Di tahun 2036, dua agen elit Harzenia Intelligent Association (HIA), Victor dan Sania, mendapatkan tugas khusus yang tak biasa: mudik ke kampung halaman Victor. Awalnya terdengar seperti liburan biasa, namun perjalanan ini penuh kejutan, ketegangan emosional, dan dinamika hubungan yang rumit
Sejak Kekaisaran jatuh hanya mereka God's Knight yang tersisa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emperor Zufra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15:Battle of Orson
Di sisi Luar Atau di menara pelindung, Pertempuran di Menara Pelindung Exekutor II tak bisa di hindari, Pasukan aliansi yang dipimpin oleh Agen-agen internasional menyerbu menara untuk mematikan pelindung Exekutor II agar aliansi bisa menghancurkan Exekutor II dengan Mudah.
Walaupun Musuh terus berdatangan tanpa henti, menyerang dan mengepung Menara Pelindung Exekutor II membuat Agen Xyn dan Agen Takamura mulai kewalahan menghadapi serangan demi serangan Sementara itu, di bagian dalam menara, Eichmann berusaha menonaktifkan pelindung Exekutor II melalui sistem kontrol utama Perisai Pelindung Pesawat raksasa itu.
Tiba-tiba, Pluto muncul dan langsung menyerang Eichmann. Ia berubah ke bentuk Hybrid Phoenix dengan Griffin, wujud mistik yang luar biasa kuat. Eichmann sempat memberikan perlawanan sengit dan berhasil membuat Pluto terluka parah. Namun, Takamura dan Xyn yang melihatnya hanya bisa terkejut.
“Kita harus bantu dia!” seru Takamura.
"Tahan dulu takamura, jangan gegabah." teriak Xyn
"Apa maksud mu?!, kita harus bantu dia ia juga Rekan kita saat Perang dulu dan juga rekan seperjuangan kita." Seru Takamura
"Bro kau liat musuh kita, dia adalah Pluto Nerva Salah satu mantan agen Harzenia yang membelot dia juga keluarga kerajaan Harzenia lama" ucap Xyn
>"dia juga memiliki salah satu kekuatan mistik Bunga Binatang yang dapat membuatnya berubah jadi hewan atau benda apa saja yang dia mau Melawan sama saja bunuh diri"
"Well Aku terkenal juga ya" ucap Pluto
"Bodo amat, aku tidak takut mati" ucap takamura
Dia pun menyerang Pluto di ikuti Xyn yang Tak tahu harus berbuat apa dan memilih Menyerang Pluto bersama Takamura
Namun upaya mereka gagal. Pluto ternyata jauh lebih kuat dari ketiganya. Di luar menara, pasukan aliansi yang mengepung bangunan itu mulai terdesak, terkepung oleh gelombang musuh tambahan Di dalam Menara Pelindung Pluto, yang telah kembali ke bentuk manusianya, menatap mereka sambil tersenyum sinis.
"Kalian sudah kalah!" teriaknya lantang.
Kemudian, tanpa peringatan, ia kembali berubah—kali ini menjadi Kyuubi, rubah berekor sembilan. Dengan kekuatan mengerikan, ia menyerang Xyn dan Takamura secara brutal.
"Sialan kau!" teriak Takamura.
"Heahaha! Jelas dong!" jawab Pluto penuh ejekan.
Tanpa aba-aba, Xyn menembakkan peluru dari senjatanya.
"Death Sonata!!" teriak Xyn.
Namun Pluto menangkis serangan itu hanya dengan ekornya. Di saat yang sama, Takamura menerjang.
"Rasakan ini!!" pekik Takamura, melancarkan teknik pamungkasnya:
Alecto: Final Blow — sebuah serangan pedang brutal yang membabi buta, memotong lawan hingga berkeping-keping. Dengan katana miliknya, Takamura berhasil membuat Pluto terluka parah, bahkan tubuhnya terlihat tercabik-cabik dan jatuh tak berdaya.
Mereka semua mengira itu adalah akhir dari Pluto Namun sesuatu yang tak terduga terjadi. Tubuh Pluto mulai beregenerasi dengan cepat. Luka-lukanya sembuh, dan ia berdiri lagi seolah tak terjadi apa-apa.
