NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14 : Apa Yang Sebenarnya Mereka Lakukan?

Kedua putri itu berdiri dalam diam, menyaksikan para tentara bayaran mengangkat tandu berisi penari asing yang bersiap meninggalkan negeri ini. Arion berdiri di sisi lain, memberikan beberapa instruksi singkat kepada mereka untuk segera kembali setelah selesai mengantar.

Lyanna kemudian menoleh pada adiknya. Tatapannya lembut namun sarat tanya, melihat Veyra yang hanya terdiam dengan wajah kosong, seolah semua emosi lenyap dari dirinya. Lyanna menghela napas pelan, lalu bersuara lirih.

“Keputusanmu tadi... apa karena pria itu?”

Veyra menoleh sekilas, tatapannya dingin.

“Itu tidak ada hubungannya sama sekali. Dan jangan pernah membahasnya lagi,” ucapnya tegas.

Lyanna terdiam, tak ingin memperpanjang. Namun Veyra masih melanjutkan, suaranya lebih dalam.

“Kalau ingin melakukan sesuatu, tegur Arion setelah ini... sebelum aku sendiri yang turun tangan.”

Senyum tipis terbit di bibir Lyanna. Ia mengangguk kecil.

“Baiklah. Aku akan menegurnya nanti,” jawabnya singkat.

Tanpa kata lagi, keduanya berjalan meninggalkan tempat itu. Tentara bayaran sudah menyiapkan kuda, dan mereka berdua menaikinya. Bersama Arion yang kini mengawal Kaelor yang ditahan, rombongan itu perlahan kembali menuju istana.

Di sisi lain istana, Yvaine yang sedang beristirahat dikejutkan oleh Cealia yang berlari tergesa dari luar kamar. Nafasnya terengah saat ia mengetuk pintu dan masuk dengan wajah cemas.

“Tuan Putri... Putri Lyanna dan Putri Veyra baru saja kembali dari luar istana bersama Tuan Arion,” ucapnya buru-buru.

Alis Yvaine mengerut. “Lalu? Apa salahnya jika mereka keluar?” tanyanya dengan nada heran.

Cealia menggeleng cepat. “Bukan itu, Yang Mulia. Mereka... tidak pulang dengan tangan kosong. Ada seorang bangsawan yang kini mereka bawa, bahkan diikat di hadapan semua orang.”

Mata Yvaine langsung terbelalak. Rasa terkejut memukul dadanya hingga ia segera bangkit dari tempat tidur. Ia meraih tusuk konde berhiaskan permata dan mahkotanya di atas meja, lalu menyematkannya dengan cepat di rambutnya.

“Cepat ikut denganku,” ujarnya tegas.

Tanpa menunggu jawaban, Yvaine melangkah cepat keluar kamar. Suara langkahnya bergema saat ia berlari menuruni ratusan anak tangga yang melingkar, jantungnya berdetak kencang oleh kecemasan sekaligus amarah yang mulai membuncah. Tujuannya hanya satu… menuju aula istana, tempat semua mata kini tertuju pada apa yang dibawa adik-adiknya.

‘Apa yang sebenarnya mereka lakukan?’

Begitu Yvaine tiba di aula istana, keramaian sudah memenuhi ruangan. Para menteri kerajaan, kesatria, hingga para pengawal berkumpul di sana. Bahkan ayahnya, sang Raja, tampak berdiri di singgasana dengan wajah yang jelas menunjukkan keterkejutan bercampur amarah.

Yvaine mempercepat langkahnya, menuruni tangga besar yang menjulang. Namun di anak tangga terakhir, tubuhnya sempat goyah, hampir terjatuh karena terburu-buru. Sebuah tangan sigap terulur, menopang lengannya.

“Berjalanlah lebih perlahan, Putri Mahkota,” suara tenang itu terdengar.

Yvaine menoleh sekilas, mendapati Lysander, tabib istana berdiri di dekat tangga. Wajahnya tetap datar, namun sorot matanya penuh kewaspadaan.

Yvaine menarik napas dalam, lalu mengangguk. “Terima kasih...” ucapnya lirih sebelum segera melangkah pergi menghampiri kedua adiknya yang berdiri di tengah aula.

Keributan semakin memanas. Beberapa menteri angkat suara, nada mereka penuh kecaman.

“Apa mereka sudah gila?!” salah satunya berseru keras.

“Berani-beraninya menyeret bangsawan dengan cara seperti ini!” sahut yang lain.

“Segera lepaskan Tuan Kaelor!” teriak menteri lain lagi, menunjuk sosok bangsawan bertubuh besar yang kini terikat di hadapan mereka.

Namun Yvaine yang baru saja melangkah masuk, langsung menoleh tajam ke arah kerumunan itu. Suaranya lantang, membelah kegaduhan.

“Semuanya, tenanglah!”

Seketika aula terdiam. Sorot mata Yvaine menusuk, wibawanya sebagai putri mahkota terpancar jelas. Gaun putihnya berkilau di bawah cahaya chandelier, membuat sosoknya semakin terlihat berwibawa saat berdiri di samping Lyanna dan Veyra.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!