Pernikahan Simbiosis

Suasana rumah Fahrizal hari itu sedikit berbeda, mereka akan kedatangan tamu spesial sore itu. Axel membawa Orangtuanya ke rumah Fahrizal untuk melamar Jojo tepat seminggu setelah perdebatan sengit sepulangnya dari rumah sakit menejenguk Embun.

Satu minggu yang lalu

"Kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba berubah pikiran seperti ini?"

"Pernikahan bukan untuk main-main, aku tidak mau!" ucap Jojo sok bijak.

"Apa kamu tidak ingin membantu kakak 'mu?" Axel memakai senjata ampuh untuk menyadarkan gadis itu.

"Ingin, aku ingin tapi Bang Ical bilang aku harus mengutamakan kebahagian 'ku di atas segalanya, aku tidak ingin menderita hidup dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan dengan 'mu seumur hidup." Mulut Jojo bak jalan tol, dengan mudahnya gadis itu mengakui perasaannya sendiri.

"Tidak perlu seumur hidup, ayo kita menikah sampai Embun berulang tahun yang ke dua. Seperti simbiosis yang kamu bilang sebelumnya, ayo kita buat ini sebagai simbiosis Mutualisme, kamu akan diuntungkan karena aku jamin kakak 'mu tidak akan pusing dengan dana kampanyenya lagi," bujuk Axel.

"Kapan ulang tahun Embun?" Jojo mulai terlihat goyah.

"Delapan bulan lagi."

"Lalu apa keuntungan yang kamu dapat?" Dalam Jojo memandang wajah laki-laki yang duduk di sebelahnya itu, meskipun dia sendiri sudah bisa menebak apa yang ada di pikiran Axel.

"Aku bisa menemui Rea tanpa orang lain curiga bahwa aku masih mencintainya."

***

Tak mengedipkan matanya, Axel sedikit terpesona melihat Jojo sore itu. Kesan slengekan benar-benar hilang dari sosok adik kesayangan Fahrizal itu sekarang. Atasan model peplum berwarna pink peach membuatnya terlihat anggun.

"Maksud kami datang kemari untuk melamar adik kamu, Jojo," ucap Jordan yang diamini dengan anggukan kepala oleh Lidia—istrinya setelah beberapa saat berbasa-basi.

Fahrizal menatap Axel, jelas Ia ingin laki-laki itu menyampaikan sendiri tujuan kedatangannya di depan semua orang.

Axel pun merasa dan akhirnya berucap, "Saya ingin menjadikan Jojo istri."

Detak jantung Axel tiba-tiba bertalu bagaikan suara kendang. Dulu ia memang pernah hampir menikah dengan Selena, tapi Axel tidak pernah sekalipun berkata ingin menjadikan gadis itu istrinya. Hal ini jelas baru pertama kali dia lakukan di dalam hidupnya.

"Jo!" Suara Fahrizal membuat Jojo kaget setengah mati.

"Apa kamu mau menerima lamaran ini?"

Jojo terkejut, Ia tak tahu apa memang begini caranya menerima lamaran seorang pria, harus ditanya terlebih dulu atau memang Abangnya masih tidak percaya dengan dirinya dan Axel.

"A—ku aku mau bang," ucap Jojo yang langsung disambut dengan gelak tawa bahagia dan tepuk tangan dari Jordan.

"Aku ingin pernikahan kami dilaksanakan tiga Minggu lagi." Axel menatap Jojo yang masih saling pandang dengan Fahrizal.

"Hah ... ya, apa?" Jojo meremas tangannya sendiri, Ia masih tidak percaya Axel benar-benar menepati apa yang diucapkannya.

***

Berbaring di samping Jojo, Kirana yang datang setelah acara lamaran sahabatnya selesai terlihat antusias. Ia bahkan menggoda Jojo sambil menusuk-nusuk perut sahabatnya itu.

"Wah ... tak 'ku sangka dirimu yang membantu 'ku kabur dari pernikahan yang tidak diinginkan malah tiba-tiba saja menikah, kamu bahkan tidak menceritakan tentang pria bernama Axel itu."

"An!"

"Apa?"

"Aku sedang mengorbankan diri." Jojo menatap langit-langit kamarnya dengan sorot tak bersemangat. "Aku merasa diri 'ku sebelas dua belas dengan Drupadi yang terjun ke dalam kobaran api," ucap Jojo berlebihan.

"Ish ... Lebay, aku tak menyangka Jojo bisa jatuh cinta," ledek Kirana.

Jojo menggeleng," Cinta yang salah," lirihnya lalu berguling memeluk tubuh Kirana. "An, apa Herder 'mu masih menunggu diluar?".

"Dasar Jojo, mereka itu manusia kenapa kamu mengatai mereka seolah mereka anjing gembala Jerman?"

"Tunggu An, kamu bilang nama pengawal 'mu Herry dan Deri kan sama seperti nama Pak De, lalu dimana salah 'ku? Aku hanya menggabungkan dua nama panggilan mereka." Jojo memang ratu berkilah.

"Hish ... ya ... ya, terserahlah! kamu memang jagonya. Lalu kenapa kamu bertanya apakah mereka masih di luar atau tidak?"