"Cih... dasar kalian Manusia Rendahan." ucapnya dengan dingin.
"Mustahil! Kau masih hidup setelah serangan itu?!" seru Xyn, tak percaya.
"apa-apaan ini!, kau tidak mati setelah serangan tadi?" Ucap Takamura
"HUH dasar, kalian pikir kalian siapa?" Ucap Pluto sambil membersihkan debu di jubahnya
Saat itu juga, Eichmann bangkit dan menyerang Pluto dengan pukulan keras. Namun Pluto menangkap tangan Eichmann, lalu membantingnya ke lantai dengan kekuatan mengerikan.
"Hah! Dasar manusia biasa... berani melawan anggota keluarga kerajaan!" seru Pluto angkuh.
Kemudian, ia kembali berubah—kali ini menjadi hybrid naga dan manusia. Tubuhnya diselimuti sisik perak, matanya menyala merah, dan sayap besar menjulur dari punggungnya. Ia kini terlihat seperti manusia setengah naga, sosok yang menakutkan dan tak tertandingi.
Ketiga agen itu pun menyadari, mereka tak punya pilihan lain. Mereka harus melawan Pluto dengan semua kekuatan yang mereka miliki.
"Kalian ini bodoh... jika masih nekat maju!" teriak Pluto sambil tertawa jahat.
Ketiga agen tersebut tak tahu lagi harus berbuat apa mereka tak berdaya bagai semut di saat hujan turun hadapkan seorang keluarga kerajaan dan mantan Seorang God's Knight yang memiliki kekuatan super, Mereka tak punya pilihan lain selain melawan Pluto dengan sekuat tenaga walaupun mereka tahu mereka akan mati karenanya.
Berpindah ke sudut pandang Victor Di dalam Kompleks Penjara Bawah Tanah Pulau Orson, Victor membawa Sania yang masih lemah di pelukannya. Mereka berlari menembus lorong-lorong gelap, suara langkah pasukan Abyss menggemuruh dari belakang mereka. Beberapa prajurit sudah mengepung mereka, menghalangi jalan keluar.
Victor menatap tajam ke belakang, melihat barisan musuh yang kian mendekat.
“Kita tidak bisa membiarkan mereka menang!” pikir Victor.
Tiba-tiba, Victor berhenti, melepaskan Sania yang mulai berdiri meski masih goyah. Dengan gerakan cepat, ia membuka alat di pinggangnya.
Seketika, tubuh Victor berkilat memancarkan cahaya merah menyala, kostum koboi futuristik muncul menempel di tubuhnya—The Kid.
Dengan topi koboi merah dan mantel panjang, ia membawa dua pistol laser yang berkilauan di tangan.
Para penjaga terkejut dan mundur sejenak.
“Sekarang giliran aku!” teriak Victor, dengan suara penuh keyakinan.
Tembakan laser keluar dari pistolnya, melesat cepat membelah udara. Setiap bidikan tepat sasaran, menghancurkan perisai dan armor musuh. Musuh-musuh yang menyerbu pun berjatuhan satu per satu.
Gerakan Victor lincah, seperti koboi legendaris di padang pasir, berputar dan menembak dengan presisi. Suara pistol laser berdentum berulang kali, mengisi lorong gelap dengan kilatan merah menyala Meski jumlah musuh banyak, keberanian dan kekuatan The Kid membuat mereka gentar.
Salah satu prajurit mencoba menyerang dari samping, tapi Victor cepat menghindar lalu menembak senjatanya hingga meledak Dalam kecepatan tinggi, Victor mengitari kelompok musuh, menembakkan tembakan bertubi-tubi, memutus jalur pengepungan Sania yang sudah sedikit pulih, berlari mengikuti di belakang, matanya memancarkan harapan.
“Victor! Cepat, kita harus keluar dari sini!” serunya.
Setelah menghabisi semua penjaga yang menghadang, Victor menggandeng Sania, mereka berlari menuju pintu keluar fasilitas penjara.
Di depan mereka, pintu besi besar terbuka perlahan—cahaya pagi menembus masuk, menandakan kebebasan sudah di depan mata Namun suara sirene mulai meraung. Waktu mereka hampir habis Victor menoleh ke belakang, mengangkat pistol dan menembakkan tembakan peringatan ke udara.
