Shan-xui, seorang gadis muda yang profesinya sebagai guru sejarah dan bela diri. setelah selesai menjemput ke empat muridnya di salah satu club malam, tiba-tiba dia di tabrak mobil, kondisinya sangat mengenaskan. Ketika dia terbangun, dia dibuat syok saat dia mengetahui kalau dia tidak ada di dunianya, dia berada di dunia kuno di zaman ribuan tahun yang lalu.
akankah Lin-rang menerima dunianya yang baru, dia telah memasuki tubuh seorang selir di masa kerajaan ribuan tahun yang lalu. seorang gadis muda yang begitu mengenaskan dan selalu diasingkan dari kalangan kerajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di undang ibu suri ke istana
*Dua hari kemudian*
Pagi ini Lin-rang dan Ming-na mengantarkan hasil sulaman dari salah satu istri pejabat, pakaian cantik yang disulam oleh Lin-rang dan Ming-na selama 2 hari ini. Pagi itu mereka pergi ke rumah salah satu pejabat untuk mengantar pakaian.
"Sulaman kalian benar-benar sangat cantik." puji istri pejabat.
"Anda sangat pandai memuji nyonya, tapi ini bukan masalah pakaiannya, tapi karena Anda memang sangat cantik." Lin-rang tersenyum. "Lihatlah, kulit Anda begitu mulus, wajah anda sangat bersinar dengan dua bola mata yang begitu mempesona." puji Lin-rang lagi,
Ming-na hanya bisa tersenyum saat mendengar pujian yang dilontarkan oleh Lin-rang. Mulut Lin-rang yang begitu lentur luar biasa itu membuat Ming-na benar-benar memujinya setinggi langit.
"Kamu benar sekali, gadis cantik. Ini juga karena kulitku yang sangat mulus dan wajahku yang mempesona, tapi hasil sulaman dari kalian membuatku bertambah semakin cantik." ucap istri pejabat sembari tersenyum dan memeluk pakaian yang diantar oleh Lin-rang.
"Aura kecantikan nyonya ini benar-benar sungguh luar biasa, walaupun nyonya sudah punya cucu tapi nyonya benar-benar membuatku sangat iri." ujar Lin-rang yang membuat istri pejabat itu tersenyum malu. dia menyentuh pipinya dengan sedikit gerakan malu-malu kucing.
"Wah... Kakak benar-benar sangat luar biasa, mulutnya begitu pandai memuji seseorang." gumam Ming-na dalam hati.
Setelah mendapatkan pujian setinggi langit si istri pejabat itu memberikan upah hasil dari Lin-rang menyulam. Melihat satu tail emas yang ada di tangannya membuat Lin-rang melotot tidak percaya, kedua matanya membulat sempurna, mulutnya menganga terbuka lebar.
"Wow... uang ini banyak sekali, dua tail emas itu artinya hasil menyulam beberapa kali ini." ucap Lin-rang dengan lirih sembari menatap bongkahan emas tersebut. Karena tidak mau dikatakan memanfaatkan situasi Lin-rang kemudian berbicara dengan istri pejabat itu. "Maaf nyonya, apakah upahku tidak terlalu banyak? ini kebanyakan." ucap Lin-rang sembari mengembalikan dua tail emas tersebut.
"Tidak kok.. siapa bilang itu kebanyakan, malah aku harus berterima kasih padamu." jawab istri pejabat sembari memukul pelan tangan Lin-rang.
"Benarkah nyonya? kamu memberikanku ini semuanya?" tanya Lin-rang seolah tidak percaya.
Istri pejabat itu menganggukkan kepalanya, dia tersenyum sembari memegang tangan Lin-rang. "Sering-seringlah kemari, aku suka sekali bicara denganmu, Kamu menghiburku dan membuat hatiku selalu bahagia." ucap istri pejabat.
Mendengar perkataan itu Lin-rang kemudian tersenyum. "Menyenangkan? jangan bilang dia mau menjodohkanku dengan putranya yang setengah jadi itu ya, kata orang-orang dekat sini kan dia setengah waria." gumam Lin-rang dalam hati sembari memaksakan senyumnya.
Sesaat kemudian datanglah si pria yang barusan dibicarakan oleh Lin-rang, seorang pria bertubuh sedikit tinggi namun cara jalannya seperti seorang wanita.
"Lihatlah.. putraku sudah datang..," ucap istri pejabat itu yang kemudian memeluk putranya.
"Selamat pagi Bu." sapa si Putra.
Istri pejabat itu menganggukkan kepalanya, dia menunjuk Lin-rang yang ada di sana. Melihat itu dengan buru-buru Lin-rang langsung berpamitan pergi dari sana, dengan alasan masih harus menyelesaikan beberapa sulaman dari salah satu istri pejabat juga.
