NovelToon NovelToon
Istri Sang Presdir

Istri Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Perjodohan / Tamat
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Casanova

Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla -Season 2

Ini adalah kelanjutan dari Novel dengan Judul Istri Kecil Sang Presdir.

Kisah ini menceritakan seorang gadis, Kailla yang harus mengorbankan masa mudanya dan terpaksa menikah dengan laki-laki yang sudah dianggap Om nya sendiri, Pram.

Dan Pram terpaksa menyembunyikan status pernikahannya dari sang Ibu, disaat tahu istrinya adalah putri dari orang yang sudah menghancurkan keluarga mereka.

Disinilah masalah dimulai, saat sang Ibu meminta Pram menikahi wanita lain dan membalaskan dendam keluarga mereka pada istrinya sendiri.

Akankah Pram tega menyakiti istrinya, di saat dia tahu kalau kematian ayahnya disebabkan mertuanya sendiri.

Akankah Kailla tetap bertahan di sisi Pram, disaat mengetahui kalau suaminya sendiri ingin membalas dendam padanya. Akankah dia tetap bertahan atau pergi?

Ikuti perjalanan rumah tangga Kailla dan Om Pram.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Mobil Sport Hitam

Sam sudah masuk ke dalam mobil, bersiap di belakang setir. Ah, sudah lama sekali rasanya, Sam tidak lagi memegang kemudi. Sejak Ricko mulai bekerja, urusan menyetir diambil alih teman asistennya yang tampan dan menawan.

Lama menanti, sang majikan tetap mematung tanpa niat untuk menyusul masuk. Entah apa yang ada di pikiran Kailla. Sam hanya menggelengkan kepala. Yang dia tahu, Kaila sedang punya masalah yang tidak ingin dibagi dengannya. Hampir 6 tahun bersama, Sam sudah mengenal jelas pribadi Kailla.

Dari gadis manja yang nakal, sekarang jadi begitu penurut hanya demi suaminya. Suami yang sangat dicintainya.

“Ayo Kai, masuk!” pinta Sam, melambaikan tangannya.

“Aku tidak mau naik mobil yang ini,” ucap Kailla menggelengkan kepala.

“Lalu?” tanya Sam heran. Sedikit bingung dengan permintaan Kailla yang tidak biasanya.

“Kita naik mobil hitam itu!” tunjuk Kailla pada Bentley Continental GT, salah satu koleksi Pram.

Sam tersentak, bahkan dia belum pernah menyentuhnya sama sekali. Hanya memandang setiap kali masuk garasi mobil Pram yang seluas lapangan bola, tempat semua koleksi mobil mewah Pram tersimpan.

Kalau Kailla penyuka tas mahal, tidak jauh beda dengan suaminya yang lebih memilih mobil sport keluaran Eropa sebagai hobinya.

“Ta-tapi Non, bagaimana kalau Pak Pram marah.” Sam ragu.

“Aku yang bertanggung jawab,” sahut Kailla, bergegas masuk ke dalam rumah. Mencari kunci mobil kesayangan Pram.

Tak membutuhkan waktu lama, Kailla sudah keluar dengan kunci mobil di tangan.

“Ayo Sam, aku yang akan membawa sendiri,” ucap Kailla, kembali membuat Sam terkejut.

“Ti-tidak! Aku tidak mau ikut kalau Non yang menyetir,” tolak Sam.

Sam bukannya tidak tahu bagaimana kemampuan menyetir Kailla yang hanya belajar diam-diam tanpa sepengetahuan suaminya.

Pram memang tidak mengizinkan Kailla mengendarai mobil sendiri. Selain karena kecerobohan Kailla, Pram khawatir melepas istrinya sendirian. Makanya selama ini, Kailla selalu disediakan sopir.

“Baiklah kalau begitu!” ucap Kailla, membuka pintu mobil, duduk di belakang setir.

Mobil hitam kilap itu muncul dari dalam garasi. Tak tampak sopir cantik yang mengendarai, kaca metalik itu menyilaukan mata.

Sam berpikir sejenak, menimbang dan memilih. Sampai pada keputusan, dia harus mengikuti Kailla, walau pun mungkin nyawanya yang jadi taruhannya. Tapi membiarkan Kailla sendirian saat ini, itu lebih tidak mungkin.