Di luar fasilitas penjara, di bawah langit gelap Pulau Orson, Victor dan Sania berhasil keluar dari lorong-lorong sempit penjara, menyusuri jalanan berbatu yang penuh reruntuhan. Sania masih sedikit terengah-engah, namun wajahnya penuh harapan.
Namun tiba-tiba, dari balik bayangan sebuah bangunan rusak, sesuatu bergerak cepat menghampiri Victor dari belakang, Sebelum Victor sempat bereaksi, sebuah pukulan keras mendarat tepat di kepalanya. Dunia seketika berputar, pandangannya mulai gelap.
Di ambang pingsan, Victor menoleh ke arah datangnya sosok yang menyerang Di sana berdiri Pluto, dengan tatapan dingin dan senyum penuh kepuasan.
"Kerja bagus, my young apprentice," suara Pluto bergetar penuh arti, menembus telinga Victor sebelum gelap sepenuhnya menelan kesadarannya.
Victor jatuh tersungkur, pingsan di tanah, sementara Sania terpaku ketakutan, menatap sosok Pluto yang menghilang kembali ke bayang-bayang.
Victor perlahan membuka matanya. Ia terbangun di sebuah ruangan besar yang megah, penuh dengan cahaya redup dari lampu-lampu futuristik. Ia menyadari dirinya duduk di sebuah singgasana tinggi, di tengah kapal raksasa Exekutor II.
Di depannya, berdiri sosok Sania yang tak asing Namun ada sesuatu yang berbeda Tatapan Sania kosong, dingin, dan jauh dari sosok yang pernah Victor kenal. Dia berdiri dengan sikap kaku, seolah bukan dirinya sendiri Tiba-tiba, dari bayang-bayang muncul sosok yang sudah tidak asing lagi—Pluto, dengan senyum licik di wajahnya Seketika suara yang menggetarkan ruangan terdengar.
“Selamat datang di Kekaisaran Abyss, Victor,” suara berat sang Kaisar Zufra bergema. Dia muncul di samping singgasana dengan aura yang mengintimidasi dan kemudian ia duduk di atas kursi singgasana milik nya
“Sania sekarang adalah bagian dari kami,” tambah Kaisar dengan penuh kepastian.
Victor menatap Sania dengan mata penuh kebingungan dan sakit hati Dalam kondisi terikat Dan penuh kebingungan Victor lantas bertanya kepada Sania apa yang sebenarnya dia lakukan dan kenapa ia mengkhianati dirinya?.
“Sania… kenapa kau melakukan ini? Apa yang sudah mereka lakukan padamu?” tanya Victor dengan suara bergetar.
Namun Sania tetap diam wajahnya tertutup topeng/helm kostum aspirant miliknya. Di balik helm itu Wajahnya mulai basah oleh air mata yang dipaksa ditahannya.
Pluto tertawa nyaring, menyaksikan pergolakan batin Victor.
“Kau lihat sendiri, Victor. Tidak ada lagi Sania yang kau kenal. Dia sudah menjadi milik kami,” ejek Pluto.
Victor menahan emosi, matanya membara dengan rasa kecewa dan Kebingungan Menghadapi apa yang sebenarnya terjadi.
Sania menunduk, menahan tangisnya yang mulai pecah, seolah hatinya berperang antara loyalitas dan pengkhianatan yang ia telah lakukan.
"Kau tidak Mungkin menang Pluto apalagi kau 'yang mulia' aliansi akan datang kesini dan kawan-kawan ku juga Sudah menonaktifkan perisai Exekutor!" Teriak Victor kepada Sang Kaisar
"apa yang kau maksud Mereka?"
Tak lama Pluto pun melemparkan kepala ketiga agen yang di maksud Victor itu Xyn, takamura, dan Eichmann Yang sudah dalam keadaan terpenggal Dan Tewas melihat hal itu Victor sangat terkejut Dengan itu Dan tidak bisa mempercayai matanya sendiri
"kami juga tahu Bahwa aliansi akan datang ke sini dan kami sudah tahu tentang kalian yang akan menonaktifkan perisai pelindung Exekutor ll" ucap Sang Kaisar
>"Dan para pasukan kami juga sudah mengamankan pasukan kecil mu itu yang sempat mengepung Merana pelindung. walaupun aliansi datang itu percuma karna pelindung exekutor ll masih aktif"
"huh apa yang kau maksud...Jangan bilang ini semua..."
