NovelToon NovelToon
Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Keluarga / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

Emily berjalan pelan menuju mobil keluarga mereka, matanya menatap kosong, sementara hatinya diliputi tanda tanya yang semakin menyesakkan.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Emy bisa berubah sedemikian rupa? Baru beberapa menit lalu dia menyaksikan sendiri adiknya itu sengaja menelan aspirin, kini ia melihat Emy duduk di dalam mobil dengan wajah yang tampak lemah, namun pandangan matanya menusuk, penuh kepuasan.

“Masuk!” suara ayahnya terdengar dingin, nyaring, dan penuh amarah.

Emily menunduk, masuk dengan langkah ragu. Suasana di dalam mobil mencekam. Ayahnya duduk di kursi depan, sementara Emy bersandar manja di jok belakang, di samping Emily.

“Ceritakan pada Ayah, apa yang terjadi.” Suara ayahnya rendah tapi tegas, seperti menahan bara api di dadanya.

Emily menoleh ke arah Emy, berharap gadis itu membuka suara, mengatakan yang sebenarnya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Emy menarik napas dalam-dalam, menatap ayah mereka dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

“Ayah… Emy dikurung sama Kak Emily di gudang… Emy hampir nggak bisa napas, Ayah. Kalau saja Emy nggak telepon Ayah cepat-cepat, mungkin Emy udah mati sekarang.”

Kata-kata itu bagai petir yang menyambar Emily. Matanya membelalak, tubuhnya kaku, lidahnya kelu.

Jelas sekali bukan itu yang terjadi tadi, mana mungkin Emily yang sudah tidak ingin terlibat dengan Emy malah menindasnya lagi, dia sudah tidak mau di benci, hanya ingin hidup lebih lama dengan merasakan kasih sayang mereka sebelum meninggal.

“Apa?!” Ayah langsung menoleh, tatapannya tajam menembus Emily. “Benarkah itu, Emily Marleight Hambert?”

“Tidak! Ayah, itu nggak benar!” Emily spontan bersuara, suaranya gemetar. “Aku justru yang menemukan Emy di gudang! Dia sendiri yang ada di sana, aku bahkan sempat melihat..”

“Berhenti berbohong, Kak!” potong Emy cepat-cepat, nada suaranya naik, penuh drama.

“Ayah, Emy tahu Kak Emily nggak suka sama Emy sejak dulu, tapi Emy nggak nyangka Kak Emily tega banget..”

“Diam, Emy!” Emily menoleh, tak percaya adiknya bisa memutarbalikkan kenyataan sedemikian rupa. “Kamu yang..”

“Cukup!” suara ayah membentak keras, hingga membuat keduanya terdiam. Urat di pelipisnya tampak menegang, wajahnya merah menahan amarah.

“Emily! Bagaimana mungkin kau tega melakukan itu pada adikmu sendiri? Dia asmanya bisa kambuh kapan saja, kau tahu itu!”

Emily merasakan dunia seakan runtuh. Air matanya mulai menggenang. “Ayah, tolong dengarkan aku.. aku tidak mengurung Emy.. aku yang justru..”

Tamparan keras mendarat di pipi Emily sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya. Suara itu bergema di dalam mobil yang sunyi. Pipi Emily terasa panas, bukan hanya karena tamparan itu, tapi juga rasa sakit yang lebih dalam yaitu perasaan dikhianati dan tidak dipercaya.

“Kau mempermalukan keluarga ini!” suara ayahnya bergetar menahan amarah.

“Kalau saja Reyhan tidak cepat memberi tahu, mungkin adikmu mati di sana! Apa itu yang kau inginkan?!”

Emily menunduk, air mata jatuh bercucuran. Suaranya tercekat, tak mampu lagi menjelaskan.

Pandangannya sekilas melirik Emy yang kini pura-pura terisak kecil, menyembunyikan senyum licik di balik tangisnya.

“Mulai sekarang, kau pulang! Kau tidak perlu ikut kegiatan kampus, aku tidak ingin mendengar masalah sekecil apa pun darimu lagi! Kau dengar?!”

Emily hanya mengangguk lemah. Suara ayahnya bagai pisau yang menusuk ke dalam jiwanya.

Sepanjang perjalanan pulang, suasana hening. Emily menatap keluar jendela, menyaksikan pepohonan berlari mundur bersama mobil yang melaju kencang.

Dalam hatinya, ada ribuan pertanyaan yang tak terjawab.

