NovelToon NovelToon
Anara Dan Tuan Mafia

Anara Dan Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Mafia / CEO / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Tamat
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.4
Nama Author: Mr. Jay H

Anara Kejora biasa di sapa Ana, dia adalah gadis yang baik, penyayang, pintar dan ramah pada siapapun. Dia seorang yatim piatu, papa dan mama nya meninggal sejak ia berusia 10 tahun karena kecelakaan.


Suatu hari dia di usir oleh keluarga bibinya, kemudian dia pergi dan di kontrakan. setelah itu dia mencari pekerjaan di William Group dan di terima bekerja di situ.

Pria itu adalah Sean William. Dia adalah CEO William Group, seorang laki-laki berparas tampan, memiliki bentuk tubuh yang sempurna membuat setiap kaum hawa yang melihatnya terkesima. Namun, dia adalah pria yang dingin, kejam, tegas dan tidak tersentuh. la sangat sulit untuk di dekati, apalagi dengan seorang wanita.
Namun siapa sangka, di balik ketampanannya dia adalah pimpinan mafia terkejam yang cukup terkenal di berbagai negara.

Sean dan Anara bertemu lalu menikah
bagaimana kisah cinta Sean dan Anara?
Akankah mereka hidup bahagia?

Selamat membaca
Jangan lupa like, komen, bintang 🌟🌟🌟🌟🌟
Vote sebanyak-banyaknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Pernikahan

Hari ini tibalah di mana hari Sean dan Ana melakukan pernikahan. Sesuai dengan syarat Sean waktu itu, acara di lakukan dengan sangat tertutup. Hanya di hadiri oleh keluarga besar dari Sean saja, untuk Ana? Keluarga bibinya tidak tahu menahu tentang hal ini.

Acara itu di selenggarakan di salah satu gereja yang letaknya tidak terlalu jauh dari kediaman pribadi Sean. Gereja tersebut di dekor dengan banyaknya bunga-bunga yang indah sesuai dengan permintaan Sean. Sebelumnya, gereja tersebut sudah di urus oleh orang-orang Sean agar acara sakral itu tidak di ketahui oleh pihak manapun.

Tibalah saat ini pengucapan janji suci pernikahan Sean dan Ana.

"Tuan muda Sean William, bersediakah engkau menjadikan nona Anara Kejora sebagai pendamping hidupmu? Bersediakah engkau mencintainya dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat, dalam susah maupun senang dan menjaganya sampai akhir hayat?" Ucap sang pendeta.

"Aku Sean William, menyatakan di hadapan Tuhan, bahwa aku bersedia menjadikan Anara Kejora sebagai pendamping hidupku satu-satunya. Menerimanya dalam suka ataupun duka, dalam keadaan sakit ataupun sehat, dalam susah ataupun senang dan selalu mencintai dan menjaganya sampai akhir hayatku." Ucap Sean tanpa ada salah sedikitpun.

Pendeta Pun beralih menatap kearah Ana.

"Nona Anara Kejora, apakah engkau menerima tuan muda Sean William sebagai suamimu? Menerimanya dalam suka ataupun duka, dalam sakit ataupun sehat, dalam senang maupun susah serta saling mencintai satu sama lain."

Ana diam membisu, lidahnya serasa keluh tidak bisa menjawab pertanyaan yang di ucapkan oleh sang pendeta. Semua orang harap-harap cemas melihat keterdiaman Ana.

Sean yang tahu jika Ana di serang rasa gugup itupun segera mengambil tindakan.

"Tenangkan dirimu, rilex. Jawab yang benar, jika sampai kau salah, maka keluargaku akan melemparmu ke kandang buaya." Bisik Sean dengan sedikit menakut-nakuti Ana. Ana yang mendengar kata di lemparkan ke kandang buaya itupun langsung sadar. Tentu saja apa yang di ucapkan oleh Sean itu tidak benar.

"Nona Ana." Ucap pendeta lagi.

"Ah.. iya pak pendeta." Sahut Ana.

"Saya ulangi sekali lagi, Nona Anara Kejora, apakah engkau menerima tuan muda Sean William sebagai suamimu? Menerimanya dalam suka ataupun duka, dalam sakit ataupun sehat, dalam senang maupun susah serta saling mencintai satu sama lain."

"Aku Anara Kejora, menyatakan di hadapan Tuhan, bahwa aku bersedia menerima Sean William sebagai suamiku. Menerimanya dalam suka atupun duka, dalam keadaan sakit ataupun sehat, dalam susah ataupun senang serta selalu mencintai sepanjang hidupku." Jawab Ana tegas setelah mendapat ancaman dari Sean.

