NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maukah kau pergi bersamaku?

Setelah hari yang panjang di kantor, Orion menyetir pulang dengan pikiran yang kacau. Di dashboard mobilnya, jam digital menunjukkan pukul 18.05. Langit mulai gelap, dan lampu-lampu kota menyala satu per satu. Di sela kelelahan, ia tersenyum kecil saat teringat sesuatu. Ya, dia berencana mengunjungi kedai Kiara saat ini. Mobil melaju di jalanan padat kota Jakarta. meliuk mengikuti jalanan berliku dan berhenti saat lampu merah tiba.

Orion langsung mematikan mesin mobilnya seusai ia sampai di depan kedai yang lumayan ramai itu. Kedai itu tak mewah, kira-kira berukuran 6 x 7 meter saja. Namun ia senang bisa melihat kedai kecil itu ramai dikunjungi orang-orang.

"Orion?!" Kiara terlihat kaget melihat Orion tiba-tiba datang dengan wajah sumringah.

"Aku lapar. Bisa kau beri aku menu spesial waktu itu?" Ucap Orion sembari duduk di salah satu kursi kosong terdekatnya.

"Baiklah. Tapi kau harus menunggu. Karena Kenan sakit, kami jadi kekurangan orang."

Orion mengangguk lalu berdiri. Ia segera melepas jas lalu melipat lengan kemejanya.

"Aku akan membantumu." Orion sudah bersiap untuk menerima tugas dari Kiara.

"Tapi kamu baru saja pulang kerja kan? Kamu pasti lelah."

"Kau meremehkanku. Anggap saja ini balas budi karena kau telah merawatku kemarin malam. Ya?" Orion menunduk menyejajarkan pandangannya pada Kiara. Dilihat dari sudut manapun Orion tetap lebih tinggi dadi Kiara. Bahkan tinggi bada Kiara hanya sebatas pundaknya saja.

Kiara menghela nafas, meski ia melarangnya, Orion pasti akan tetap ingin melakukannya.

"Baiklah. Disini ada sepuluh meja. Kau bisa mengantarkan pesanan dari meja satu sampai sepuluh didalam, sedangkan meja sebelas sampai lima belas ada di depan. Kau cukup memberikan pesanan yang jadi ke meja yang tertulis di nampan. Bisa kan?" Jelas Kiara.

Orion mengangguk paham. Ia menyerahkan jasnya pada Kiara sebelum menuju meja plating untuk mengambil pesanan yang sudah tersedia. Kieran yang baru melihat Orion datang menengok Kiara dengan tatapan penuh tanya. Kiara hanya membalas dengan pundak terangkat. Tak mau berlama-lama Kieran melanjutkan pekerjaannya dengan sesekali melihat kearah Orion yang masih belum lancar.

Kedai Kiara semakin ramai. Beberapa konsumen wanita melirik pada Orion. Mereka saling berbisik, dan juga ada yang menatap lama. Bahkan ada yang diam-diam memfoto atau merekamnya. Daya pikat Orion tak main-main. Tubuh yang tinggi jenjang, bahu yang lebar kontras dengan pinggang kecilnya membuat para wanita-wanita disana menjadi salah tingkah. Apalagi ditambah setiap senyuman Orion yang ia pancarkan membuat wanita-wanita kegirangan.

"Bos, kau tidak apa-apa suamimu tebar pesona begitu? Sepertinya para pelanggan wanita itu senang melihat ada karyawan tampan." Kieran menggerutu.

"Kau merasa tersaingi?" Kiara masih sibuk dimeja kasir merapikan uang didalam laci kasir.

"Tentu saja. Seharusnya aku yang jadi primadona disini. Bukan suami bos." Kieran melipat kedua tangannya di dada. Melihat Orion yang masih sibuk membersihkan meja.

"Daripada kau terus ngomel nggak jelas, lebih baik bantu belakang saja. Mumpung sepi." Ucap Kiara penuh penekanan.

"Hehehe... Siap bos" Kieran langung menghambur ke belakang sebelum kena amukan Kiara lebih parah lagi.

Pukul sembilan kurang. Kedai sudah ditutup dari jam setengah sembilan tadi. Orion sudah duduk di salah satu meja bersama Kiara dan Asha. Sedangkan Kieran membawa makanan untuk mereka semua. Bahkan paman koki juga ikut makan bersama anak-anak yang sudah dia anggap keluarga sendiri.

"Selamat makan semuanya." Ucap Kieran langsung memakan menu yang sudah tersaji di meja.