"Aku ingin clubbing!"

"Apa?"

***

Meminta izin kepada Fahrizal untuk pergi jalan-jalan dan dengan dua penjaga Kirana, malam itu Jojo diam-diam pergi ke club.

"Kalian duduk manis saja, Oke!" Perintah Kirana ke dua pengawalnya. Gadis itu beruntung karena Papanya hanya memberikan pengawal dan tidak membatasi kegiatannya.

Di salah satu sudut di club yang sama, Axel tengah duduk dan terkena ledekan dari dua sahabatnya secara bergantian.

"Nasip 'mu sepertinya selalu berhubungan dengan dua hal yang sama, dipaksa menikah dan Gubernur, meskipun yang ini belum tentu akan menang." Juna sahabat Axel tertawa lepas, puas meledek pria itu.

"Jangan lupakan nasip Axel yang lain, calon istrinya kabur di hari pernikahan," imbuh Nic, sahabatnya yang lain.

"Jika kali ini calon istri 'mu kabur lagi, jual Sky Hotel kepada 'ku, aku akan merobohkannya dan menjadikannya tempat ibadah agar kesialan tempat itu menjadi keberkahan."

Axel meninju lengan tangan Nic, Ia memilih diam dengan segala bentuk hinaan dari Nic dan Juna.

"Kamu hanya memanfaatkan dia kan Ax?"

Tuduhan Nic membuat Axel terdiam.

"Jangan main-main dengan perasaan seorang gadis, atau kamu nanti akan merasakan akibatnya."

"Memang akibat apa yang akan aku rasakan?ditinggalkan pergi begitu saja tanpa berpamitan seperti gadis SMA yang kamu sukai itu? Dasar ... Om om laknat!" cibir Axel.

"Aku sumpahi dirimu terkena karma." Nic memilih diam setelahnya, sementara Axel langsung mengalungkan lengannya ke leher sahabatnya itu.

"Ayo lah! Masih banyak gadis yang bisa kamu ajak berkencan. Lihat! gadis i—tu." Axel melepaskan tangannya, menatap ke arah gadis yang baru saja Ia tunjukkan ke Nic.

"Mana?"

Axel terdiam, memfokuskan pandangan ke sosok gadis yang ternyata adalah calon istrinya. Jojo nampak tertawa di atas lantai dansa sambil menarik kerah kemeja seorang pria.

"Aku pikir dia polos dan bodoh, tapi sepertinya tidak. Bagaimana bisa dia pergi ke tempat seperti ini padahal baru tadi sore menerima lamaran seorang Pria." Tanpa sadar Axel menggerutu.

"Siapa?" Juna membalikkan badannya karena pensaran.

"Gadis yang akan aku nikahi tiga minggu lagi," jawab Axel dengan sinis.

Sementara Itu

"Sedang apa kamu di sini?" Pria yang bersama Jojo ternyata adalah kakak angkatannya di kampus, yang juga pernah menaruh hati padanya.

"Bersenang-senang lah apa lagi?" Jojo sedikit melirik ke arah kiri, sebenarnya sejak masuk ke sana ia sudah melihat Axel.

"Kak Ben, apa kamu sudah punya pacar?" tanya Jojo yang dijawab dengan gelengan kepala oleh temannya itu.

"Boleh aku mencium bibirmu?"

"Apa?"

Laki-laki bernama Beni itu hanya bisa mematung dan menahan napasnya saat Jojo menempelkan bibirnya.

Aku Aubrey Joysalim, orangtua 'ku pasti tidak serta merta memberi 'ku nama Joy, seperti nama 'ku aku harus gembira dan bahagia. Aku akan melupakan cinta monyet konyol itu, dia tidak menyelamatkan 'ku dari orang jahat yang mengejar diri 'ku, akulah yang berlari ke sana, aku menyelamatkan diri'ku sendiri. Aku akan dengan senang hati mengorbankan hidup 'ku selama delapan bulan bersamanya, tapi akan ku pastikan tidak akan lagi mencintainya.

Axel memalingkan mukanya, sebuah ledekan kembali di lontarkan Juna. "Bersiaplah ditinggal kabur mempelai 'mu lagi."

—

—

—

—

—

—

—

—

Like komen vote bagi kembang kopi dan baca Note dibawah ini

NOTE

Em begini-begini, aku tidak mengharuskan bahkan menyarankan kalian membaca novel Menikahi Bumi yang Dicintai Langit yeee, kenapa? Karena Isinya perselingkuhan kleyan ntar emosi jiwa terus kleyan marah-marah ke Markonah. Tapi kalau kleyan tetep Baca CATAT ya, aku pakai END VER pertama yang mba Rea balikan sama suaminya mas Arkan.

Jadi, jangan bingung. Aku ga mau jelasin lagi.

Kalau kalian penasaran Kenapa itu Arkan mau balikan sama Rea lagi, dia cinta mati sama Rea, bahkan dia udah cinta dari kecil. Arkan itu tipe laki yang ga ada di Bumi, cuma Ada di dunia halunya Markonah.

Begitu ya, semoga mengerti!