Setelah diselingkuhi, Brisia membuat rencana nekat. Ia merencanakan balas dendam yaitu menjodohkan ibunya yang seorang janda, dengan ayah mantan pacarnya. Dengan kesadaran penuh, ia ingin menjadi saudara tiri untuk mengacaukan hidup Arron.
Semuanya berjalan mulus sampai Zion, kakak kandung Arron muncul dan membuat gadis itu jatuh cinta.
Di antara dendam dan hasrat yang tak seharusnya tumbuh, Brisia terjebak dalam cinta terlarang saat menjalankan misi balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ken Novia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjelang Perpisahan
Mereka bertiga duduk bersama sambil menunggu bel berbunyi, tiba-tiba Navan lewat karna ruang ujiannya satu koridor sama ruangannya Arron.
"Bro!" Sapa Navan pada Arron yang masih ngerangkul Brisia.
"Van!" Arron melepaskan rangkulannya dan tos ala cowok sama Navan. Navan dulu pernah ikut basket jadi agak akrab sama Arron, cuma Navan udah keluar.
"Sendirian aja?" Tanya Arron.
"Emangnya Elo punya pacar. Brie, makin cantik aja!" Puji Navan, Brisia cuma tersenyum kaku, ngga enak sama Arron dipuji didepan cowoknya.
"Cari pacar lah Van, biar ngga muji-muji cewek orang!"
"Dih cemburu tuh Brie." Ledek Navan.
"Males ah lagi asyik ngejomblo." imbuh Navan.
"Jomblo yang penting stok cewek ada?" Tebak Arron.
"Lah itu Elo tau." Jawabnya santai.
"Dari dulu masih gitu juga?"
"Ya gimana, enakan nggak terikat, nggak ada hati yang harus dijaga. Sama siapa aja gasss."
"Eh tapi jangan ditiru ya Ar, Elo mah enak udah punya Brie yang paket lengkap." Kata Arron dengan nada sedikit menyindir.
"Mana berani gue." Jawab Arron bikin Disa nahan kesal.
Disa cuma diam nyimak, tapi dihatinya mengumpat. Navan melirik Disa yang keliatan lesu.
"Kenapa Lo Dis? Sakit?" Tanya Navan sok peduli.
Apa katanya kenapa, padahal dia kaya gini gara-gara Navan kemarin ngurung di kostnya dan dikerjain habis-habisan.
"Disa lagi dapet makanya lemes, gue juga gitu kok kalo lagi dapet." Jawab Brisia.
"Oh gitu, kirain capek lembur." Ucap Navan ambigu.
"Gue nggak lembur Van!" Balas Disa ngegas.
"Maksud gue lembur belajar, emang Lo kira lembur ngapain?" Tanyanya tengil, beneran bikin Disa pengin ngereog, maksudnya apa coba ngomong kaya gitu didepan Arron sama Brisia.
"Eh..."
Bunyi bel seolah menyelamatkan Disa dari mulut rombengnya Navan.
"Gue cabut Ar. Kapan-kapan main bareng ya!"
"Siap Van, nanti kalo udah kelar ujian."
Navan mengangguk, lalu pergi menginggalkan ketiga temannya.
Semua murid kelas dia belas berhamburan masuk ke ruang ujiannya masing-masing. Guru yang bertugas jadi pengawas terlihat mulai keluar dari kantor guru.
Hari pertama ujian berjalan lancar, Brisia dapat mengerjakan dengan baik. Lain dengan Disa, kaya nggak fokus karna nggak belajar dengan benar.
"Dis, ayo ke apotek depan beli vitamin!" Ajak Brisia.
"Lo nggak pulang sama Arron?"
"Gue udah bilang Arron, dia mau nungguin kok."
"Ya udah." Disa mengangguk lalu berjalan karna tangannya udah diseret sama Brisia menuju apotek yang ada didepan sekolah.
Brisia beneran beliin Disa vitamin sama coklat di minimarket yang ada disebelah apotek.
"Makasih banget Brie, sebenernya Lo nggak perlu repot-repot."
"Santai aja Dis, gue kan sahabat Elo makanya gue peduli. Lo disini sendirian jauh dari keluarga, jadi gue harus pastiin Lo baik-baik aja."
Disa membalas senyuman tulus Brisa.
"Tuh Arron udah nungguin Elo, sana pulang!"
"Iya, gue pulang dulu ya! Lo juga hati-hati pulangnya."
"Siap. Hati-hati dijalan Brie."
Brisia mengangguk dan melambaikan tangannya, lalu menyeberang karna Arron udah nungguin.
Disa melihat kedua orang itu pergi, ia berjalan ke halte buat nunggu bus. Vitamin dan coklatnya ia masukkan ke tas.
Besoknya, Disa keliatan lebih seger setelah minum vitamin dari Brisia.
Hari berlalu, ujian akhirnya selesai dengan lancar, bikin murid-murid jadi lega. Tapi masih harus menunggu pengumuman kelulusan.