"Nona Lin Kenapa kamu pergi, bicara sebentar sama putraku!" seru istri pejabat.
Lin-rang hanya melambaikan tangan kemudian berlari meninggalkan rumah si pejabat, setelah keluar dari rumah itu Lin-rang dan Ming-na menata nafas mereka.
"Kakak, kenapa kakak harus lari?" tanya Ming-na.
"Ogah banget aku mau dijodohin sama kodok bengek itu." jawab Lin-rang sembari mengibas-ngibaskan tangannya di wajah. setelah itu dia mengajak Ming-na segera kembali ke rumah.
Ketika mereka sampai di depan rumah sudah ada kereta kuda yang menunggu, Lin-rang melihat kereta kuda yang sama persis dengan kereta kuda yang dinaiki oleh ibu suri beberapa hari yang lalu.
"Bukankah itu kereta kuda ibu suri?" tanya Lin-rang.
"Iya Kak, itu kereta ibu suri." jawab Ming-na.
Mereka berdua kemudian mendekati kereta kuda yang sudah ada di depan rumah mereka. Lin-rang melihat dua pengawal yang berdiri di depan rumahnya. "Hei pengawal tampan, apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Lin-rang.
Mendapati keberadaan Lin-rang yang tiba-tiba muncul di dekat mereka, dua pengawal itu nampak terkejut. "No-nona Lin-rang." ucap si pengawal.
"Kalian ada apa di sini? apa yang kalian lakukan?" tanya Lin-rang dengan nada sedikit lembut sembari menatap tajam kepada dua pengawal itu.
Hal itu membuat dua pengawal itu wajahnya bersemu merah, tanpa mengatakan apapun salah satu pengawal memberikan sebuah surat untuk Lin-rang dari ibu suri.
"Apa ini? siapa yang memberikan aku surat cinta ini?" tanya Lin-rang. dua pengawal itu langsung menggelengkan kepalanya sembari menggerakkan kedua tangannya.
"Maaf nona, itu bukan surat cinta, itu pesan dari yang mulia ibu suri." jawab salah satu pengawal.
Lin-rang tersenyum, Dia kemudian menggoda dua pengawal itu. apa isinya kak tanya Mina dedek Lin-rang membaca surat dari ibu suri Dia meminta Lin-rang untuk datang ke kerajaan. "Kalian tunggu di sini, aku akan mengambil pakaian dahulu." ucap Lin-rang yang kemudian menarik tangan Ming-na.
"Ada apa kak?" tanya Ming-na kembali.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba, akhirnya apa yang kita bicarakan beberapa waktu yang lalu akan terjadi juga." ucap Lin-rang dia nampak tersenyum sangat misterius.
"Memangnya ada apa Kak?" Ming-na nampak bingung melihat senyum yang ditunjukkan oleh Lin-rang.
"Kamu tahu, ini adalah surat dari ibu suri surat ini memintaku untuk datang ke istana." jawab Lin-rang.
"Apa? mau apa kita ke sana Kak?" Ming-na nampak kerja terkejut.
"Ya tentu saja kita ke sana untuk melaksanakan tugas." jawab Lin-rang.
"Tugas apa Kak?" Ming-na nampak bingung.
"Kita akan melakukan tugas mulia yang diberikan oleh para dewa, tugas untuk memberantas dan membalas kejahatan." jawab Lin-rang dengan penuh semangat. bahkan dengan suara yang begitu keras.
Mendengar itu malah Ming-na ikut-ikutan menjawab dengan semangat. "Ayo Kak, kita balas mereka!" jawab Ming-na yang kemudian berlari ke kamarnya untuk mengambil beberapa pakaian. beberapa baju yang sudah mereka jahit dengan tangan sendiri mereka sulam dengan begitu telaten.
Setelah mengambil beberapa baju mereka langsung mengunci rumah dan pergi ke menuju istana, hari-hari yang akan mereka lalui akan menjadi serangan balik dari kehidupan yang dulu sangat menyakitkan.
"Lihat saja aku pasti akan membalas kalian, aku pasti akan memberikan kalian hukuman yang sangat berat." ucap Lin-rang dengan dua tangan mengepal.
"Benar Kak, aku yakin kakak bisa membalas rasa sakit kita, mereka yang sudah menyakiti kita harus kita hukum seberat-beratnya." ucap Ming-na yang kemudian ikut bersemangat. kobaran api menyala di diri mereka ketika kereta kuda itu berjalan menuju istana.
*bersambung*
