Bekerja dengan bos yang mengeluarkan peraturan 'Kamu jangan pernah jatuh cinta dengan atasanmu'. Wah gimana ya perasaan Yasmin diworo-woro oleh bos tampan pemilik perusahaan tempat dia bekerja?
Ketika tidak sanggup lagi menghindari perasaan cinta yang tumbuh perlahan terhadap bosnya Yasmin memutuskan untuk resign sebelum bosnya memecat dia terlebih dahulu. Yasmin pergi ke kota lain untuk melupakan cintanya.
Bayu, bos Yasmin baru menyadari bahwa dia telah menaruh hati dengan gadis berjilbab syar'i itu yang telah mengubah hidupnya menjadi lebih religius setelah Yasmin resign tanpa persetujuan darinya.
Akankah Bayu bertemu kembali dan mengungkapkan cintanya kepada Yasmin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rabiha Adzra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15 Resign
'Setelah Yasmin tahu dari mulutku kalau aku sudah punya calon istri. Dia kok agak menghindariku di kantor,' lamun Bayu. Laki-laki tampan itu baru menyadari perubahan sikap Yasmin kepadanya.
Bayu ingat ketika Yasmin masuk ke ruangannya, itu seperlunya saja. Semua pekerjaan yang dia perintahkan juga selesai sebelum waktunya. Semua berkas yang Bayu minta tahu-tahu sudah ada di meja kerjanya.
'Ya, dia menghindar untuk bertemu langsung denganku,' batin Bayu.
Pantas saja ketika akad nikah adiknya. Bayu melihat ekspresi wajah Yasmin tampak begitu terkejut ketika melihat kehadirannya. Yasmin pasti mengira kalau Bayu tidak akan bisa datang.
Bayu menatap ke arah Yasmin terus. Gadis itu pun tidak menolak tatapannya seperti biasanya. Yasmin selalu menunduk jika Bayu menatap matanya. Dari tatapan mata Bayu, sebenarnya dia ingin menyampaikan pesan kepada Yasmin bahwa dia merindukan gadis itu.
Setelah ijab qobul selesai Bayu melihat Yasmin menangis saat adiknya memberikan cincin sebagai hadiah dan permintaan maaf karena telah mendahuluinya menikah. Bayu pun merasa terharu ketika melihat adegan kakak beradik itu berpelukan erat.
"Aku tidak bisa memutar waktu. Kalau saja aku cepat menyadari perasaanku. Mungkin sudah ku lamar dia sebelum adiknya menikah. Ah, tapi terlambat. Biarlah, aku tidak mau terburu-buru memutuskannya," gumam Bayu membawa mobilnya menuju kantor sambil mengenang moment acara akad nikah adik Yasmin tempo hari.
Bayu tiba di kantor sedikit telat. Tapi dia belum melihat Yasmin ada di mejanya.
'Tumben, biasanya dia datang lebih dulu dariku,' batin Bayu.
Bayu lalu masuk ke ruangannya. Dia melihat ada sebuah amplop putih di meja kerjanya.
"Sejak kapan amplop itu ada di sana? Setahuku kemaren belum ada," gumam Bayu. Dia mengambil amplop itu lalu membukanya. Bayu begitu terkejut setelah membaca isinya.
"Apa-apaan ini!! Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya," teriak Bayu marah sambil menggenggam surat pengunduran diri Yasmin dan menjadikannya sebuah gumpalan. Kemudian dia melemparnya ke dalam tempat sampah.
'Kenapa dia tiba-tiba resign? Apa aku sudah berbuat salah dengannya?, batin Bayu bertanya-tanya.
Bayu terduduk di kursi kerjanya dengan perasaan kacau. Dia lalu mencoba untuk menghubungi Yasmin. Tapi tidak ada nada sambung. Ponsel Yasmin tidak aktif.
"Shit!!," umpat Bayu kasar.
Yasmin sengaja mematikan ponselnya. Bayu lalu memanggil Ririn. Mungkin dia tahu tentang pengunduran diri Yasmin.
Tok.Tok.Tok
"Masuk!," perintah Bayu dengan wajah dingin.
'Ya Allah. Auranya kok nggak enak sekali, ya," batin Ririn melihat wajah Bayu tidak seperti biasanya.
"Ada apa Bapak memanggil saya?," tanya Ririn.
'Apa aku melakukan kesalahan ya, tapi Pak Fauzan tidak bilang apa-apa tadi,' batin Ririn cemas. Dia jadi gemetar sendiri.
"Kamu tahu kan, kalau Yasmin resign? Apa alasannya?!!," teriak Bayu langsung to the point.
"Apa, Pak? Yasmin resign!!!," Ririn juga ikutan kaget mendengar berita kalau temannya itu resign, sekaligus kaget juga mendengar teriakan Bayu.
'Sepertinya dia tidak tahu apa-apa. Buktinya dia lebih kaget dariku setelah aku menceritakan tentang surat resign Yasmin,' ucap Bayu di dalam hatinya.
"Kamu benar tidak tahu soal ini?," selidik Bayu masih kurang yakin.
