan memeriksa Seina.
"Sebaiknya tuan tetap diluar untuk menunggu" ucap si dokter hati-hati karena tidak ingin membuat orang didepannya marah.
"Apa katamu tunggu di luar? gadisku sedang sekarat dan kau memintaku menunggu" marah El tidak terima.
"Maaf tuan itu sudah prosedurnya jika tidak ada yang boleh mengikuti dokter masuk memeriksa pasien karena ditakutkan mengganggu" ucapnya takut.
"Bos kita tunggu disini aja kalau bos maksa yang ada nona lama ditangani" ucap Jack mencoba menenangkan amarah bosnya.
"Cepat selamatkan dia" ucap El tajam.
Dokter wanita itu langsung masuk memeriksa pasiennya. Jika saja dokter itu bukan wanita sudah dipastikan jika El akan lebih murka lagi karena tidak ingin gadisnya di sentuh pria lain lagi.
Mengingat bagaimana para pria tua tadi menyentuh gadisnya membuat raut wajahnya kembali kelam dan seram.
"Rio belum kembali?" tanyanya.
"Belum bos" jawab Jack.
"Katakan padanya untuk membakar semua mayat tidak berguna itu hingga jadi abu, lalu buang abunya pada tumpukan sampah" ucapnya tajam.
"Baik bos" sahut Jack lalu menjauh untuk menelpon Rio dengan bergidik ngeri melihat keganasan bosnya.
El berjalan mondar-mandir didepan ruang ICU tempat Seina diperiksa. Ia benar-benar takut saat ini dengan kondisi gadisnya yang tidak hanya luka pisik tapi juga fsikis.
El yakin jika gadisnya itu mengalami trauma akibat kejadian yang menimpanya. Sebenarnya El juga penasaran dari mana Raka mengetahui tentang Seina yang ia anggap mainannya.
"Jika bukan karena keadaan Seina lebih penting, aku pasti akan mencincang mayatnya" geramnya.
El terus berjalan mondar-mandir tanpa perduli dengan tatapan memuja, kagum dan heran dari semua orang yang melewati ruangan ICU. Siapa gerangan orang yang membuatnya bisa segelisah itu pikir mereka.
30 menit berlalu tapi dokter belum juga keluar dari dalam sana membuat El sangat geram dan marah. Baru tangannya akan menyentuh gagang pintu untuk membukanya seseorang memanggilnya.
"Bos" teriak Rio juga Jack bersamaan berlari mendekati bosnya yang akan melanggar prosedur rumah sakit.
Takutnya jika bos mereka yang kejam ini masuk maka dokter tidak akan fokus mengurus pasiennya karena intimidasi dari bosnya.
"Bagaimana?" tanya El menatap tajam kedua orang yang baru tiba didepannya.
"Bentar bos sabar, kita atur napas dulu" ucap Jack.
"Capek bos kita lari-lari" ucap Rio ngos-ngosan.
El hanya menatap datar juga tajam keduanya tanpa menjawab apapun.
Pintu terbuka menampakkan seorang dokter yang membuka maskernya.
"Bagaimana keadaannya?" tanya El mengubah mimik wajahnya jadi serius namun datar untuk menutupi kekhawatirannya.
"Istri hanya luka ringan dibagian wajahnya, tapi luka yang paling besar ada pada psikisnya tuan" jeda dokter itu.
"Lanjutkan ucapanmu itu jangan setengah-setengah" marah El tidak sabar.
Jack dan Rio saling pandang mendengar dokter itu menyebutkan Seina sebagai istri bos mereka. Sedangkan El senang-senang saja akan sebutan itu.
"Istri anda mengalami luka batin karena tekanan dari sesuatu juga trauma yang semakin membuat jiwanya terguncang" jelasnya.
"Lalu bagaimana cara menyembuhkannya?"
"Kita harus membawanya pada dokter psikiater untuk membantu pemulihan kembali kondisinya, peran anda sebagai suami juga sangat penting dan berpengaruh besar untuk menyembuhkan jiwanya" terang dokter itu membuat El terdiam.
"Kami akan segera memindahkan pasien keruangan rawat" lanjutnya.
"Tidak perlu kami akan membawanya kerumah sakit lain untuk mengobatinya lebih intens" ucap El.
