NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14

  "Kenapa bisa kamu di kejar oleh para berandalan itu?" tanya Cassia, dia dan Veronica duduk di kursi taman. 

  "Sebenarnya itu suruhan mantan kekasih ku, dia tak Terima aku meminta putus, dan akhirnya mengirim beberapa orang untuk melecehkan aku," ungkapnya. 

  Walaupun terkenal pembuly. Namun, untuk menghadapi beberapa pria seperti tadi Veronica tak akan bisa, jika hanya satu atau dua pria dia bisa. Namun, lima orang sekaligus ia tidak akan sanggup. 

  Cassia mengangguk, dia dan Veronica bertukar nomer ponsel untuk kembali bertemu lain kali sebagai teman. Dan jika tebakan Cassia tak salah. Veronica akan masuk sebagai murid baru di YHS

  Kepergian Cassia di tatap intens oleh Veronica, gadis cantik bermata Abu-abu itu tersenyum tulus dan bergumam,"Akan aku balas semua kebaikan mu, Cassia."

  Cassia tiba di rumah, dia memarkirkan motornya di garasi dan melihat motor sang Kakak juga sudah ada di sana. "Tumben dia tidak keluar?" gumamnya, sebab merasa aneh saat Vladimir tiba di rumah tempat waktu. 

  Cassia meletakkan helmnya di tempat khusus, dia berjalan pelan menuju pintu yang ada di garasi untuk masuk ke rumah. Ia malas harus lewat pintu utama. 

  "Aku pulang," serunya. Namun, ia tak mendapatkan jawaban. 

  Cassia menelisik ruang tamu, tak ada kehidupan dan siapapun disana. Namun, tepukan di pundak membuat ia terhenyak."Ya Tuhan!" 

  Cassia menoleh dan menemukan Vladimir berdiri di belakangnya dengan mata memicing tajam seolah curiga.

  "Apa sih? Bikin kaget aja," katanya kesal. 

  "Kamu tumben sudah pulang, tidak jalan-jalan dengan Darian?" Vladimir menyindir dengan acuh. 

  "Tidak perlu menyindir, Kak," ketus Cassia. Ia memutar bola matanya malas. 

  Vladimir mengedikkan bahunya acuh, dia berlalu meninggalkan Cassia sendiri untuk keluar hari ini. 

  "Hey, Kak, kemana Mama dan Papa?" tanya Cassia dengan seruan keras. 

  "Ada urusan, mereka akan kembali malam hari," jawabnya. 

  Cassia menghela napas lelah, dia akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan mengerjakan beberapa hal penting untuk masa depannya dan seluruh orang yang ia cintai.

...****************...

  "Sial, kenapa gadis itu selalu menghantui pikiranku?" Ucapan itu terlepas kasar dari bibirnya, sementara tangannya berulang kali mengacak rambut hitam legam yang menutupi dahinya.

  Sosok misterius itu terus menari dalam benaknya, menyulut rasa penasaran yang menggebu hingga hampir membakar dadanya.

  Ia membara ingin mengetahui siapa dia sebenarnya, mencari jawaban dari raut wajah yang tertutup masker itu sebuah tirai yang menghalangi pandangannya, sekaligus mengoyak ketenangan hati yang mulai terkoyak. 

  Namun, satu hal jelas wajah itu tetap menjadi misteri yang menolak untuk terungkap, meninggalkan kekosongan penuh gairah dan tanya yang mendera.

  Tok... tok... tok...

  Suara ketukan pintu menembus hening, memecah lamunan panjang yang merayapi pikirannya. 

  “Masuk,” suara pelan itu keluar tanpa semangat. 

  Sosok wanita itu melangkah perlahan, tetap anggun meski bayang lelah terpancar dari raut wajahnya. Dia menghampiri putra satu-satunya yang duduk termenung di sofa kamar.

  “Ada apa, mom?” suara anak itu lembut, namun dingin menyela kesunyian malam. 

  “Ini sudah larut, kenapa kamu belum tidur juga son?” pertanyaannya menggema dengan kelembutan yang tegas, membawa kekhawatiran yang tersembunyi di balik kata-kata.

  “Nanti mom,” jawab sang anak singkat. 

  “Iya sudah, jangan lupa lusa kamu akan pindah sekolah. Siapkan semuanya dengan rapi, jangan sampai ada yang terlewat,” pesan ibunya mengandung tekad yang tak tergoyahkan, mencoba menahan gelombang rasa cemas yang menaungi hatinya. 

  “Siap, Mom,” jawab anak itu singkat. 

   “Bagus. Cepat istirahat, jangan begadang,” suara itu melunak, seolah mengusap lelah yang tak terlihat. 