Andai mobil sport itu lecet, Pram hanya akan mengomelinya seharian. Tapi kalau sopir mobil sport itu terluka, Pram bisa saja mencabut nyawanya. Membayangkan saja, sudah membuat bergidik. Di saat seperti inilah, biasanya Sam selalu menyesali usulnya.

Terlambat sudah. Penyesalan memang datangnya terlambat. Dia tidak bisa apa-apa, kecuali menerima nasibnya yang sebentar lagi di ujung bibir Pram.

“Kita mau kemana Non?” tanya Sam, sesaat sudah duduk di samping Kailla. Majikannya sedang menangis.

“Non kenapa?” tanya Sam.

Kala berdua seperti ini, Kailla biasanya lebih mau bercerita atau sekedar mengeluarkan unek-uneknya.

“Aku membencinya!” ucap Kailla setengah berteriak.

“Pak Pram?” Sam memastikan.

Tidak ada jawaban, hanya anggukan bersama turunnya air mata di kedua pipi yang memerah.

“Aku cuma bisa bilang sabar. Walau bagaimanapun, dia suami Non Kailla.”

Itu fakta yang tidak terbantah! Kecuali Non siap berpisah dengannya,” lanjut Sam.

Kata pisah, membuat Kailla mengalihkan pandangannya. Dari yang semula menunduk, sekarang menatap sedih ke depan.

“Aku tidak tahu masalahnya Non. Tapi kalau memang masih cinta, berusahalah berpikir dari posisinya,” nasehat Sam, yang sekarang jauh lebih dewasa. Laki-laki tengil yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahun ke-30.

Kailla tidak menjawab, tapi mulia menginjak pedas gas. Mobil hitam itu pun berjalan perlahan, meninggalkan halaman rumah mewah yang hampir empat tahun ini ditinggalinya.

Kailla hanya mengitari sekitar komplek tempat tinggalnya. Jangna ditanya apa yang dirasakan Sam, saat duduk di samping sopir yang sedang bermasalah. Sam sudah khawatir, Kailla akan menenggelamkan mobil ke laut, seberang rumah.

Tak lama, mobil mereka melewati deretan penjual jajanan. Ada gerobak bakso, gorengan, batagor dan martabak. Kailla menghentikan mobilnya, menurunkan Sam disana.

“Sam, beliin aku bakso,” pintanya sambil mengeluarkan uang receh yang memang biasa disimpan Pram di dashboard.

Hampir di semua mobil, Pram akan menyimpan uang kecil untuk keperluan mendadak di jalanan. Dari parkir atau pun tips untuk tukang parkir. Tapi yang paling sering digunakan untuk jajan Kailla, yang suka merenggek padanya, demi sebungkus kuaci atau tahu sumedang di perempatan lampu merah.

Dengan terpaksa, Sam melangkah keluar. Menuruti ssmua perintah Kailla. Tapi baru beberapa langkah, Kailla melajukan mobilnya kembali, meninggalkannya seorang diri, dititipkan ke abang penjual bakso.

“Tamat aku kali ini!” ucap Sam panik, berlari mengejar mobil Kailla.

Kekuatan kakinya tidak setara dengan mobil sport Pram. Dia memilih duduk di trotoar dengan nafas ngos-ngosan, bersiap menjaga nyawanya yang tinggal satu-satunya itu.

“Masalah apa lagi yang akan kamu limpahkan padaku Non,” ucap Sam tertunduk lemas.

Pikirannya buntu sekarang. Sam yakin, sebentar lagi akan mendengar umpatan, omelan bahkan kalau terjadi sesuatu dengan Kailla, dia harus bersiap. Menyiapkan wajah tampannya untuk menerima pukulan Pram.

***

Mobil yang biasanya membawa Pram sudah masuk ke halaman rumah. Begitu terparkir sempurna, seorang security berlari membuka pintu bagian belakang, mempersilahkan Pram turun.

Dari gerbang depan tampak Sam berjalan masuk dengan langkah gontai. Dia sudah siap dengan semua kemarahan Pram.

“Sore Pak,” sapa Sam, menunduk saat sudah berdiri di hadapan majikan galaknya itu.

“Ada apa Sam?” tanya Pram, mulai curiga dengan raut ketakutan dan panik Sam.

“Non.. Non Kailla, ka..bur Pak,” sahut Sam terbata. Pram yang hendak melangkah masuk, berhenti seketika. Menatap tajam Sam yang masih saja menunduk.

“Maksudnya?” tanya Pram memastikan lagi.

