Ditinggalkan oleh Ayahnya sejak masih dalam kandungan membuat Kayna Givana hidup dengan mandiri. Ia dibesarkan oleh Ibunya seorang diri. Namun ada seseorang dalam keluarganya yang membuat Kayna harus terjebak dalam suatu pekerjaan.
Kejadian itu juga yang membuat Kayna akhirnya bertemu dengan Arnatta Delion, laki-laki yang ia temui dan kenali sebagai seorang pelayan di sebuah kafe tempatnya bekerja, namun dibalik kesederhanaan Arnatta ada rahasia besar di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan Kecil
Langkah Kayna terus mendekati rumah besar yang di depannya terdapat gerbang tinggi menjulang dengan kokohnya. Ekor matanya melirik ke arah dalam dengan tangan yang ia ulurkan untuk memencet bel. Namun belum sampai ia menekan bel yang terdapat dibagian samping pagar. Seseorang berseragam hitam tiba-tiba datang menghampirinya.
"Maaf cari siapa neng?" tanya seseorang yang bertugas sebagai satpam di rumah besar tersebut.
"Mau nanya pak, ini benar rumah pak Aditama?" tanya Kayan dijawab dengan anggukan kepala oleh satpam tersebut.
"Iya benar. Eneng cari siapa?" ulang satpam tersebut membuat Kayna terkekeh.
"Ini pesanan untuk istri pak Aditama. Dari kafe cinlok," beritahu Kayna diangguki oleh satpam tersebut dan diterimanya.
Setelah memberikan makanan pesanan tersebut. Kayna pamit dan segera menghampiri Natta yang tadi terus menolak untuk menemaminya mengantar makanan tersebut ke rumah pak Aditama.
Bahkan Natta rela menunggu cukup jauh dari rumah tersebut. Ia sengaja menunggu di bawah pohon cukup rindang namun tidak terlalu besar. Itu pohon yang sering dia lihat ketika melewati jalan tersebut. Dan kini malah sebagai penolongnya untuk berteduh.
"Lama banget sih Kay," keluh Natta mencoba memainkan ponsel baru miliknya.
Bukan ponsel mahal seperti miliknya yang dulu. Ponsel dengan harga jutaan yang jika dibandingkan dengan ponsel Natta yang asli jelas jauh berbeda.
Sssssttttttt
Tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di pinggir Natta. Melihat mobil yang tidak cukup asing untuknya seketika membuat Natta terkejut.
"Oma," lirihnya berdiri dan segera menutupi bagian wajahnya dengan topi hoodie yang sedang dipakainya.
"Den Natta, tunggu!" teriak sopir pribadi milik Oma Natta.
Rencananya Natta akan kabur untuk menghindar dari Oma dan juga sopir pribadinya. Jika Kayna sudah tiba dan melihatnya sedang bersama dengan Omanya. Tidak akan ada lagi Natta sebagai pelayan di kafe Dio temannya. Melainkan tuan muda Arnatta yang sedang menjalani kehidupan layaknya orang biasa.
Tidak ingin sampai ketahuan oleh oma dan juga sopir pribadi beliau. Natta berlari untuk menghindar, sampai dia menemukan tempat yang aman untuk menunggu Kayna.
"Dio aneh-aneh aja nyuruhnya," gumam Natta menormalkan kembali napasnya.
"Kamu yang aneh! Segala nyalahin kak bos," sontak Natta terkejut melihat kedatangan Kayna yang tiba-tiba.
"Kenapa tunggu di sini sih? Dari tadi aku cariin-"
"Ssstttttttt!" dengan cepat Natta membungkam mulut Kayna. Ia melirik ke sekitar untuk melihat keadaan dan sepertinya sopir pribadi milik Omanya sudah tidak lagi mengejar.
"Ayo balik kafe udah mau sore!" ajak Natta setelah melepaskan bungkaman tangannya pada mulut Kayna.
"Enak aja. Enggak mau! Urusan kita belum selesai Nat!" tolak Kayna seakan sedang menantang.
Sudut bibir Natta tertarik ke atas mendengar ucapan Kayna. Ia tidak bodoh dan tahu jika Kayna akan kembali membahas masalah tadi. Ketidaksengajaan yang berujung sangat fatal menurut Kayna. Tetapi jika Natta, dia seperti mendapat sedikit keberuntungan.
"Kamu mau mempermasalahin yang tadi?" tanya Natta menatap manik mata milik Kayna.
Bukan menjawab. Kayna justru ikut menatap Natta dengan tajam. Keduanya saling berselisih pandang sampai akhirnya Natta kembali bersuara.
"Pegang punyaku biar adil," ujar Natta seketika membuat Kayna mendelik.
"Kamu gila," hardik Kayna mendapat kekehan dari Natta.
"Iya, buruan kembali ke kafe sebelum aku berubah pikiran lagi," ujar Natta bersiap untuk naik ke atas motor.
"Enggak mau!" tolak Kayna mengingat kejadian tadi.
"Ribet ya jadi cewek," cibir Natta membuat Kayna kembali menajamkan matanya tidak terima.
"Kamu yang ribet, bawa motor ginian aja nggak bisa," balas Kayna mencibir Natta.
Tidak ingin terus berdebat dengan Kayna. Natta memilih untuk berjalan mencari taksi. Ia ingin segera sampai dan mungkin meminta bantuan kepada Dio. Terus hidup tanpa harta memang masih sangat sulit untuk Natta lalui, tetapo hidup dengan bergelimang harta dan harus menjadi seperti apa yang Ayahnya minta juga masih belum bisa Natta terima.
semngaaaaaat
terimakasih mbak Ri
atw belajar dr Mas Ray