"Demi Allah, Pak. Yasmin tidak pernah membahas soal pengunduran dirinya dengan saya. Tapi saya pernah sih mengingatkannya soal..." Ririn lalu menggantung ucapannya sambil melirik Bayu.
"Soal apa?," tanya Bayu penasaran.
"Soal...itu, Pak. Saya cuma pernah mengingatkan Yasmin agar jangan sampai jatuh cinta dengan Bapak, kalau dia tidak mau dipecat," jawab Ririn sedikit takut.
Bayu terperanjat. Dia tidak menyangka bahwa pernyataannya untuk memecat sekretaris sebelumnya itu sampai terkenal oleh karyawan lainnya.
Bayu hanya menghela napas. Kesal dengan statementnya dulu.
"Saat itu Yasmin hanya menjawab 'Tenang aja Rin, belum dipecat aku juga akan mengundurkan diri kok kalau sampai itu terjadi' begitu kata Yasmin sambil tertawa," lanjut Ririn mengingat kata-kata Yasmin.
"Terima kasih, Rin. Kamu boleh pergi," perintah Bayu sambil memegangi dahinya.
'Aku tidak percaya Yasmin melakukan ini. Kalau pun dia jatuh cinta denganku, aku kan tidak akan memecatnya. Ah, Yasmin memang berbeda dengan mantan sekretaris-sekretarisku sebelumnya,'
"Di mana aku harus mencarinya jika ponselnya saja tidak aktif begini. Hm, apa aku ke rumahnya saja," gumam Bayu.
Akhirnya pulang dari kantor, Bayu memutuskan untuk menghampiri rumah orang tua Yasmin. Setelah tiba di rumahnya, dari dalam mobil Bayu melihat suasana rumah Yasmin tampak sepi. Karena penasaran Bayu pun keluar dari mobilnya untuk menyakinkan bahwa rumah itu memang sedang tidak ada penghuninya.
"Digembok!! Pergi ke mana mereka?," gumam Bayu melihat pagar rumah yang digembok lalu dia melihat kiri- kanan rumah tetangga Yasmin. Sepi. Tidak orang untuk bertanya.
Bayu lalu memutuskan untuk pulang karena tidak mendapatkan informasi apapun tentang Yasmin.
***
Keesokan harinya
"Ke mana sekretarismu, Bay?," tanya Fauzan ketika masuk melewati ruangan Yasmin di sana tidak ada orangnya.
"Dia pergi entah ke mana? Kemarin surat resign-nya ada di mejaku," jawab Bayu dengan tatapan kosong.
"Aneh? Apa dia udah nggak betah lagi menjadi sekretaris dari CEO berwajah dingin seperti kamu," ledek Fauzan. "Atau karena kamu sering memarahinya, makanya dia tidak tahan terus mengundurkan diri," sambung Fauzan menebak dengan pikirannya sendiri.
"Asumsi kamu nggak ada yang benar, tau nggak!," sungut Bayu sambil menyandarkan punggungnya di kursi.
"Aku tidak pernah lagi memarahinya, karena pekerjaannya juga tidak ada yang tidak beres. Lagi pula sebelum dia resign, aku sempat menghadiri acara akad nikah adiknya dan tidak ada masalah," sambung Bayu menjelaskan, memang kepergian Yasmin sangat tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas.
Bayu masih teringat bagaimana Yasmin tersipu malu ketika dia pamit pulang dari acara itu. Bayu yakin kalau mereka sebenarnya memiliki perasaan yang sama. Tapi...Entahlah kenapa bisa jadi begini. Bayu juga tidak habis pikir.
"Lantas apa alasannya, ya?," Fauzan juga ikut berpikir.
Selama pengamatannya, Bayu memang tidak pernah komplain dengan pekerjaan Yasmin. Sehingga Yasmin masih bertahan sebagai sekretaris Bayu.
"Kamu tidak dapat info apapun dari Ririn," ujar Fauzan ingat kalau Bayu pernah memanggil Ririn.
"Ririn juga kaget sama seperti aku. Sepertinya Yasmin memang tidak mau dihubungi siapapun sampai nomor kontaknya saja non-aktif," jelas Bayu.
"Kamu datangi saja rumahnya," usul Fauzan.
"Aku sudah ke sana, Zan. Rumahnya digembok. Tidak ada orang," omel Bayu.
"Wah, gerak cepat juga nih," goda Fauzan sambil tersenyum melihat Bayu. Dia bisa mencium sesuatu antara Bayu dan Yasmin. Pastilah ada benih-benih cinta di hati mereka berdua.
Bayu hanya memalingkan wajahnya dan menahan diri untuk tidak tersenyum di hadapan Fauzan ataupun mengakui perasaannya terhadap Yasmin kepada temannya itu.
Biarlah dia memendam sendiri perasaannya. Tidak ada satu orang pun yang tahu perasaannya terhadap Yasmin.
***
karya yg sangat bagus n ispiratif
biasanya sy baca ga pernah smpe habis, ini ko malah pengen lagi ❤️