"Ya benar",
Berpindah Sudut pandang ke aliansi yang berada Di Harzenia atau di Kota Vichy, Di langit sore Vichy, suara mesin Jet X menderu, membelah awan-awan jingga yang bergulung perlahan di atas Utara Kota Metropolitan Vichy. Para teknisi berlarian di atas landasan batu, menyempurnakan senjata, mengisi bahan bakar, dan memeriksa sayap pesawat satu per satu.
Di menara pusat, Kapten Rydan Jo menatap layar hologram biru yang memancarkan peta galaksi. Di sana, Pulau Orson bersinar merah — target mereka. Satu-satunya tempat di mana harapan mungkin disimpan dalam bentuk data yang tak tergantikan.
“Kalau mereka gagal,” gumamnya, “maka semuanya berakhir di sini.”
Di hanggar utama, Komandan Wedge dan komandan Antilles memasuki pesawatnya, helm di tangan. Ia masih muda, tapi matanya sudah kenyang perang.
Tak lama suara interkom terdengar luas di seluruh markas aliansi
"HARAP SEMUA SEGERA MENAIKI KAPAL INDUK DAN PESAWAT TEMPUR MASING-MASING KITA AKAN SEGERA PERGI KE PULAU ORSON" Suara Kapten Rydan Jo
Seseorang berteriak, “Wedge, ini bukan misi resmi! Kau tak perlu ikut! ini Perang kau tahu”
Wedge menoleh, lalu tersenyum tipis. “masak komandan gk boleh ikut lagi pula Kalau aku tidak ikut… lalu siapa yang akan membawa mereka pulang?”
Di barak kecil dekat dinding batu , Sersan Rika Dorn sedang menulis pesan holografik.
> “Untuk ibu,Dan untuk ayah pertiwi Jika aku tak kembali, ketahuilah bahwa aku pergi demi hal yang layak diperjuangkan. Demi Dunia yang tidak dikuasai oleh ketakutan.”
Ia menyimpan rekaman itu, lalu bangkit. Pintu terbuka. Cahaya keemasan menyorot wajahnya. Suara sirene darurat berbunyi tiga kali.
Saat itu, semua tahu: ini bukan latihan karna musuh lama mereka telah kembali....
Di ruang taktik, Para pemimpin Negara berdiri di hadapan para pilot dan pasukan darat.
“Orson bukan pertempuran biasa,” katanya dengan suara tenang namun tegas. “Tapi dalam bayangan itulah, kita akan menyalakan api pertama yang bisa menghancurkan Kekaisaran.”
Ia memandang satu per satu wajah yang lelah namun tak mundur. “Kalian semua adalah cahaya pertama perlawanan. Dan kita... tak boleh padam.”
Di luar, kapal-kapal mulai terangkat dari permukaan Vichy . Jet X, Jet Y, dan Jet T mengambang dengan nyala biru di bawahnya di susul kapal² induk (Pesawat raksasa) Liberia yang di pimpin oleh jenderal Cassian Rydan.
Komandan Wedge Dan komandan Antilles memeriksa komunikator. “Semua skuadron, ini Red Leader. Siapkan koordinat. Saat kita masuk ke hyperspace, tak ada jalan kembali.” Ucap Rydan Jo
Suara rekan-rekannya masuk satu per satu:
> “Red Two, siap.”
“Blue Four, koordinat terkunci.”
“Gold Leader, mari kita buat sejarah.
Langit Kota Vichy bersinar sebentar lalu hilang.Armada Pemberontak telah melompat ke hyperspace Menuju Pulau Orson di utara Norwegia.Menuju pengorbanan Menuju Pulau Orson
Tak lama Di Langit Pulau Orson, Awan hitam membelah, diguncang oleh deru armada besar. Puluhan kapal tempur dari Aliansi muncul dari hyperspace atau kecepatan setengah cahaya, membentuk formasi serangan di langit Orson. Sorotan lampu dari kapal-kapal laut itu menyinari gelombang laut di bawahnya diikuti kapal induk yang terbang di atas awan Pulau itu.