Semua keluarga Sean bersorak tepuk tangan mendengar jawaban dari Ana.

"Dihadapan Tuhan dan para saksi, kalian resmi menjadi suami istri. Untuk mempelai pria, di persilahkan untuk mencium mempelai wanita." Ucap pendeta setelah pengucapan jani suci.

Sean mendekat kearah Ana dan mencium kening Ana. Ana merasakan jantungnya berdebar kencang dan malu karena ini adalah hal pertama baginya.

Selama menjalin hubungan dengan Andi, Ana selalu menolak jika Andi menciumnya. Mereka hanya saling bergandengan tangan saat pergi berkencan.

Sean pun merasakan getaran yang berbeda pada dirinya saat bersama Ana, ini adalah juga pertama kali bagi Sean.

Keluarga besar Sean satu persatu memberikan ucapan selamat atas pernikahannya.

"Selamat untuk kalian berdua, nak. Jaga pernikahan kalian ya." Ucap mami Sean memberikan selamat pada keduanya.

"Selamat, son. Jangan lupa buatkan cucu buat mami dan papimu ini." Ucap papi Sean. Wajah Ana memanah dan merah karena merasakan malu. Untung saja ia menggunakan make up, jadi tidak ada yang tahu jika pipinya sekarang seperti kepiting rebus.

"Unclee... selamat... kasih adik yang lucu bua Diva ya." Ucap Diva di tengah-tengah keduanya.

Ana hanya tersenyum mendengar ucapan dari keluarga Sean. Ana merasakan kesedihan yang mendalam saat ini, bagaimana tidak, di hari yang bahagia ini kedua orang tuanya tidak berada di sisinya. Ana mencoba untuk tegar dan menutupi rasa kesedihannya, air matanya ingin terjatuh, tapi ia menahannya sekuat tenaga.

'Mama, papa.. Ana sudah menikah. Apa mama dan papa melihat Ana di atas sana?' Ana membatin dengan sedihnya.

'Aku sudah berjanji di hadapan Tuhan dan semua orang. Aku akan tetap mempertahankan pernikahanku nanti, aku akan membuka hatiku untuk suamiku' Ana kembali membatin dalam hatinya..

Semua acara sudah selesai, mereka pun kembali menuju rumah masing-masing.

Mension Sean...

Keduanya sudah sampai di depan mension, Anna turun dengan menjinjing gaunnya yang terlalu lebar itu.

Sean membawa Ana ke kamar miliknya. "Mulai sekarang, kau juga harus tidur di kamar ini." titah Sean pada Ana.

"Apa kita tidak bisa tidur terpisah?" Ujar Ana pada Sean dengan berhati-hati.

"Tidak, kau harus terbiasa. Sekarang kita sudah menikah, dan kau bisa menjalankan kewajibanmu sebagai seorang istri." Ucap Sean dengan tegas.

Wajah Ana pias mendengar kata itu dari Sean. " Kewajiban." Lirihnya pelan tapi masih di dengar dengan Sean.

Apakah aku harus menyerahkan mahkotaku sekarang? Pikirnya dalam hati.

"Aku tidak memaksamu untuk memberikan hakmu jika belum siap." Ucap Sean seakan tahu apa yang di pikirkan oleh Ana.

Ana segera bergegas mengganti gaunnya dengan pakaian santainya karena sudah merasa sangat gerah.

Selesai berganti, Ana duduk di pinggiran kasur berukuran besar itu dengan wajah yang begitu sendu. Sean yang baru saja selesai berganti baju melihat wajah Ana itupun mendekat.

"Kenapa? Apa kau tidak bahagia dengan pernikahan ini?" Tanya Sean pada Ana. Ana mendongakkan kepalanya kearah Sean.

"Bukan itu, tuan."

"Lalu?" Tanya Sean lagi.

"Aku sedih, di hari bahagiaku ini, kedua orang tuaku tidak ada disini, hikss.. hikss.." jawab Ana dengan air mata yang bercucuran. Akhirnya ia bisa menumpahkan kesedihannya yang sempat ia tahan sedari tadi.

Sean yang tahu kesedihan akan Ana itupun merasa tidak tega. Hatinya seperti teriris melihat Ana menangis seperti itu.

Sean mendekatkan dirinya lagi kearah Ana. la memegang dagu Ana dan mengangkatnya sedikit.

"Dengarkan aku Ana, kau tidak sendiri sekarang. ada mami, papi, Diva dan ada aku sekarang. Jangan menangis lagi, kau boleh memelukku sesukamu jika itu membuat dirimu tenang." Ucap Sean yang menyentuh hati Ana.