   Wanita itu menarik napas dalam, lalu melangkah keluar, meninggalkan anak itu yang masih terpaku menatap punggungnya.

...****************...

  Di dalam kelam lampu club malam yang gemerlap, perempuan itu bergoyang dengan lentur, setiap gerakannya memancarkan aura liar yang sulit ditolak. 

  Tubuhnya, bak biola mahal yang dimainkan dengan penuh hasrat, membius pandangan para pria berhidung belang di sekelilingnya.

  Wajah polos yang dulu dikenal lenyap seiring tiap alunan musik, digantikan oleh pesona nakal yang membakar darah dan menggoda hasrat tersembunyi mereka. 

  Di sana, dia bukan lagi sosok yang kalem dan lembut dia menjadi badai sensualitas yang mengguncang setiap nadi yang berani menatapnya.

  “Ahhh, inilah hidup yang sebenarnya!” teriaknya penuh semangat, tubuhnya berputar lincah di tengah lingkaran laki-laki yang mengelilinginya. 

  Mereka bukan sekadar ikut menari; tangan-tangan itu merambat di setiap lekuk tubuhnya, menjelajahi tanpa henti. Alih-alih menolak, dia membiarkan diri hanyut dalam sentuhan-sentuhan itu, seolah dunia hanya miliknya malam itu.

   Api gairah membara di dadanya, dan setiap derap langkah menari semakin membakar naluri yang selama ini terpendam.

  Perempuan itu Nafisha—wanita yang selalu dikenal sebagai lambang kesucian dan kepolosan di YHS. Tak ada seorang pun yang pernah membayangkan bayangannya berubah, menguak sisi gelap yang tersembunyi jauh di balik senyum manis dan tatapan polosnya.

  Namun, di balik topeng suci itu, bersembunyi sebuah jiwa yang tak bisa mereka duga, siap menghancurkan segala citra suci yang selama ini menempel padanya.

  " Sasa kamu di panggil madam untuk segera menghadap" Seru salah satu penjaga itu. menghampiri nafisha atau sasa nama panggilan di club tersebut. 

  " Ahh.. oke." Sahutnya. Menghentikan tariannya. 

  Sebelum pergi, dia memberi salam perpisahan dengan para laki-laki tersebut dan tersenyum manis membuat para laki-laki terpesona.

  Setelah kepergian Sasa.

  “Gila, senyumnya itu, benar-benar memabukkan!” salah satu dari mereka menggumam, nadanya dipenuhi kekaguman dan sedikit iri.  “Nggak heran dia jadi pusat perhatian di sini, semua mata pasti tertuju padanya.” 

   Yang lain menambahkan dengan nada menggoda, “Apalagi tubuhnya, bikin semua orang rela mati-matian ngiler ngelihatnya.” Matanya berkilat penuh nafsu yang sulit disembunyikan, seolah menyimpan api yang membara. 

  Suasana seketika berubah jadi panas, penuh hasrat dan kecemburuan tersembunyi yang mengikat mereka dalam pusaran obsesi tak berujung.

...****************...

  Tok... tok... tok...

  "Masuk!" suara tegas menyahut dari dalam ruangan. 

  Nafisha melangkah masuk pelan-pelan, tapi aura menggodanya tetap memancar jelas. 

  "Hmm, ada apa, Madam manggil aku?" tanyanya santai sambil duduk di kursi depan wanita paruh baya itu.

  Wanita bermake-up tebal dan berpakaian ketat itu hanya memutar bola matanya dengan malas. "Gak usah sok manis, Nafisha. Aku cuma pengen ngomongin urusan kerjaan," katanya singkat. 

  Nafisha menyunggingkan senyum tipis, menunggu kelanjutan kata-katanya. "Oh, urusan kerjaan ya? Ceritain dong, biar aku gak penasaran."

  Wanita itu menghela napas, lalu melipat tangan di atas meja. "Ini ada klien penting. Jangan sampai kamu bikin masalah." 

  Nafisha mengangguk pelan. "Santai aja, Madam. Aku selalu tahu apa yang harus aku lakukan."

1
Senjaku02
besok lagi ya. mau kontrak dulu🤣🤣🤣
Yuyun Suprapti
crazy up dong kk
riani
lagi kak lagi
Gedang Raja
lanjut ke bab selanjutnya ya Thor hehehe semangat untuk terus berkarya 💪💪🤭👍👍
yeqi_378
Saya jadi penasaran dengan karakter-karakternya. Semangat yah, thor!
Senjaku02: siap. terimakasih ☺️
total 1 replies
Phoenix Ikki
Camilan plus cerita ini, combo pas banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!