Di barisan terdepan, Jendral cassian Rydan, memberi perintah tegas dari kapal induk Aliansi:
>"Semua Unit armada Harap Melapor" Ucap Jendral Cassian Rydan
>"Gold leader standing by" Ucap Komandan Reiya Po
>"Red leader standing by" Ucap Kapten Rydan Jo
>"Blue leader standing by" Ucap Komandan Antiles
>"Green leader standing by" Ucap Jendral Vlad
>"White leader standing by" ucap Komandan Wedge
>"Semua pasukan darat dan Udara bersiap! Kita serbu Exekutor II. Jangan beri mereka waktu untuk menyelesaikan proyek itu!" Perintah Cassian Rydan
Komandan Reiya Po, komandan unit udara Skyland, melesat dengan skuadron jet siluman menuju menara pelindung Exekutor II. Sementara itu, Jendral Cassian Rydan memimpin pasukan besar dari kapal Induk udara dari Harzenia dan Jendral Vlad dari Geomardo untuk menyusup dari hutan dan reruntuhan kota, membawa ribuan prajurit dan mech unit.
"kita mendekati Exekutor ll Incar bagian lemahnya atau tepatnya di bagian yang belum Selesai di bangun Selesai dengan Cepat"
"Siap Jendralll!!!" Ucap semua pemimpin skuadron Aliansi
"aku dan Red leader akan menyerang langsung ke bagian Yang belum selesai di sebelah timur paling jauh kapal" Ucap Komandan Antiles
"Siap di mengerti Blue leader!!!" Teriak kapten Rydan Jo
Di Daratan Pulau Orson atau Zona Hutan, Para pasukan Klon Menyerang bersama-sama dengan pasukan tentara aliansi lainnya, Ledakan dan tembakan menghantam hutan tempat pertahanan luar Abyss berada. Pasukan Aliansi darat menyergap pos-pos penjaga musuh. Unit tempur eksosuit Harzenia bertarung sengit melawan walker mekanik milik Kekaisaran Abyss.
Komandan Wedge dan Jendral Vlad berada di garis depan, menembakkan blaster dan memberi semangat pada pasukannya.
“Majuuuuu! Untuk Aliansi Untuk kebebasan dunia!!”
Di Langit – Pertempuran Udara
Pesawat tempur Skyland dan Imperial menari di udara, melemparkan misil bom elektromagnetik, menghindari laser, dan mencoba menerobos perisai luar Exekutor II. Kapal-kapal kecil melakukan manuver ekstrem agar bisa menjatuhkan pasukan elite langsung ke atas badan kapal.
Komandan Reiya Po berteriak di radio:
“Targetkan bagian Tengah dan bagian yang belum selesai dibangun Exekutor dan hancurkan"
Di Dalam Exekutor II – Ruang Takhta. Terdengar guncangan dari luar. Suara ledakan, getaran hebat, dan alarm peringatan mengisi udara dan langit.
Kaisar Zufra tetap tenang, menatap Victor yang masih terikat.
“Ah… mereka datang. Sesuai rencanaku. Biarkan mereka masuk… biar mereka menyaksikan kehancuran mereka sendiri.”
Victor menggertakkan gigi. Sania, yang kini berdiri di sisi Kaisar, mulai gemetar. Air mata mulai menetes dari matanya, namun dia masih diam.
Pluto berjalan santai ke jendela besar dan melihat ke bawah. “Aliansi bodoh. Mereka tidak tahu kalau menara pelindung dijaga oleh senjata otomatis dan pasukan Monster Abyss.”
Di Sekitar Menara Pelindung Pasukan darat Aliansi mencoba menerobos masuk Namun musuh yang mereka hadapi bukan hanya manusia biasa Makhluk-makhluk hasil rekayasa genetik Abyss – hibrida manusia dan binatang buas – menyerbu mereka.
Di Orbit – Komando Aliansi Jenderal Cassian Rydan memantau layar taktis dengan intens. “Kirim semua cadangan! Kita harus menang sekarang atau dunia akan jatuh ke tangan mereka!”
Serangan terus di lancarkan oleh pihak Aliansi Namun Tak kunjung membuah kan hasil yang memuaskan.
Kembali ke Victor, Victor menatap Sania penuh luka ia tahu sebenarnya Sania mungkin terpaksa melaporkan hal ini dan mencoba menyadarkan nya.
