Awalnya Daniel tidak ingin dijodohkan dengan Hannah wanita pilihan ibunya. Karena, dia sangat mencintai Shofia, kekasih sekaligus tunangannya. Daniel merasa kesal karena Isabella menuduh Shofia berselingkuh dengan klien bisnisnya. Sehingga, dia menolak permintaan ibunya, akan tetapi, saat keduanya bertemu Daniel berubah pikiran dan mau menikahi gadis itu. Sebab, Hannah adalah penolongnya pada saat dia kecelakaan dua tahun yang lalu. Meskipun dia telah memiliki seorang tunangan, tapi dia bertekad untuk menikahi gadis pilihan ibunya. Lalu, bagaimanakah kelanjutan hubungan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPJ-14
"Ampun Tuan, saya tidak berani!"
"Oh tidak berani ya? Aku tidak mendengarnya. Coba katakan sekali lagi!" kata Daniel sambil memegangi telinganya dengan kelima jari tangannya seolah meledek pria di depannya itu.
"Ampun Tuan, saya mohon lepaskan saya!"
"Sudah melontarkan perkataan tidak senonoh pada istriku, kau baru meminta maaf sekarang? Kamu pikir Hannah wanita murahan? Pantas saja Hannah tidak ingin kembali padamu, karena kamu seperti ini. Kuberitahu kamu, Hannah hilang kesuciannya itu karena aku, dia wanita yang baik. Sekarang, berikan liontin itu padaku, aku ingin kamu benar-benar memberikannya. Aku tidak mau kamu mempergunakan liontin itu untuk mengancamnya!" kata Daniel tegas memperingati Jimmy, mantan kekasih Hannah.
"Saya akan mengambil liontin itu, saya akan memberikannya pada Anda," Jimmy mengiba meminta di kasihani.
"Baiklah, aku beri kamu kesempatan. Segera berikan liontinnya!"
Jimmy mengangguk, dan berlalu pergi. Daniel menunggu pria itu mengambil liontin milik istrinya.
"Ini Tuan,"Jimmy menyerahkan liontin itu pada Daniel.
"Apa? Kok bisa ini ada di kamu? Bukankah itu milik Sofia, kan? Dia juga kehilangan liontin ini. Bagaimana bisa itu milik Hannah? Jangan bercanda!"
Jimmy mengerutkan keningnya, "Anda ini aneh, masa Anda tidak tahu sih? Di liontin ini ada foto ibu Hannah atau Hannah saat masih kecil. Coba lihat sendiri, liontin terpisah itu!" Kata Jimmy kesal.
Daniel akhirnya menerima benda tersebut, ia kemudian membuka liontin itu. Ternyata benar, liontin itu berisi foto Hannah. Karena ia tahu, mata Sofia berwarna hazel. Sementara itu, Hannah sama dengannya bermata biru. Lalu, ia kemudian merogoh saku celananya, ia menyatukan liontin kalung magnet itu dan ternyata pas, mereka menyatu. Ia kemudian membuka liontin kalung yang ia pegang ternyata di dalamya ada wanita dewasa anggun, cantik juga sama persis dengan Hannah, istrinya. Ia benar-benar terkejut, dengan kenyataan yang ia dapatkan saat ini. Sungguh, kalau ternyata Hannah lah yang telah menyelamatkan nya dua kali berturut-turut.
Saat kecil, ia pernah jatuh teperosok masuk ke dalam kubangan air. Ia yang takut dengan air, akhirnya berteriak dan meminta tolong agar bisa diselamatkan. Sebab, ia adalah satu-satunya pewaris di keluarga William. Ia takut, meninggalkan ayah dan ibunya. Ia takut, kalau keduanya akan kehilangan satu-satunya pewaris keluarga.
"Namamu siapa?" tanya Daniel pada sosok gadis kecil yang baru saja menyelamatkan dirinya.
"Panggil saja aku Nana, Kakak tampan!" jawab gadis itu malu-malu.
"Nana, terima kasih ya sudah menolongku!"
Gadis itu menganggukkan kepalanya, "Kakak Tampan, aku punya hadiah untukmu. Kakak bisa menemukan aku nantinya, ada kalung bulan sabit untukmu. Aku harap kita bisa bertemu lagi, ya!"
"Wah cantiknya, terima kasih Nana!"
Hannah menganggukkan kepalanya, "Sama-sama, Kakak Tampan. Sudah dulu ya, Kakek sudah menungguku. Sampai jumpa!"
Gadis itu berlari meninggalkan Daniel seorang diri. Sampai saat Daniel masuk ke Sekolah Menengah Atas. Ia menunggu sang gadis itu tanpa lelah. Sampai di mana ia bertemu dengan Sofia. Wajah dan rambut panjang Sofia mengingatkan penolongnya dulu. Pada akhirnya Daniel berkenalan dengan Sofia, kemudian mereka menjadi dekat karena dirasakan Sofia menyenangkan. Singkat cerita setelah 3 tahun menjalin hubungan dengan Sofia, Daniel saat itu menanyakan pada wanitanya itu bagaimana ia menjalani kehidupannya yang begitu pas-pasan tersebut. Dan Sofia menjelaskan pada Daniel dari awal hingga akhir, kalau sebenarnya selama ini ia banyak menderita.
