NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Lyra! Putriku!" seru Pak Satria seraya merentangkan tangan menyambut putri bungsunya.

"Papa merindukanmu," ucapnya lalu mengecup lembut puncak kepala Lyra.

Bahu Lyra yang semula tegang akhirnya turun, kedua tangannya terangkat melingkari tubuh pria paruh baya yang memeluknya. "Padahal kita baru beberapa hari tidak bertemu, Papa." Pipinya terangkat, memperlihatkan lesung kecil yang telah ada di sana sejak lama.

"Sering-seringlah berkunjung ke rumah untuk menengok Safira. Kakakmu pasti sangat bahagia jika kau datang," ujar Pak Satria mencoba membuka topik percakapan.

"Kurasa justru sebaliknya," pikirnya. Matanya perlahan menyipit, lalu melirik ke arah lain.

"Papa, kami harus pulang sekarang. Kami harus berbelanja untuk makan malam. Sampai jumpa lagi," ucap wanita itu, tangannya melambai pelan lalu menarik suaminya keluar ruangan.

Namun, langkahnya yang terlalu cepat membuat sepatunya miring. Tubuhnya hampir terjerembab ketika sebuah tangan menahan pinggulnya. "Memalukan!" batin Lyra menutup matanya erat-erat.

"Berhati-hatilah lain kali, Sayang," ucap Adrian seraya memperbaiki kacamatanya lalu membantu Lyra berdiri.

"Ki–kita harus pergi," ucap Lyra lalu keluar dari ruangan Pak Satria. Wajahnya merah padam, jantungnya sedari tadi berdentum dengan sangat kencang bagai sebuah drum yang terus dipukul oleh pemiliknya.

"Jantungku bisa meledak kalau terus seperti ini!" batin wanita itu sambil menekan dadanya dengan tangan, seolah berusaha mengatur detak jantungnya.

*

*

*

Di sisi lain kota, Dion baru saja tiba di rumah. Safira menyambutnya dengan senyuman seperti biasa. "Sepertinya sudah waktunya aku fokus pada keluarga kecilku. Lagi pula Lyra sudah menikah dengan orang lain, tidak ada gunanya lagi berharap."

"Safira, aku akan mandi dulu." Dion melepas jasnya dan meraih handuk yang terlipat rapi di dalam lemari.

"Baiklah, aku akan memesan makanan untuk makan malam kita," balas Safira meraih ponselnya yang ada di atas ranjang.

Drrrrttt drrrrttt drrrttt

Tiba-tiba suara getaran dari ponsel Dion mencuri perhatiannya. "Klien? Apa mereka tidak tahu waktu? Kenapa membahas pekerjaan pada jam istirahat?" gerutu Safira dalam hati.

"Di—" teriakannya tiba-tiba saja terpotong oleh sesuatu yang terlintas di pikirannya.

"Kurasa aku harus memastikan sesuatu," batin Safira, ibu jarinya lalu menekan ikon galeri. Jantungnya berdetak kencang, pupil matanya melebar seolah sedang melihat sesuatu yang tidak boleh ia tahu.

Beberapa menit kemudian Dion akhirnya keluar dari kamar mandi, tangannya sibuk menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.

Pandangannya tertuju pada Safira yang duduk di ranjang sambil menunduk. "Safira? Sudah pesan makanan untuk makan malam?" tanya Dion lalu mengalungkan handuk itu di lehernya.

"Dion, apa yang harus kulakukan agar kau hanya terfokus padaku dan anak kita?" gumam Safira, tetesan air mata itu meluncur membasahi pipinya.

"Apa maksudmu?" tanya pria itu bingung, perlahan ia berjalan mendekati istrinya dengan alis yang bertaut.

Tanpa banyak bicara, Safira melempar ponsel itu ke arah suaminya. "Kau diam-diam masih merindukannya, kan?!" teriak Safira hingga urat-urat di lehernya timbul.

Telepon genggam itu terseret ke kaki Dion menampilkan gambar-gambar momen kebersamaannya dengan Lyra. Napasnya tercekat, "Safira aku bersumpah, aku berniat untuk fokus padamu dan anak kita. Aku sudah menutup hatiku rapat-rapat untuk Lyra! Percayalah padaku!" jelas Dion, tangannya memegangi lengan Safira.

"Bohong!" bentak Safira, matanya mulai memerah karena air mata.

"Safira ... aku bersungguh-sungguh. Tolong percaya padaku!"

"Menjauh dariku! Jangan coba-coba untuk mendekat!" ucap Safira menodongkan telunjuknya pada Dion.

Dion menghela napas panjang, "Aku mencoba untuk menjadi suami sekaligus ayah yang baik. Tapi jika kau tidak mempercayaiku, tidak masalah. Aku tidak bisa memaksamu untuk percaya," ucap pria itu kemudian berlalu.

*

*

*

Waktu berjalan begitu cepat, pagi itu Lyra bangun lebih awal dari biasanya untuk menyiapkan bekal makan siang yang akan mereka bawa.

Sedangkan Adrian duduk di ruang makan sibuk dengan laptopnya. Sesekali tangannya terulur meraih secangkir kopi yang tak jauh darinya. "Kenapa kau repot-repot membuatkan bekal makan siang untukku juga?" tanyanya tanpa menoleh.

"Kulihat di sosial media, istri akan membuatkan bekal makan siang untuk dibawa suaminya ke kantor. Kurasa ini bagus untuk akting kita, kalau kau tidak suka kau bisa memberikannya pada orang lain. Tapi jangan dibuang," jelas Lyra lalu melepas tali celemek yang ada di pinggangnya.

Setelah selesai menyiapkan semuanya, pasangan suami istri baru itu turun akhirnya berangkat ke kantor bersama. "Adrian, tolong antar aku ke kantor."

"Bukankah mulai hari ini kau bekerja di lokasi proyek?" tanya Adrian sambil melirik Lyra melalui spion.

"Ya. Tapi aku melupakan sesuatu, beberapa referensi bangunan yang ku desain ada di komputerku. Aku tidak akan lama," ucapnya lalu menarik sabuk pengaman yang ada di sisi kirinya.

Beberapa menit berlalu, mobil yang mereka kendarai akhirnya terparkir pada parkiran khusus perusahaan. Lyra melangkahkan kakinya secepat yang ia bisa, agar Adrian tidak lama menunggu.

Namun saat pintu lift terbuka, seluruh mata memandang ke arahnya. "Apa yang terjadi?" batin Lyra sambil mengamati sekitarnya.

"Jadi itu dia?"

"Benarkah dia merayu atasan agar disertakan dalam proyek kali ini?"

"Tapi Tasya melihatnya masuk ke dalam ruangan founder perusahaan dengan mencurigakan."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!