Dikhianati dan difitnah oleh selir suaminya, Ratu Corvina Lysandre terlahir kembali dengan tekad akan merubah nasib buruknya.
Kali ini, ia tak akan lagi mengejar cinta sang kaisar, ia menagih dendam dan keadilan.
Dalam istana yang berlapis senyum dan racun, Corvina akan membuat semua orang berlutut… termasuk sang kaisar yang dulu membiarkannya mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arjunasatria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Corvina berjalan mondar-mandir di kamarnya, matanya menatap kosong ke luar jendela, mencoba merangkai kembali kepingan kenangan yang hampir terlupakan. Suara hujan yang turun deras di luar, menciptakan suara ritmis yang menenangkan, tetapi di dalam hatinya ada kegelisahan yang semakin membesar.
Bisa-bisanya aku lengah dan melupakan kejadian penting ini? batinnya, suaranya bergema di dalam pikiran.
Dia berhenti sejenak, menatap cermin besar di depannya. Wajahnya, meski terlihat tegar, menyembunyikan kegundahan yang tidak bisa ia hilangkan. Dalam kehidupan sebelumnya, ia yakin sekali bahwa Meriel lah yang telah menjebaknya, yang telah merusak reputasinya dan menjatuhkan kedudukannya. Tapi kali ini, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Meriel hanya rakyat biasa... Dia tidak punya koneksi dengan dunia luar istana. Jadi, siapa sebenarnya yang menjebakku?
Langkahnya terhenti sejenak, dan sekejap mata, wajah Grand Duke Theon terlintas di benaknya. Tapi ia langsung menepisnya.
Tidak, tidak mungkin dia... Corvina menggelengkan kepala. Di kehidupanku dulu, aku dan Theon bahkan tidak saling mengenal seperti sekarang, jadi mana mungkin dia...?
Namun, benak Corvina tidak bisa berhenti memikirkan Theon. Kenapa sekarang dia menjadi dekat dengannya? Apa yang sebenarnya dia inginkan? Ia tahu pria itu tidak mudah dipercaya, tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuatnya ragu. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan.
Jangan terlalu cepat menghakimi, Corvina, pikirnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Setiap orang di istana ini punya tujuan, dan banyak yang tidak terlihat seperti yang tampaknya. Aku harus berhati-hati.
Ia duduk di tepi ranjang, meremas gaunnya yang terhampar di atas tempat tidur. Dua hari lagi, pesta kemenangan, dan dua hari lagi semuanya bisa berubah. Namun, Corvina masih terjebak dalam keraguan.
Meriel memang yang tampak paling jelas, tapi ada sesuatu yang mengganggu dalam benaknya, sebuah koneksi yang tidak ia pahami.
Tidak, aku harus tetap hati-hati. Mungkin ada pihak lain yang terhubung dengan Meriel.
Teringat lagi kejadian itu, Brione menyerang balik, pasukan tewas, dan ia dituduh berkhianat. Lalu siapa yang ada di belakangnya?
“Siapa yang sebenarnya ada di balik semua ini?” gumam Corvina pada dirinya sendiri, "siapa yang membantu Meriel?" Corvina merasa terperangkap dalam teka-teki yang tak bisa ia pecahkan.
Pikirannya kembali penuh pertanyaan, sementara hujan di luar terus turun, menciptakan gema yang semakin membuatnya merasa terjebak dalam keraguan.
Cesie meletakkan nampan dengan hati-hati di atas meja samping ranjang, dan menatap Corvina dengan penuh perhatian. “Yang Mulia, Anda nampak gelisah,” katanya lembut. “Minumlah teh ini, agar Yang Mulia bisa lebih tenang.”
“Terima kasih, Cesie,” jawab Corvina, sambil mengambil secangkir teh yang disodorkan. Ia meminumnya perlahan, merasakan kehangatan yang menyebar di tubuhnya, sedikit meredakan kegelisahan yang mengguncang pikirannya.
“Apa ada yang mengganggu pikiran Anda, Yang Mulia?” tanya Cesie, suaranya penuh empati.
Corvina meletakkan cangkir teh di atas meja dengan gerakan anggun. Ia menatap pelayan setianya itu sejenak sebelum menjawab. “Ada beberapa hal yang mengganggu pikiranku, Cesie.”
“Bicarakanlah pada saya, Yang Mulia. Siapa tahu setelah bercerita, kegelisahan Anda bisa sedikit berkurang,” kata Cesie, terdengar tulus.
Corvina menghela napas panjang. Suasana hening sejenak, sebelum akhirnya ia berbicara. “Ini tentang selir Meriel, Cesie. Aku merasa dia sedang merencanakan sesuatu untuk pesta kemenangan para kesatria nanti.” Corvina menahan diri untuk tidak berkata lebih banyak, mengingat ia tidak bisa menceritakan semuanya, terutama bahwa ia telah terlahir kembali dan mengetahui apa yang akan terjadi dua hari lagi.
“Merencanakan apa, Yang Mulia?” tanya Cesie, penasaran.
“Kalau aku tahu, mana mungkin aku gelisah seperti ini, Cesie?” jawab Corvina, nada suaranya agak lebih tajam, meskipun ia tahu itu bukan salah Cesie.
Cesie menunduk, seolah merasa sedikit bersalah. “Maafkan saya, Yang Mulia,” katanya dengan suara rendah, “tapi, saya mendengar kabar bahwa selir Meriel sering mengundang Count Felix belakangan ini.”
Corvina tertegun sejenak, matanya melebar sedikit mendengar nama itu. Count Felix? Ia memikirkan sosok itu sejenak, seorang bangsawan yang sering terlihat di sekitar istana, namun tak pernah terlibat dalam masalah besar sebelumnya. Mengapa Meriel mengundangnya? Dan apa yang mereka rencanakan bersama?
“Count Felix?” Corvina mengulang dengan ragu. “Apa yang mereka bicarakan, menurutmu?”
Cesie menggelengkan kepala. “Saya tidak tahu pasti, Yang Mulia. Tapi saya mendengar dari pelayan lainnya bahwa mereka sering bertemu di ruang pribadi selir Meriel.”
Corvina menatap jauh ke depan, mencerna informasi itu. Mengapa Count Felix? Apa yang bisa dia berikan pada Meriel yang bisa membantu rencananya?
Setiap potongan informasi yang masuk ke pikirannya terasa semakin membingungkan. Pesta kemenangan bukan hanya tentang kemenangan para kesatria, tetapi bisa jadi menjadi titik balik yang tak terduga. Corvina tahu, ia harus lebih berhati-hati kali ini.
“Terima kasih, Cesie,” ucap Corvina setelah beberapa saat. “Kamu sudah memberikan informasi yang sangat berharga.”
Cesie tersenyum kecil, merasa lega karena dapat membantu tuannya. “Saya hanya ingin yang terbaik untuk Yang Mulia.”
Corvina memandangnya dengan ekspresi serius. “Kita akan terus mengawasi pergerakan Meriel. Kamu utus seseorang untuk mengawasinya.”
Ia berdiri dan melangkah menuju jendela, matanya menatap hujan yang kini mulai reda. Aku tidak bisa membiarkan Meriel mendapatkan apa yang dia inginkan. Kali ini, aku tidak akan terjebak oleh permainannya.
bertele2