Mulai dari rumah masih mengontrak, tinggal di tempat yang kumuh. Ayah yang penjudi, dan Ibu yang hanyalah buruh cuci di tempatnya. Tidak jarang setelah pulang sekolah, Sofia harus mencari pekerjaan agar ia bisa bersekolah. Daniel yang kasihan pada sang kekasih akhirnya meminta kedua orang tuanya untuk menyekolahkan Sofia sampai jenjang perguruan tinggi. Awalnya Isabella dan William, kedua orang tua Daniel tidak setuju. Tapi, melihat Daniel yang bersimpuh di kaki keduanya akhirnya mereka mau menyekolahkan Sofia. Mereka perlahan menyukai Sofia, sampai di mana Daniel meminta pada Sofia kalung magnet bulan sabit padanya. Sofia berdalih kalau kalung itu sudah lama hilang, jadi ia tidak tahu kalung nya di mana. Dan, Daniel sangat mempercayai Sofia, sehingga ia tidak mencari tahu lagi.
"Ternyata Hannah adalah orang yang selama ini aku cari. Aku sungguh bodoh, bagaimana bisa aku membiayai pendidikan Sofia sementara pujaan hatiku sebenarnya sedang menderita. Pantas saja, ada yang janggal dari Sofia. Dia berdalih kalau kalung magnet ini hilang, dan tidak tahu di mana hilangnya. Ternyata memang dia tidak memiliki kalung ini sama sekali, sialan!" batin Daniel.
Daniel mengepalkan tangannya, ia mengakui jika dirinya adalah pria terbodoh di negara ini. Hanya karena Sofia cantik, ia terlena dengan kecantikannya. Sungguh sial, mengapa bisa ia sosial ini sesalnya.
"Benny, lepaskan talinya. Dan kau Jimmy, jangan lupa janjimu. Kau tidak boleh mengganggu istriku lagi, mengerti?"
Jimmy mengangguk, "B-baik Tuan, saya akan menepati janji saya. Terima kasih sudah memberi saya kesempatan!"
Daniel menganggukkan kepalanya, "Benny ayo kita pergi!"
"Baik Tuan!"
Daniel akhirnya pulang ke mansion mewah miliknya dan Hannah. Setelah kejadian barusan, Daniel meminta bantuan Benny untuk membuat sertifikat rumahnya ini dengan nama Hannah istrinya. Begitu pula apartemen di Loong Luxury, ia ingin nama Sofia diganti dengan nama Hannah. Karena, Hannah lebih berhak dibandingkan dengan Shofia.
"Apa Tuan sudah memikirkan hal itu?"
"Jangan banyak protes, Benny. Kamu tahu liontin ini dapat disatukan?"
Benny menganggukkan kepalanya, "Iya Tuan."
"Dan kamu tahu, wanita yang ada di dalam liontin ini adalah Hannah, bukan Sofia."
"Iya Tuan!"
"Aku memang bodoh Benny, bisa-bisanya aku tidak membuka liontin ini. Kalau sejak dulu aku membuka ini, pasti aku sudah sangat bahagia dengan Hannah. Mungkin dia dan aku sudah memiliki anak!" kata Daniel sambil membayangkan masa depannya bersama sang istri.
"Belum tentu, Tuan. Mana bisa seperti itu!"
"Iri ya?" ledek Daniel pada asisten pribadinya.
Benny kesal mendengarnya, tapi bagaimanapun juga Daniel adalah bossnya. Jadi, ia tetap tersenyum manis pada bossnya tersebut.
"Ah iya Benny, perhiasan untuk istriku sudah dapat belum?"
"Oh itu, ya Tuan. Saya menyimpannya di dalam mobil!"
"Oke, terima kasih ya Benny!"
"Sama-sama Tuan Muda, oh iya Nyonya tadi bilang pada saya kalau beliau akan tidur duluan. Jadi, beliau sepertinya tidak menunggu Anda, Tuan!"
"Apa? Hannah bilang di mana?"
"Oh itu, Nyonya menghubungi saya via pesan singkat!"
"Hah, kamu punya nomor ponsel Hannah?"
Benny menganggukkan kepalanya,"Itu sudah pasti Tuan, Nyonya sendirilah yang meminta nomor saya. Katanya supaya beliau bisa mudah menghubungi Anda!"
"Kenapa kamu, kan bisa dia menghubungi saya! Apa yang dia lakukan sih?"tanya Daniel frustasi.
Sementara itu, Benny menahan tawanya. Baru kali ini ia melihat Daniel begitu frustasi.
Bersambung...