Alenia Cinta Milik Juliette

Sesampainya Juliette dan Ronald di dalam mobil, Ronald langsung menarik Juliette sehingga Juliette duduk di pangkuan Ronald. Mereka melanjutkan ciuman yang penuh hasrat, seolah-olah tidak peduli dengan dunia di sekitar mereka. Juliette menciumi leher vdan bibir Ronald dengan perlahan dan lembut sehingga membuat nafas Ronald terengah-engah. Sedangkan kedua tangannya Ronald bergerilya menyentuh tubuhnya Juliette bagian atas.

Tiba-tiba smartphone milik Juliette berdering sehingga mengganggu momentum yang sedang membara. Sontak Juliette menghentikan gerakannya dan merogoh kantong celananya untuk mencari ponsel miliknya dengan tergesa-gesa. Ronald merasa kesal karena apa yang dia inginkan tidak terwujud. Setelah menemukannya, Juliette langsung menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda itu ke telinga kirinya.

"Hallo," ucap Juliette lembut.

"Aku rasa bukan saatnya kamu mengangkat telepon, Baby," ucap Ronald det nada menggoda dan masih menatap Juliette dengan mata yang berapi.

Juliette meletakkan telapak tangan kanannya di mulut Ronald agar Ronald tidak berbicara dan dia bisa fokus dengan panggilan telepon itu. Ronald, yang menerima tingkah Juliette yang masih berada di atas pangkuannya langsung menciumi telapak tangan kanannya Juliette dengan wajah bergairah. Ronald meresapi leher jenjangnya Juliette yang terlihat menggoda dan memberikan kissmark di lehernya.

"Hallo," ujar Juliette sambil menahan desahannya ketika Ronald mulai memberikan ciuman-ciuman panas di dadanya sehingga membuatnya semakin terangsang.

"Dokter Juliette, ada korban kecelakaan, kami butuh bantuan kamu," ucap Dokter Mike dengan nada panik dan khawatir.

"Baik, aku segera ke sana," ujar Juliette sambil menghentikan ciuman dari Ronald dengan nafas yang terengah-engah.

"Maaf Ronald, aku harus pergi," ucap Juliette sambil membuka pintu mobil Ronald bagian belakang.

Keluar dari dalam mobil dengan tergesa-gesa. Meninggalkan Ronald yang masih terlihat menginginkannya. Juliette berlari dengan cepat keluar dari area parkir klub. Dengan nafas yang terengah-engah dia menghentikan sebuah taksi di depan. Sontak taksi itu berhenti, Juliette langsung membuka pintu penumpang taksi itu. Masuk ke dalam taksi. Tak lama kemudian, taksi itu pergi. Ronald menatap kepergian Juliette sambil menahan gejolak hasratnya. Dia menghela nafas panjang karena merasa kecewa dan penasaran dengan kepergian Juliette yang tiba-tiba, tanpa adanya penjelasan.

"Jhon!" teriak Ronald yang memanggil sopir pribadinya.

Sontak Jhon berlari cepat menghampiri mobil mewahnya Ronald. Menghentikan langkah kakinya di depan pintu mobil, lalu menundukkan kepalanya. Ronald memberikan kode ke Jhon untuk pergi dari area klub. Dengan sigap Jhon, menutup pintu mobil yang masih terbuka. Berlari ke bagian pengemudi mobil. Membuka pintu mobil bagian pengemudi. Masuk ke dalam, lalu menutup pintu. Menghidupkan mesin mobil sehingga mobil siap melaju.

"Kita sekarang mau ke mana Tuan?" tanya Jhon sopan.

"Ke hotel," jawab Ronald yakin.

Ronald merogoh saku dalam jasnya. Mengambil smartphone miliknya. Menyentuh beberapa ikon di layar smartphone miliknya untuk menghubungi asisten pribadinya. Tak lama kemudian, mobil mewah itu melaju dengan cepat membelah wilayah Armonk yang sepi dan sunyi. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya. Terdengar suara nada sambung hingga beberapa detik kemudian sambungan telepon itu dijawab.

"Hallo, ada apa Ronald?" tanya Eddy.

"Tolong, siapkan seorang wanita untuk aku, suruh dia datang ke kamarku yang berada di hotel.*

"Kamu gagal lagi untuk mendapatkan Juliette seutuhnya?" tanya Eddy dengan nada yang meledek.

"Belum waktunya, cepatan panggil seorang wanita untukku malam ini!" ucap Ronald kesal.

"Baik."

Tak lama kemudian, Ronald menyentuh ikon merah untuk memutuskan sambungan telepon itu. Ronald menjauhkan benda persegi panjang itu dari telinga kirinya. Menaruh smartphone miliknya ke tempat semula. Membuka kaca mobil. Menerobos angin malam yang sejuk sehingga mobil mewah itu melihat sebuah klinik. Tak sengaja Ronald menatap tajam sosok Juliette yang berlari menuju ruang IGD klinik. Ronald tersenyum kecut menerima takdir yang membuat Ronald kesal.

Juliette yang tak menyadari sedang ditatap oleh Ronald terus berlari masuk ke dalam ruang IGD klinik setelah membuka pintu depan ruang IGD itu. Menghampiri dua orang yang mengalami luka akibat kecelakaan. Menghentikan langkah kakinya ketika berada di tengah kedua orang itu. Mengamati luka dengan seksama. Darah mengalir dari kepala kedua orang tersebut. Dengan sigap Juliette membalikkan badannya. Berjalan cepat ke ruangan khusus dokter. Mendorong pintu ruangan itu sehingga terbuka. Masuk ke dalam, lalu menghentikan langkah kakinya.

"Dokter Mike, kita harus segera mengobati dan menjahit kedua orang itu," ucap Juliette tegas ketika berada di hadapan dokter Mike.

"Ya Tuhan, leher kamu kenapa?" tanya dokter Mike yang terkejut.

"Ah, masa sich Dok?" ucap Juliette antara percaya dan tidak percaya.

"Hayo, kamu habis melewati malam yang membara ya?" ledek dokter Mike.

"Ehm, iya, saya habis melewati malam yang membara," jawab Juliette polos.