DENDAM Karena Buta Cinta

Keluarga Jude sudah tiba di bandara Paris, Jude serta istri dan anaknya Ella keluar dari pesawat. Mereka menunggu orang jemputannya, sambil melihat ke arah kanan kiri dan duduk beristirahat. Para anak buah James pun mencari keberadaan Jude dan istri juga anaknya.

Anak buah James menemukan mereka dan mengajak mereka menuju ke mobil yang sudah menunggu di depan, anak buah James mengikuti mereka dari belakang.

Sampainya Oliv di tempat les, Oliv keluar dari mobil dan terima kasih.

"Terima kasih, sudah mengantar saya ke tempat les tepat waktu. Apakah saya harus bayar?" kata Oliv.

"Tidak usah nona, kami dengan senang hati menolong anda." ucap Kevin pada Oliv.

Oliv ingin mengenal lebih dekat dengan Mr.Nathan, tapi sikap Nathan masih bersikap dingin dengan Oliv.

"Apa ada yang ingin kamu tanyakan?" ucap Nathan.

"Aku ingin memberikan kartu pada Mr. semoga Mr menerima" jawab Oliv.

Nathan menerima kartu pemberian dari Oliv, memasuki dalam kantong baju. Dia sangat menghargai pemberian orang lain, walaupun terkenal sangat kejam dan dingin akan tetapi masih memiliki hati untuk menghargai sesama.

Nathan meninggalkan Oliv di depan gedung dan segera berangkat ke kantor yang lain, Nathan memiliki banyak perusahaan dari ratusan perusahaan di Paris dan Nathan sudah memiliki 350 perusahaan.

Oliv masuk ke dalam dan melaksanakan les dengan tenang, tanpa ada masalah apapun. Jam belajar telah selesai dan Oliv keluar dari ruangan, di luar kelas sudah ada sekelompok tiga orang wanita yang sedang menunggu.

Mereka adalah Leyna, Lily dan Lucy. Mereka adalah kelompok geng tukang bully mahasiswa baru, setiap mahasiswa baru akan di berikan surprise seperti membully.

Menyiram dengan air kotor bahkan sampai di permalukan, hingga barang juga di buang di tempat sampah.

Ketiga wanita ini merasa bahwa mereka pemilik kampus padahal pemilik yang sebenarnya adalah Nathan, terjadi hal seperti itu sudah di lalui selama lima tahun tahun.

Oliv tidak bisa melawan akibat dia terlalu lemah, dia sudah melewati semua ini selama lima tahun dari mereka bertiga sejak SMA.

Hanya pasrah dengan perbuatan mereka, karena mereka terlalu kuat. Mahasiswa lain juga banyak ketakutan dengan kehadiran mereka bertiga.

"Kenapa kamu diam saja, lawan kami semua. Wanita yang lemah, dasar pengemis yang miskin" ucap salah satu mereka.

"Kemana keluarganya?. Apa tidak ada yang menolong dia, sepertinya ia sendiri tidak ada yang mau berteman dengannya".

"Wah kasihan sekali dia, sepertinya dia anak yang tidak memiliki orang tua".

"Sepertinya iya"

Oliv terus menangis yang tidak tahan dengan ocehan mereka yang sangat tajam, ia pun hanya bisa diam saja dan tidak mau mencari masalah dengan orang di rumah.

Perusahaan Nathan

James sudah berada di kantor Nathan, jika bukan karena mamanya, dia tidak akan mau datang pada Nathan dan meminta maaf atas perbuatan dirinya.

James mendatangi ruang Nathan, disana Nathan sudah menunggu dengan penuh rasa kesombongan.

Siapa sangka, karena sudah meremehkan kemampuan seorang CEO yang terkenal di seluruh dunia. Bahkan sudah memiliki rombongan mafia yang kejam.

Pelayan kantor membawa James ke ruang Nathan dan mengetuk pintu.

"Silahkan masuk pak" kata pelayan.

Nathan duduk di kursi dan menikmati secangkir kopi cappuccino, James melihat Nathan yang sedang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Langsung intinya saja, saya minta maaf atas perbuatan yang sudah menyinggung perasaan Mr. Tapi saya mohon, tolong kembalikan posisi perusahaan saya dengan semula." ucap James yang terus memohon agar ibunya tidak memarahinya lagi tentang masalah perusahaan.

"Kamu tahu, siapa saya" kata Nathan.

"Iya, saya tahu. Anda adalah Mr.Nathan yang sangat terkenal dengan kekayaan dan perusahaan yang banyak. Maka dengan itu, saya minta maaf sekali lagi atas apa yang menyinggung perasaan Mr" ucap James.

"Dengan senang hati, saya menerima maaf dari anda. Jadi anda sudah tau saya seperti apa?. Maka jangan pernah menyinggung apapun tentang saya lagi" kata Nathan dengan nada santai.

Berbeda dengan James yang sudah ketakutan, akibat sudah merendahkan Nathan, menahan amarah dengan paksa.