Tangis Anna semakin pecah dan segera berhamburan ke dalam pelukan Sean.

Hikss... hiksss...

Sean memeluk tubuh Ana untuk pertama kalinya, entah bagaimana jadinya, sikapnya yang dingin bisa begitu menghangat saat melihat Ana menangis seperti itu.

Ana masih terusan saja menangis tanpa henti di pelukan Sean, Ana merasa nyaman di dalam dekapan Sean hingga cukup lama.

"Maafkan aku, tuan. Bajumu menjadi basah," ucap Ana melepaskan pelukannya dan melihat baju Sean yang basah karena air matanya.

"Tak apa." Jawab Sean.

"Aku ingin ke dapur, apa tuan ingin di masakan sesuatu?"

"Sudah ada para maid dimension ini, biarkan mereka yang memasak. Kau istirahatlah." Perintah Sean dengan perhatian.

"Aku ingin memasak, biarkan aku memasak untuk menghilangkan kesedihanku." Mohon Ana pada Sean.

"Yasudah, lakukan saja sesukamu." Ucap Sean pasrah. Ana pun kembali sumringah. Ia pun segera turun dan menuju dapur.

"Luas sekali rumah ini, dimana dapurnya?" Gumam Ana memandang kesana ke mari mencari di maan dapur itu berada.

"Eh nyonya muda, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu maid yang melintas di sana melihat keberadaan Ana.

"Aku mencari dapur, dimana ya?" Tanya Ana.

"Mari saya antar nyonya." Ajaknya menunjukkan jalan untuk Ana.

Sesampainya di sana, Ana terkagum melihat dapur yang begitu luas dan lengkap.

"Aku mau memasak Bi, di mana bahan-bahannya?"

"Eh... sebaiknya tidak usah nyonya, biar kami saja yang melakukannya. Nanti tuan bisa marah." Ucap maid itu. la takut mendapat marah dari Ana karena membiarkan istrinya memasak sendiri.

"Tidak perlu takut bi, aku sudah mendapat izin dari Sean tadi." Setelah berdebat panjang, akhirnya maid di sana membiarkan Ana memasak di sana. Tapi, mereka masih membantu Ana. Agar Ana tidak merasa lelah.

1 jam berlalu, kini masakan yang di buat oleh Ana sudah selesai. Sean yang baru saja turun untuk melihat kegiatan Ana itupun menjadi tergugah dengan bau harum dari masakan Anna. Sean datang menuju dapur dan mendudukkan dirinya.

"Cobalah, ini aku masakan spesial untukmu, tuan." Ucap Ana menyiapkan makanan di atas piring Sean.

Sean tanpa ragu-ragu memakan masakan Ana." Bagaimana tuan?" Tanya Ana takut jika Sean akan memuntahkan masakannya.

"Enak."

"Kenapa kau berdiri begitu? Duduklah, kita makan bersama." Ujar Sean. Ana merasa berbunga hatinya karena di perlakukan manis oleh Sean. Karena, biasanya ia selalu menerima perlakuan buruk dari keluarga paman dan bibinya.

Ana pun menurut apa yang di perintahkan Sean dan makan siang bersama.

1
gempi
g
Qilla
terlalu naif ana ini ,pengen tak getok pakek centong lama lama ni bocah
Dinar Almeera
terimakasih banyak author, ditengah gempuran cerita kalau nikah mendadak cowoknya kasar dingin, ini cerita terbaik yang dimana sekalipun menikah belum ada cinta tapi pasangan yang saling menghargai pernikahan tanpa perlu drama kasar cuek dingin dan surat perjanjian
bebe
done vote nya
bebe
biatkan sean marah sm keluargamu anara ngga usah lagi kau kasihani mreka yg tak tau diri
Rossa Simangusong
Maos disuruh seret. dibunuh kek
Sondry Kaday
Buruk
Debby
Luar biasa
Debby
Lumayan
Mimi Sanah
hahahaha kasian mereka tertekan batin 😁😁😁
Noni Diani
Lumayan
Noni Diani
Luar biasa
Mimi Sanah
hahahaha
Mimi Sanah
hahahaha langsung saya ketawa😀😀😀😀😀😀
epifania rendo
diva sabar ya
epifania rendo
keluarga tidak tau malu
epifania rendo
lita tidak tau malu
epifania rendo
diva harus sabr ya
epifania rendo
diva harus sabar ya
epifania rendo
sabar sean
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!