“Non Kailla, bawa mobil sport hitam Pak Pram keluar,” jelas Sam.

“Di mana Kailla?” tanya Pram, langsung menarik paksa pakaian Sam dengan kedua tangannya.

“Aku.. aku tidak tahu Pak,” sahut Sam ragu.

“Maaf Pak, Non Kailla meninggalkanku di tepi jalan,” lanjut Sam lagi, memilih untuk tidak melawan. Dia sadar ini juga kelalaiannya dalam menjaga Kailla.

Pram melepas cekalannya, berganti menatap tajam Sam.

“Terjadi sesuatu dengan Kailla, bersiap dengan nyawamu. Aku akan membunuhmu dengan tanganku!” ancam Pram, mengarahkan telunjuknya pada Sam.

“BAY! Cari Kailla sampai ketemu!” perintah Pram.

“RICKO!!! RICKO!!!”

Kembali Pram berteriak memanggil asisten Kailla yang satunya. Tidak membutuhkan waktu lama, Ricko sudah muncul. Keluar dari bagian samping rumah.

“Iya Pak,” sahut Ricko, berlari tunggang langgang menghampiri Pram hanya dengan handuk terlilit di pinggang.

Asisten Kailla itu baru saja selesai mandi, belum sempat mengenakan pakaiannya. Ibu Ida sudah menggedor pintu kamarnya dengan wajah panik. Memberitahu teriakan Pram yang menggelegar di depan rumah.

“Cari istriku sampai ketemu! Kalau tidak bertemu, persiapapkan nyawamu untukku!” ancam Pram, pada asisten Kailla yang kebingungan.

Khusus dengan Ricko, Pram selalu menekankan kata istri setiap bicara. Entahlah wajar atau tidak, mencemburui seorang asisten. Tapi bagi Pram, Ricko ancaman terbesar untuk rumah tangganya, melebihi sang mama atau seorang Kinar.

Karena ini menyangkut perasaan Kailla. Pram bisa mengatasi semua yang terjadi, termasuk paksaan mama untuk menikah lagi. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, kalau menyangkut perasaan Kailla. Sekali Kailla meninggalkannya, harapannya untuk mendapatkan istrinya kembali sangat kecil, apalagi tidak ada anak dalam pernikahan mereka.

Ketiga asisten itu sudah bersiap dengan mobilnya. Pram memilih mengikuti Bayu. Tapi baru saja menjatuhkan tubuh di kursi mobilnya, ponsel di sakunya berdering. Keningnya berkerut, menatap nomor yang tidak dikenalnya.

“Hallo,” sapa Pram setelah menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

“Maaf, dengan suaminya Ibu Kailla Riadi?” tanya suara laki-laki asing di seberang telepon.

“Iya, saya suaminya. Ada apa Pak?” tanya Pram, heran bercampur khawatir.

***

Tbc

1
Ellya Muchdiana
bagus begitu Kailla, laki laki egois harus diberi pelajaran
Siska Oktavia
ok
Khairul Azam
ceritanya bagus, tp klo berlebihsn jg gak bagus
Ratna Dewi
disini yg keren autornya... kata2nya selalu tertata rapi dan menyayat hati... lanjut terus tour kutunggu karya2 terbarumu.. /Heart//Heart/
Arye Ghad'iz BinAngun
nangis nangis Bombay aku 😭😭
E
Luar biasa
Suprawani Mami
baca yg ke 4xnya tetep asyikk
Abiy Dewa
Luar biasa
Wiji Lestari
Bayu keren bisa menyadarkan sisi egonya kayla
Maftu Chah
Luar biasa
Siti Saja
Buruk
Linda Liddia
Udh baca dari season 1 2 3 bagus bgt critanya Thor..Thor gak ada season 4 utk kelanjutan crita pram kailla & anak2nya Thor..
Casanova: ada kak. di aplikasi pena hijau
total 1 replies
Rosanti
Luar biasa
an
baaguuuss
Noor Jannah
Kecewa
Noor Jannah
Buruk
zira
kaila ga ada hormatnya dgn suaminya yg ekstra sabar...dia lupa klo dia juga berhubungan dgn pria lain, pakai pelukan lagi
zira
seharusnya Kaila bisa menjaga dirinya, tidak asal main peluk, tidak ada suami dan di tempat umum
Beby Toy
baguss banget udah baca yg ketiga kalinya 🥰
zira
Kaila kualat...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!