Tidak boleh ketahuan oleh Nathan bahwa James sedang murka dengan sikap Nathan, namun James harus sabar dan tahan emosi.

"Baiklah, saya permisi dulu, terima kasih sekali Mr.Nathan" lanjut James.

"Silahkan" mempersilakan keluar dari ruangan.

James keluar dari ruangan Nathan dengan perasaan yang gundah. Ke depannya, dia harus lebih berhati-hati lagi dalam menghadapi seorang seperti Nathan.

Dia dan anak buah kembali ke perusahaannya lagi dan melihat kondisi disana, James tidak ingin ibunya tahu bahwa perusahaannya telah menurun saham hingga sebesar 50%.

James menyuruh semua karyawannya, agar segera memberikan hadiah yang terbaik untuk Nathan. Sebagai tanda terima kasih supaya agar tidak menambah masalah lagi, di sisi lain Oliv pulang dengan jalan kaki akibat terlambat naik bus.

Oliv memang anak orang kaya, tapi dia orang yang sangat pendiam, tidak banyak bicara bahkan sangat jarang berkumpul dengan orang tuanya. Sangat asing dari ayah dan ibunya, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar di bandingkan keluar untuk jalan-jalan.

Saat di jalan pulang, mobil Nathan berhenti di depan gedung les. Nathan mendatangi gedung les, karena ingin melakukan perayaan sebuah gedung. ini akan di jadikan tempat les bagi umum bagi orang yang kurang mampu.

Oliv memandang mobil yang berhenti di depan dan ingin pergi menuju ke arah mobil, Nathan melihat wanita itu ingin menuju ke arahnya.

Tapi sayangnya langsung datang keramaian dan mendorong ia sampai jatuh, Nathan pun melihat wanita itu terjatuh akibat di dorong banyak orang yang ingin menyapanya.

Terlebih tiga orang wanita tadi menginjak tangan Oliv, untuk menyuruh segera meninggalkan tempat ini. Leyna menyusul Nathan dan ingin memperkenalkan diri pada Nathan, Leyna sangat kagum dengan ketampanan Nathan yang begitu tampan dan mempesona. Oliv masih belum beranjak pergi dan dia hanya menunduk di saat Nathan lewat di depannya.

Nathan berhenti berjalan, dan melihat ke arah Oliv yang dari tadi menunduk. Akibat malu karena penampilan yang sangat berantakan akibat ulah dari tiga wanita itu, Nathan mengangkat dagu Oliv dan melihat wajahnya yang penuh dengan saus tomat.

"Apa yang terjadi?" tanya Nathan pada Oliv.

"Aku tidak apa kakak, cuma tidak sengaja makan dengan berantakan".

Dia memanggil aku dengan sebutan kakak, ada apa ini. Dia seperti orang ketakutan, seperti ada yang menindasnya sampai dia jadi seperti ini, tapi siapa yang menindas dia?. Gumam hati Nathan.

Semua orang terkejut, bahkan juga tiga geng wanita tadi juga ikut terkejut dengan panggilan Oliv pada Nathan. Bahwa Mr.Nathan adalah adalah kakaknya, sekretarisnya juga terkejut melihat adegan itu bahwa gadis itu memanggil tuannya dengan sebutan kakak.

"Katakan, siapa yang membully kamu?." Nathan bertanya.

"Mereka bertiga kakak, aku sangat takut kak. Kenapa kakak terlambat," ucap Oliv yang sedang berakting.

Habislah sudah nasib aku, kenapa aku tidak tahu, bahwa perempuan ini adalah adik dari pria ini. Dia adalah CEO yang terkaya hingga gedung ini adalah miliknya. Batin Leyna.

"Ikut saya." kata Nathan.

Nathan mengajak Oliv, masuk ke ruangan pribadinya yang di ikuti oleh sekretarisnya juga. Nathan ingin bertanya kenapa dia bersikap seperti itu.

Belum sempat ingin bertanya, Oliv sudah berbicara dan menangis di depan Nathan. Oliv meminta maaf atas perbuatannya, tadi yang sudah membuat Nathan bingung.

"Maafkan aku Mr, aku terpaksa melakukan ini. Aku takut Mr, mereka pasti akan membully aku lagi, tolong jangan keluarkan aku dari sini" ucap Oliv dengan perasaan ketakutan.

"Kevin, keluarkan mereka dari sini dan blacklist semua kampus di seluruh Paris untuk tidak menerima mereka sebagai mahasiswa lagi." kata Nathan memberikan perintah pada Kevin yang terkejut dengan perkataan tuannya.

Kevin melaksanakan tugas perintah dari Nathan, terlalu mudah dalam memblacklist orang-orang dalam dunia sosmed jika atas nama Mr.Nathan.

"Kamu ingin bermain drama dengan saya?. Itu maksud kamu sayang?" ucap Nathan menghampiri Oliv yang berdiri kaku.

"Tuan jangan salah paham dulu, tolong tuan" ujarnya dengan ketakutan.

Bersambung