“Kau tahu siapa aku, Sania. Aku tahu kau masih di sana…”
Sania menahan isak. Pluto mencibir. Kaisar Zufra hanya duduk, tenang.
“Pilihan sudah dibuat, Victor,” ucap sang Kaisar. “Sekarang, mari kita lihat seberapa jauh harapan bisa bertahan… melawan kekuatan sejati.”
Langit Pulau Orson, Puluhan kapal Aliansi kini terjebak dalam formasi menyerang. Tapi saat mereka hendak menembakkan senjata utama ke arah Exekutor ll, Ternyata sebuah Plot twist
pelindung Exekutor II ternyata masih hidup….
“Komandan! Perisai tidak menurun! Itu masih aktif!”
Komandan Wedge terkejut. “Apa?! Tidak mungkin! Bukankah unit darat sudah menghancurkan panel kendalinya?”
“Mereka gagal, sir. Kita masuk perangkap!”
Alarm merah menyala di seluruh kapal induk. Lalu—dari balik awan hitam dan lapisan kabut—muncul armada Abyss dengan puluhan atau ribuan Kapal-kapal penghancur dan induk.
Kapal-kapal tempur kelas berat, pesawat interceptor berjumlah ratusan, serta Pesawat penyerang Kecil—kapal raksasa andalan Kekaisaran—meluncur masuk. Dinding langit berubah menjadi ladang tembakan Di Pusat Komando Aliansi, Jenderal Cassian Rydan memukul meja taktisnya. “Sial... kita dikunci dari semua sisi Ternyata kita di jebak.”
Reiya Po (melalui radio):
“Jet Skyland terkena lock system dari menara! Kita tidak bisa keluar dari jangkauan sinyal!”
Cassian:
“Kita harus bertahan. Wedge! Luncurkan unit cadangan! Jangan biarkan mereka mendekat ke pusat kapal!”
Komandan Wedge:
“Semua kapal! Keluar dari formasi! Hindari zona api mereka!”
Kapten Rydan Jo:
"INI PERANGKAP SIALAN!!!"
Tapi sudah terlambat untuk Aliansi Kapal-kapal Aliansi meledak satu per satu, terkena tembakan presisi dari Armada musuh yang kian banyak berdatangan dan tak menunjukkan kata berhenti Sementara itu, jet-jet Skyland berusaha menjatuhkan bagian luar menara dengan serangan beruntun, namun sia-sia.
Rydan Jo (teriak):
“Perisai itu tak bisa dihancurkan dari luar!! Kita harus percaya pada harapan saja untuk saat ini!”
"Pasukan darat Mulai hampir habis Jendral" Ucap komandan Wedge
"SIAL MEREKA SUDAH SELANGKAH LEBIH MAJU" ucap Cassian Rydan
Ruang Takhta Exekutor II Setelah Ledakan dan serangan, Asap masih mengepul. Panel kontrol Exekutor II terbakar sebagian tapi itu Tidak memberikan kerusakan pada Exekutor, dan alarm internal meraung nyaring. Sania berdiri membelakangi Victor, menatap puing-puing di hadapannya Victor, masih lemas tapi mulai bangkit dari lantai, menatap Sania yang kini perlahan berbalik. Air matanya masih mengalir, tapi sorot matanya keras.
Victor:
“Sania… kenapa? Kenapa kau menyerangku? Kenapa kau berdiri di sisi mereka?”
Sania menunduk sejenak. Kemudian ia membuka helmnya, memperlihatkan wajahnya yang kusut dan lelah—bukan karena perang, tapi karena beban sejarah yang ia pikul sendirian selama ini.
Sania:
“Victor… kau ingin tahu alasannya?”
"Pluto sudah memberi tahu segalanya"
Dia berjalan mendekat, langkahnya pelan, namun penuh keyakinan.
Sania:
“Kau tahu siapa keluargamu sebenarnya?”
Victor mengernyit. “Apa maksudmu?”
Sania (dengan suara gemetar):
“Keluarga Enus... nenek moyangmu... adalah dalang dari kudeta besar tahun 1898. Kudeta yang menjatuhkan 5 keluarga Kerajaan Harzenia Lama dan mengubahnya jadi republik.”