Mereka semua saling tertawa. Dari Kiara, Kieran, Asha, bahkan paman koki terlihat begitu bahagia dengan suasana hangat yang menyelimuti kedai itu. Orion hanya memperhatikan, ia tak pernah makan di meja makan yang memiliki suasana seperti ini. Setiap ia makan di kediaman Hadinata, hanya ada suasana dingin. Ia bahkan tak memiliki memori indah di meja makan. Orion hanya memiliki memori penuh tekanan dan ketakutan. Tatapan dingin Ratna, Leo yang selalu menyalahkannya hingga Aditya harus membuat Orion mengalah. Bahkan beberapa perkataan menyakitkan masih terdengar begitu jelas.

"Aku tidak ingin makan dengan dia."

"Jangan membuat nafsu makanku hilang Orion."

"Dasar pembawa sial!"

Ucapan-ucapan yang membuat Orion trauma. Namun sekarang, orang-orang didepannya tak menunjukkan sedikitpun kebencian.

"Orion?" Suara Kiara membuyarkan lamunan Orion.

"Ya?"

"Kenapa nggak dimakan? Kamu nggak suka ya?"

Orion terkesiap, lalu segera kembali menyendok makanannya.

"Tidak, aku suka. Aku hanya melihat keakraban kalian. Kalian... Terlihat sangat bahagia." Jawab Orion tersenyum.

Mereka yang mendengar jawaban Orion sedikit merasa canggung. Mulai dari Asha, Kieran, dan paman koki tau siapa Orion sebenarnya. Saat datang ke pernikahan Kiara lalu, mereka mendengar serba-serbi omongan yang menyudutkan Orion. Anak haram, pengganti, bayang-bayang. Bahkan kata-kata yang lebih tak manusiawi lagi dilontarkan oleh beberapa tamu saat itu.

"Kau bisa jadi keluarga kami jika kau mau." Ucap paman koki ramah.

"Terima kasih... Maaf... nama anda?"

"Kami memanggilnya paman koki." Kieran menyela sebelum paman koki menjawab.

Malam itu makan malam Orion terasa berbeda. Kehangatan yang dihadirkan oleh mereka membuat dia bisa tertawa.

Sesampainya di rumah, Orion langsung menyandarkan diri di sofa. Wajahnya terlihat begitu lelah. Kiara duduk tak jauh darinya.

"Orion, terima kasih sudah membantu kami tadi. Kerena Kenan sakit, kami sedikit keteter tadi."

"Tidak apa-apa. Anggap saja itu balas budi dariku. Kita kan rekan." Balas Orion membenarkan posisi duduknya.

"Kiara, aku ingin bilang sesuatu padamu." Tiba-tiba wajah Orion berubah menjadi lebih serius dibanding beberapa saat yang tadi.

Kiara mengangguk. Mempersilahkan Orion untuk berbicara.

"Kita belum pernah pergi bulan madu kan?" Tanya Orion sedikit canggung.

Kening Kiara otomatis mengerut saat mendengar pertanyaan dari Orion tersebut. Bulan madu? Apakah dia salah dengar? Tentu saja tidak. Tatapan Kiara yang sedari biasa saja langsung berubah menjadi waspada.

"Begini. Ayah menanyakan hal itu padaku. Dia ingin kita pergi untuk berbulan madu." Jelas Orion berbohong. Ia hanya bisa membuat alasan seperti itu sekarang.

"Kenapa harus bulan madu? Kan kita cuma nikah bohongan." Kiara membantah cepat.

Orion menggaruk kepalanya yang bahkan tidak gatal sama sekali. Ini memang sulit membujuk Kiara agar pergi bersamanya untuk keluar kota.

"Begini, kita bisa berpura-pura bulan madu. Aku akan ditugaskan oleh perusahaan untuk dinas keluar kota. Nah, mumpung ada kesempatan, kenapa kita tidak memanfaatkannya? Maksudku kita bisa berpura-pura bulan madu saat aku kerja diluar kota. Dan sedangkan kamu, kau boleh liburan selama aku disana juga. Bagaimana?" Orion harap-harap cemas jika rencananya akan gagal karena sebuah penolakan.

"Memangnya kita mau kemana?" Tanya Kiara mempertimbangkan.

"Dieng."

Kiara berfikir sejenak. Menimbang-nimbang. Sedetik, lima detik, sepuluh detik, tak sampai satu menit Kiara mengangguk.

"Baiklah. Tapi janji kita nggak bakal ngapa-ngapain? Kau tidak akan menyuruhku ini itu?"

Orion mengangguk.

"Ok. Dieng ya... Naik gunung Prau sepertinya menyenangkan juga." Kiara tersenyum seperti sudah menyiapkan jadwal perjalanannya sendiri.

Orion yang melihat tingkah istrinya hanya tersenyum. Ia lega Kiara mau diajak meski dengan beberapa kebohongan. Setidaknya, Leo tidak bisa mendekati Kiara saat ia pergi menjalankan dinas luar kotanya. Justru saat ia pergi untuk bertugas, tetap ada Kiara disisinya.

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!