Angkatannya Brisia niatnya mau bikin video buat kenangan-kenangan perpisahan. Jadi setelah ujian mereka pada tetep berangkat buat bahas konsep sekalian latian, karna sabtunya mau take video mumpung sekolah sepi adik kelas pada libur.
Pas hari sabtu, murid-murid kelas tiga pada masuk pake baju OSIS. Tapi agak sore ke sekolahnya karna ada video yang takenya malem, ngikutin yang lagi viral.
Sambil nunggu malem, mereka pada foto-foto perkelas buat kenang-kenangan sama wali kelas juga. Trus buat video joged-joged di lapangan sambil muter bareng-bareng bikin formasi lingkaran dipandu sama koordinator yaitu anak-anak mantan anggota OSIS.
Setelahnya mereka nyanyi-nyanyi diiringi musik, nyanyi lagunya Sheila on 7 yang judulnya Sebuah kisah klasik, sambil saling merangkul siapapun teman yang ada di sampingnya.
Sampai jumpa kawankuu... Semoga kita selalu... Menjadi sebuah kisah klasik.. Tuk masa depan....
Pokoknya asyik, haru banget suasananya, dan nggak bakal terulang lagi. Nggak kerasa momen kebersamaan mereka udah mau berakhir.
"Brie, makasih udah mewarnai masa SMA gue. Gue sayang banget sama Elo." Ucap Arron sambil tersenyum menatap wajah cantik Brisia.
Arron dari tadi merangkul Brisia, nggak mau jauh dari pacar kandungnya itu.
"Iya Ar, sama-sama. Gue juga sayang sama Elo. Jangan berubah ya Ar sekalipun nanti kita kuliahnya beda jurusan."
Arron mengangguk, tangannya mengelus kepala Brisia.
"Gue nggak bakal berubah Brie. Lo tenang aja!" Ucapnya begitu meyakinkan.
Setelah acara nyanyi selesai, mereka istirahat sebentar sambil nunggu langit benar-benar gelap. Mereka mau persiapan take video terakhir dilapangan basket. Jadi kursi-kursi dijejerin sama disusun pake meja biar jadi kaya tribun. Dibelakangnya ada lampu-lampu sorot dan banner besar bertuliskan SMA ADHYAKSA BAKTI.
Mereka pake jasa videographer biar hasilnya bagus dan profesional. Murid-murid mulai menempatkan diri dikursinya masing-masing.
Brisia duduk disebelah kanan Arron, sementara Disa disebelah kirinya. Disa sengaja minta tuker posisi sama cewek yang harusnya disebelah kiri Arron, karna posisinya emang selang seling cewek cowok.
Arron sempet kaget, tapi dia berusaha biasa aja. Sementara Disa tersenyum saat Arron menoleh ke arahnya.
"SUDAH SIAP SEMUANYA?" Tanya si ketua pake toa pada teman-temannya yang udah duduk.
"SIAAAAP." Jawab mereka kompak.
"OKE KITA LATIHAN SATU KALI BARU TAKE VIDEONYA!"
"OKEEE...."
Si ketua tadi menempatkan diri dikursinya, lalu lampu dimatikan biar benar-benar gelap.
Lampu sorot mulai menyala seiring dengan musik yang mulai mengalun, anak-anak tampak serius sekalipun baru latihan. Mereka berusaha mengingat setiap gerakannya.
Mereka juga memegang lighstick yang nantinya akan dinyalakan diakhir video.
Setelah beriweh ria karna harus beberapa kali take video sampai benar-benar kompak, akhirnya acara itu selesai juga. Padahal video cuma durasi satu menitan, tapi bikinnya hampir satu jam.
Tangan Arron ada disamping, diam-diam Disa menggenggamnya. Arron sempat mau menepis tapi ditahan oleh Disa, akhirnya mereka diam-diam pegangan tangan. Sementara satu tangan Arron menggenggam tangan Brisia. Karna gelap jadi nggak keliatan kalau Arron pegangan tangan sama dua cewek.
"GIMANA GAES CAPEK NGGAK?" Tanya si ketua dibawah sana, lagi-lagi pake toa biar kedengeran.
"CAPEEEK!" jawabnya kompak.
"TAPI SERU KAN?"
"SERUUUUU."
"Oke, gue disini sekalian ngucapin terimakasih buat kalian semua, yang udah berusaha buat kompak dan menciptakan kenangan yang nggak bakal kita lupain dimasa depan. Gue minta maaf kalau selama tiga tahun ini banyak salah sama kalian, semoga persahabatan kita tetap terjaga. Kompak selalu buat angkatan 25 SMA ADHYAKSA BAKTI."
Tepuk tangan meriah mengakhiri pidato singkat itu, setelahnya mereka mulai turun dari kursinya masing-masing. Suasana mendadak haru dan melow karna mereka saling bersalaman dan minta maaf satu sama lain.
aron mah sesetia itu
kan kalo lagi sama kamu ingat disa
kalo lagi sama disa ingat kamu
😸😸😸