Misteri Proyek Mangkrak (Hantu Pohon Duwet)

“Ha.. ha... ha... ha... huuuuaha... ha.... ha... ha..”

Suara tawa seorang laki laki dari dalam mobil, yang lebih tepat nya di dalam saku kemeja Respati.

“Halah Pak, mbok diganti ring tone nya. Bikin kaget saja Pak. Mana dengan volume tinggi lagi.” Ucap Yayuk agak kesal pada suaminya ķarena suara dering ring tone hand phone nya bikin kaget.

“Maaf Bu, aku juga kaget. Tadi aku ganti ring tone nya. Kata Mbah Seno bagus yang orang tertawa.” Ucap Respati sambil meraih hand phone dari saku kemejanya.

Di layar hand phone, tampak nama Somad sedang melakukan panggilan suara.

“Somad Bu, kamu yang terima saja. Dan kamu ganti lagi ring tone nya yang kamu suka.” Ucap Respati sambil tangan kirinya mengulurkan hand phone pada istrinya.

Yayuk pun segera menggeser tombol hijau..

“Mas, sudah sampai mana? Katanya lima menit sampai kok sudah setengah jam lebih belum sampai sampai..” Suara Somad di balik hand phone milik Respati

“Sabar Mad, sebentar lagi sampai.. tunggu sebentar ya..” ucap Yayuk.

“Ooo iya iya Bu.. saya khawatir kalau ada apa apa dengan Mas Respati Bu..” Suara Somad di balik hand phone milik Respati.

Panggilan suara pun berakhir. Yayuk mengusap usap layar hand phone milik suaminya untuk mengganti ring tone.

Mobil pun terus melaju menuju ke lokasi Somad menunggu.

Beberapa menit kemudian mobil sudah melalui di jalan yang agak ramai. Suara suara mobil dan motor berlalu lalang di jalan raya nasional, sudah mulai terdengar di telinga mereka.

Dan di depan mobil dalam jarak dua puluh meter terlihat Somad dan ke empat teman nya. Mereka berlima tampak memakai jaket dan celana panjang. Tas ransel besar berada di punggung mereka berlima.

“Bu, itu ada warung tuh. Beli obat nyamuk di situ aja biar kita tidak usah mampir mampir. “ ucap Respati saat melihat ada warung kelontong di dekat Somad dan kawan kawan nya menunggu.

“Nanti saja Pak, kalau dari sini tadi setelah jembatan juga ada warung. Kita beli di sana saja ya. Aku mau tanya rumah Yatmi di mana.” Ucap Yayuk yang masih penasaran dengan kisah Yatmi apalagi dia tadi mendengar suara minta tolong di dekat jembatan.

“Mbok lain kali saja Bu.” Ucap Respati sambil menghentikan mobil di dekat Somad dan teman temannya berdiri.

“Halah sekalian lewat Pak. Aku ingin tahu cerita dari tetangga dekat Yatmi, syukur syukur orang tua Yatmi juga pas di warung itu. Aku ingin tahu terakhir kali Yatmi dengan siapa, sebelum dia digantung di pohon duwet itu ” ucap Yayuk dengan serius.

Setelah Somad dan teman temannya masuk ke dalam mobil. Mobil pun putar balik dan terus melaju untuk menuju ke warung yang dimaksud oleh Bu Yayuk.

“Mas, tadi kata orang di warung itu. Tempat proyek yang akan kita kerjakan angker ya.” Ucap Somad setelah mereka saling tanya kabar dan mengenalkan diri bagi yang belum kenal.

“Ya seperti itu Mad.. Horor banget.. tapi sudah terlanjur teken kontrak.” Ucap Respati sambil terus melajukan mobilnya.

“Angker dan penuh misteri Mad. Ada orang dibunuh dan mayatnya digantung di pohon di lokasi proyek itu. Aku sangat penasaran itu perbuatan siapa. Apa Tarno apa orang lainnya lagi.” Ucap Yayuk dengan serius.

“Wah kok sadis begitu Bu. Padahal di sini di desa kok ya ada yang kejam dan sadis. Padahal di desa itu kan kondangnya masyarakatnya ramah tamah, sopan santun, kekeluargaan, welas asih, guyub rukun.. ” Ucap Somad yang tampak sangat kaget saat mendengar cerita Bu Yayuk.