Victor menatapnya, terkejut.
Sania:
“Mereka... mereka membantai keluarga kerajaanku. Termasuk leluhurku. Keluarga Aturn.”
Victor:
“Itu... Itu hanya sejarah lama dan...—”
Sania (menerobos perkataannya):
“BAGI MU, MUNGKIN. Tapi kami—keluarga kami—diburu selama lebih dari 117 tahun. Diseret, disiksa, dipenggal. Hanya karena kami punya darah bangsawan Harzenia.”
Sania menatap langsung ke mata Victor. Tidak ada kemarahan di sana, hanya luka yang dalam.
Sania:
“Tahun 2015... Aku menyaksikan ayahku... dipenggal oleh rakyatmu. Oleh dendam yang diwariskan dari zaman kudeta.”
Victor terdiam. Dunia runtuh di telinganya. Ia mencoba mencari kata, tapi tak ada yang keluar.
Sania (suara pecah):
“Dan sekarang... kau, pewaris keluarga Enus... berdiri di hadapanku. Meminta maaf? Meminta penjelasan? Aku tidak bisa!”
Pluto tertawa di sudut ruangan. “Lihatlah. Betapa indahnya pengkhianatan yang lahir dari luka sejarah.”
Victor mengepalkan tinjunya. “Aku bukan mereka... Aku bukan seperti leluhurku!”
Sania:
“Mungkin. Tapi kau tetap pewaris dari dosa itu, Victor.”
Sekilas Flashback (pendek) yang menceritakan sekilas Kudeta Rakyat harzenia terhadap Kerajaan harzenia.
Tahun 1898: Revolusi berdarah. Bendera kerajaan dibakar. Bangsawan Harzenia jatuh satu per satu Keluarga Umi,keluarga Aptune,keluarga ARS keluarga Upeter , Keluarga Nerva dan keluarga Aturn di buru dan di Bantai oleh Pemerintah baru dan hanya menyisakan sebagian kecil.
Tahun 1942: Perburuan keluarga Aturn terus berlanjut meski kerajaan telah lama hilang.
Tahun 2015: Adegan gelap — ayah Sania diikat di tengah alun-alun. Kepalanya dipenggal di hadapan rakyat yang bersorak.
Sania, kecil, menangis di pelukan ibunya yang berdarah.
Kembali ke Ruang Takhta
Victor (suara parau):
“Jadi... kau gabung ke Abyss… untuk membalas dendam?”
Sania:
“Tidak… bukan sekadar balas dendam. Aku ingin mengakhiri warisan kegelapan itu. Dunia ini harus direset… dan satu-satunya cara adalah menghancurkan fondasi lamanya.”
Victor:
“Termasuk aku…?”
Sania (berbisik):
“…Jika harus...iya.”
Langit merah membara di luar jendela transparan. Armada Aliansi kini mengguncang langit Pulau Orson. Suara ledakan dan sirene bertabrakan menjadi simfoni perang didalam Victor, masih terpaku oleh pengakuan Sania, perlahan berdiri Tiba-tiba, ruang takhta menjadi hening, Sang Kaisar berdiri dari duduknya Sembari melangkah ke arah jendela besar di balik singgahsana miliknya telihat kabel-kabel yang masih menyatu dengan dirinya.
Langkah-langkah berat terdengar. Suara sepatu logam menapak di lantai kristal. Tirai holografik di belakang takhta terbuka, memperlihatkan siluet pria tinggi dengan jubah hitam keemasan dan mata menyala biru safir yang sedang berdiri melihat Pertempuran Di balik jendela besar Kaisar Zufra Sang penguasa Abyss. Sedang melihat pertempuran dari balik jendela Exekutor ll.
Zufra lantas Berbicara dengan penuh lantang
Zufra:
"Begitu banyak suara… begitu banyak darah. Semua hanya untuk melanjutkan lingkaran dendam yang terus-menerus."
Dia melangkah ke depan, berdiri di atas panggung pusat kendali Exekutor II. Di belakangnya, proyeksi hologram memperlihatkan model 3D kapal raksasa itu, lengkap dengan reaktor, senjata utama, dan target dunia.
Zufra:
"Sudah 20 tahun aku merancang proyek ini. Exekutor II bukan sekadar kapal. dia adalah ketakutan itu sendiri.