Kenapa Emy tega melakukan ini padanya? Apa salahnya sampai dia sendiri ingin menjebaknya?

Di sisi lain, Emy bersandar pada ayah mereka, menggenggam tangan sang ayah seolah-olah benar-benar korban. “Ayah, Emy takut banget tadi.. rasanya kayak mau mati..”

Ayah hanya mengelus kepala Emy penuh kasih sayang, sama sekali tak melirik Emily yang duduk di sebelah, terasing di dalam keluarganya sendiri.

Saat mobil berhenti di halaman rumah, Emily turun dengan langkah gontai. Reyhan, sopir keluarga, sempat menatapnya iba, seolah tahu ada yang tidak beres. Namun ia tak berani ikut campur.

“Naik ke kamar! Jangan keluar sebelum Ayah memanggilmu!” perintah sang ayah dengan suara keras.

Emily hanya bisa menunduk, melangkah masuk ke dalam rumah yang kini terasa begitu asing baginya. Emy, di sisi lain, berjalan masuk sambil menggenggam tangan ayah, seolah gadis kecil yang perlu dilindungi.

Di kamarnya, Emily terhempas di atas ranjang. Pipinya masih terasa perih, tapi hatinya jauh lebih sakit. Ia memeluk bantal, menangis tanpa suara.

“Apa aku salah? Kenapa Ayah nggak pernah mau percaya sama aku? Kenapa Emy harus melakukan ini?”

Pikiran itu terus berputar-putar, membuat dadanya sesak. Namun di balik air matanya, ada tekad kecil yang mulai tumbuh, ia harus mencari tahu, apa sebenarnya tujuan Emy. Kenapa adiknya itu tega mempermainkan keadaan hingga sejauh ini.

Sementara itu, di kamar sebelah, Emy duduk tenang di depan meja riasnya. Wajahnya yang tadi pura-pura pucat kini berubah penuh senyum puas. Ia menatap bayangannya di cermin, mengusap rambut panjangnya dengan lembut.

“Ayah pasti percaya sama aku selamanya,” bisiknya pada diri sendiri. “Kak Emily nggak akan bisa kabur dari peranku lagi.. Sekarang, biar dia merasakan bagaimana rasanya jadi orang jahat.”

Senyum liciknya kian melebar, seolah ia sedang memainkan sebuah permainan besar dan Emily adalah pion yang tak sadar tengah dijebak perlahan-lahan.

Malam itu, rumah keluarga Hambert sunyi. Jam dinding berdentang pelan, menandai pukul sepuluh malam. Namun bagi Emily, waktu terasa berjalan begitu lambat. Ia duduk di atas ranjang, masih dengan wajah bengkak bekas tangisan.

Sejak pulang tadi sore, ia belum makan apa pun. Perutnya kosong, tapi hati dan pikirannya jauh lebih penuh dipenuhi luka karena sikap ayahnya.

'Kenapa Ayah nggak percaya sama aku?' pikir Emily, menatap kosong ke arah langit-langit.

'Apa di kehidupan ini mereka akan mulai membenciku lagi?'

Di ruang kerja, sang ayah duduk di balik meja besar yang penuh dengan dokumen. Namun matanya tak benar-benar membaca kertas di depannya.

Dia hanya diam, termenung, sementara rokok yang sudah separuh terbakar dibiarkan mengepul di asbak.

Pikirannya dipenuhi rasa marah dan kecewa. Dia pikir Emily sudah berubah, ternyata ketenangan itu hanya berlangsung beberapa hari dan kembali seperti biasanya.

Bayangan wajah pucat Emy ketika menelpon tadi siang masih jelas di kepalanya. “Ayah.. tolong. Emy nggak bisa napas..” suara itu membuat darahnya mendidih.

Namun di balik amarah itu, ada sedikit keraguan yang tak mau ia akui. Sejenak, ia teringat tatapan Emily yang penuh kebingungan dan tangisan ketika membela diri.

Tatapan itu terasa.. tulus. Tapi dengan cepat ia menggeleng, menepis bayangan itu. “Tidak.. Emily pasti salah. Kalau bukan dia, siapa lagi?, sejak dia datang, dia selalu saja menindas Emy"

1
Cty Badria
tinggal keluarga y hanya ngangap alat, tidak suka jalan y bertele, pu nya lemah banget
Lynn_: Terimakasih sudah mampir ya kak😇
total 1 replies
Fransiska Husun
masih nyimak thor
Fransiska Husun: /Determined//Determined/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!