Lebih kaget lagi, yang dibunuh wanita hamil dan yang membunuh pacarnya sendiri.

“Sekarang Mad, pengaruh globalisasi, mobilitas manusia tinggi, dan informasi cepat.. sudah tidak lagi memandang lokasi.. sifat manusia di kota dan di desa sekarang hampir sama..” ucap Bu Yayuk sambil menatap ke luar mobil.

“Iya ya Bu, apalagi sekarang di desa banyak perumahan perumahan. Banyak pendatang dari luar daerah. Mungkin juga mereka terkontaminasi dengan orang pendatang Bu..” ucap Somad yang tadi mendapat info dari warung kalau di desa itu banyak perumahan.

Somad saat menunggu tadi sempat beli minuman dan ditanya tanya oleh penjual warung. Mau kemana dan mau kerja di mana.

“Ya tidak tahu Mad masalah kontaminasi bisa juga lewat hand phone, televisi atau media sosial lainnya.” ucap Yayuk..

Saat mobil akan melewati jembatan angker. Respati kembali membunyikan klakson meskipun tidak ada orang atau kendaraan di depannya.

Bu Yayuk pun menajamkan telinga untuk mendengar suara suara di luar mobil. Namun kini dia tidak lagi mendengar suara orang minta tolong. Hanya terdengar suara daun daun dan ranting-ranting yang gemerisik tertiup oleh angin.

Sesaat kemudian setelah melewati jembatan kira kira sejauh dua ratus meter. Di depan mobil ada warung yang lampunya lumayan terang.

Respati mengurangi laju kecepatan mobilnya. Dan saat sudah sampai di depan warung itu pun mobil menepi dan berhenti.

“Kalian tunggu di dalam mobil saja.” Ucap Yayuk sambil membuka pintu mobil.

Yayuk pun segera melangkah menuju ke warung itu. Hanya ada satu orang laki laki yang berdiri di depan warung. Tampak orang itu sedang membeli rokok dan selanjutnya pergi .

“Bu, ada obat nyamuk?” tanya Yayuk saat sudah berdiri di depan warung.

“Ada Bu, tapi Cuma ada lotion sasetan dan obat nyamuk bakar. “ jawab penjual.

“Ya sudah Bu, dua dua nya...” ucap Yayuk sambil mengatakan jumlah yang dia beli.

“Ibu mau ke mana? Orang baru ya? Tadi kok saya lihat mobil bolak balik.” tanya penjual sambil mengambilkan barang yang dibeli Yayuk. Dia kurang hafal dengan nomor mobil Pak Duta. Jenis mobil dan warna mobil seperti itu juga banyak yang lewat di jalanan.

“Ke puri argo Nirmala Bu. Yang ada pohon duwet untuk gantung Yatmi itu. Kata orang orang rumah Yatmi dekat dekat sini ya Bu.” Ucap Yayuk

Penjual warung itu tampak kaget.

“Weh sampeyan berani di sana Bu? Iya Bu, Yatmi rumahnya dekat sini. Seratus meter dari sini. Tapi agak masuk Bu.. bukan di pinggir jalan aspal.” Ucap penjual sambil membungkus barang yang dibeli Yayuk.

“Katanya Yatmi dibunuh pacarnya ya Bu?” Ucap Yayuk sambil mengambil beberapa bungkus kletikan alias makanan ringan yang kriuk kriuk.

“Iya Bu, tidak ada yang menyangka Tarno akan membunuh Yatmi. Kata emak nya Yatmi, pagi pagi Tarno datang. Dan mereka berdua pergi. Yatmi pamit katanya mau ke rumah sakit.. “

“Tapi sampai malam Yatmi tidak pulang.. Hand phone dia dan Tarno dihubungi tidak bisa.. eeealahhh.. pagi pagi orang menemukan mayat Yatmi di pohon duwet..” ucap penjual warung itu dengan kedua mata memerah dan berkaca kaca..

“Tidak menyangka Bu, nasib Yatmi akan seperti itu.. Anaknya ayu dan baik Bu..” ucap penjual warung itu sambil menghapus air mata nya yang meleleh.

“Apa mereka ke rumah sakit akan menggugurkan kandungan Yatmi?” tanya Yayuk yang masih penasaran dengan kisah Yatmi.