Victor menatapnya penuh kebingungan dan tak lama setelah ia menyadari sesuatu, sesuatu yang Besar Dan Plot twist.
Victor:
"Apa maksudmu…
Zufra (tersenyum dingin):
"Senjata utama Exekutor II bukan sekadar meriam planet-buster. Itu hanyalah tirai. karna Exekutor bukan hanya senjata biasa dan penghancur Benua tapi planet....
Victor tersentak.
Sania menunduk, menggertakkan gigi.
Victor:
“...Kau ingin kembali menguasai Bumi..kan? "
Zufra (dingin):
"Bukan hanya bumi aku. Tapi dunia mana saja yang menentang ku ."
Zufra mengangkat tangannya. Ruang takhta terguncang. Dari situ dia memerintahkan komandan Piett untuk menembak ke arah kapal Aliansi Sania melangkah mundur Bahkan dia, yang menyetujui sebagian rencana Abyss, kini tampak gentar.
Sania (berbisik):
“...Aku tidak tahu rencananya sejauh ini, aku hanya ingin membalas dendam keluarga ku yang sudah dikhianati oleh Republik dan Keluarga Enus.”
Zufra:
"Tentu saja tidak, Karena kau hanyalah pion dalam permainan panjang ini, Untuk Rencana yang lebih jahat lagi.....Bumi hanya awalan"
Pluto tertawa dari sisi ruang singgahsana.
Pluto:
"Aku sudah mengorbankan ratusan Nyawa termasuk keluarga kerajaan seperti Bendi dan Melissa… hanya untuk mengaktifkan inti Senjata ini Sekarang waktunya dunia mengingat siapa yang berhak memimpin!"
>"Dan kau Victor Enus akan melihat Uji coba langsung senjata ini beroperasi secara langsung... "
"Apa maksud.. " jawab Victor
Sang Kaisar kembali berjalan ke arah tempat duduknya itu lalu kemudian memerintah kan Komandan Piet untuk menembak kearah armada aliansi.
"kau bisa menembak sekarang Komandan... " ucap Sang Kaisar ke Komandan Piett melalui Alat komunikasi di Singgasana nya
"Siap Yang mulia kami akan menembak Sebentar lagi...." Jawab komandan Piett dari Alat komunikasi tersebut
Kembali ke Aliansi, Di luar Pertempuran Terakhir Dimulai Tiba-tiba, Exekutor ll menembak dengan sekala kecil dan menghancurkan salah satu kapal induk milik aliansi 3 negara tersebut dan mengejutkan sebagian Pemimpin dan Komandan termasuk kapten aliansi.
"Pesawat ini sudah Beroperasi?" ucap Victor
"Tentu saja Dan ini akan jadi akhir bagi aliansi" Jawab Pluto
Komandan Wedge, Reiya Po, dan Jenderal Cassian Rydan mereka tampak terkejut karna Exekutor ll ternyata sudah beroperasi dan bisa menembakan Laser supernya. kemudian Para prajurit Abyss mulai menembaki pasukan yang berada di luar Exekutor II.
Komandan Wedge:
“KITA DI SINI UNTUK MENGHENTIKAN KEGILAAN INI! TAPI KENAPA INI SEMAKIN GILA SAJA! ”
Cassian Rydan (berteriak):
“VICTOR! AYO KEMANA KAU”
Rydan Jo (ikut Berteriak)
"INI SEMAKIN MENGGILA SAJAAAA"
Tapi Zufra tak gentar. Dia mengangkat tangannya ke atas. Sayap hitam muncul dari punggungnya, dan tubuhnya diliputi cahaya biru pekat kabel-kabel di badanya mulai Lepas dan copot satu per satu.
Zufra berubah—menjadi entitas energi setengah Dewa
Zufra (menggelegar):
“SIAPA YANG BILANG AKU HANYA INGIN BUMI SAJA"
Lawan Para God's Knight kali ini adalah Mahluk setengah yang hampir tak mungkin mereka kalahkan Di posisi itu Takdir dan Doa Satu-satunya hal yang bisa umat manusia lakukan untuk membantu mereka dan Harapan tulus yang bisa membantu.
BERSAMBUNG....
.hai salam kenal/Good/
bab nya panjang sekali