"Kalau begitu silahkan kebagian administarasi untuk menanyakan proses selanjutnya tuan, saya permisi" ucapnya pergi saat melihat dua pria dibelakang El mempersilahkannya.
"Jack urus semuanya, Rio telpon Anton pastikan dia menyiapkan tempat juga dokter khusus yang paling berpengalaman" El pergi masuk keruangan tempat Seina berada untuk melihat keadaan gadisnya.
Tubuh Seina sangat lemah juga pucat dan itu membuat El sangat sakit dibagian hatinya karena sang gadis yang sangat memprihatinkan.
"Aku akan membawamu ketempat yang lebih baik untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik lagi" bisik El menggenggam tangan Seina yang tidak terdapat infus juga selang darah.
Jack mengabari jika semuanya sudah selesai dan mereka bisa segera pergi. Rio juga mengatakan jika Anton sudah menyiapkan semuanya dan akan menyambut mereka di lobi rumah sakitnya.
Seina dimasukkan kedalam mobil van yang diminta sudah disiapkan Jack bersama El yang tidak ingin melepaskan genggamannya dari tangan Seina. Ia tidak ingin jauh-jauh dari gadisnya ini karena takut jika akan ada orang yang akan menyakitinya lagi.
El sengaja tidak menggunakan ambulans rumah sakit karena takut gadisnya merasa tidak nyaman. Bahkan alat-alat yang terpasang ditubuh Seina juga dibawa El setelah ia beli langsung untuk tetap menjaga Seina tetap bertahan.
Mobil melaju membawa mereka semua kerumah sakit yang lebih dipercayai oleh El untuk mengobati Seina. Jack melaju lebih dulu dari depan lalu anak buah mereka dari belakang.
Sedangkan Rio bersama El didalam mobil van dengan posisi duduknya diasamping sang supir. Dokter yang disewa El untuk ikut terus memantau kondisi Seina agar stabil hingga tempat tujuan mereka.
Dokter muda itu juga sesekali curi pandang pada El yang menatap sendu wanita yang jadi pesiennya itu. Pria yang terkenal kejam dan tidak suka didekati wanita ini nyatanya sedang merasa sedih karena seorang wanita pula.
"Tuan, menurut saya penyakit seperti yang dialami oleh istri anda ini sangat sulit disembuhkan, apa lagi kalau dokternya tidak tepat justru akan membuatnya semakin depresi dan mengakhiri dirinya sendiri" ucap dokter itu memprovokasi.
"Jadi biarkan saya yang merawarnya, saya sangat ahli merawat pasien seperti ini, sudah banyak yang saya sembuhkan loh, bahkan kalau nona ini tidak bisa sembuh anda bisa menceraikannya lalu menikah lagi, saya juga mau dengan tuan" tawarnya dengan tatapan menggodanya.
Tangan yang awalnya berada diatas paha kini sudah terulur ingin menyentuh tangan El yang masih membelai pipi Seina. Ia benar-benar iri dengan pasiennya ini yang bisa memiliki El yang sempurna.
Bukan mendapat balasan menyenangkan atau lirikan tapi malah tamparan keras yang ia terima dari El hingga hidungnya berdarah.
"Anda seorang dokter atau penggoda, kenapa sikap anda sangat bertolak belakang dengan image seorang dokter? anda yang seharusnya memberi motivasi kesehatan atau mengatakam sesuatu yang dapat menenangkan keluarga pasien seperti kami" ucap Rio geram karena tingkah dokter muda itu yang menjijikkan menurutnya.
"Bukan malah menggoda atau mengatakan sesuatu yang dapat membuat orang lain merasa kalau anda hanyalah wanita penggoda berkedok dokter hingga membuat pasien tidak mau berobat ditempat anda bekerja lagi" lanjutnya.
Dokter itu menunduk takut dengan aura El yang terasa menyeramkan baginya bahkan tubuhnya terasa sulit digerakkan apa lagi berbicara.
Jika bukan karena jarak yang lumayan hingga akan memakan waktu 3 jam lamanya diperjalanan. Sudah dipastikan jika El akan membuang dokter wanita itu di tengah jalan tadi atau melemparkannya keluar dari mobil kalau saja Seina tidak seperti ini keadaannya.