MENJADI IBLIS UNTUK SUAMIKU

Setelah penjualan perhiasan milik bu Lastri selesai, kedua nya pun langsung menuju polsek tempat dimana Leo terkurung.

"gimana keadaan kamu di sini Leo?" tanya bu Lastri dengan pelan.

"seperti yang ibu lihat, aku tidak baik-baik saja" Jawab Leo dengan nada lesu.

"Leo sebetulnya ibu kesini ada rencana mau bebasin kamu" kata bu Lastri membuat wajah Leo kembali bersinar seolah mendapat harapan yang baru dari perkataan ibu nya.

"ibu beneran mau bebasin aku? Tapi bu, apa ibu punya uang nya untuk mengganti semua kerugian mereka?" tanya Leo.

"justru itu, apa kamu tidak punya tabungan sedikit pun dari hasil penggelapan dana itu?" tanya bu Lastri dengan nada pelan.

"sebetulnya ada bu, tapi Atm pribadi ku juga di blokir oleh Rere bu" kata Leo.

"bagaimana bisa? Bukannya kalau blokir itu hanya bisa di lakukan oleh pemilik dari nomer rekening itu sendiri?" tanya bu Lastri dengan raut wajah heran.

"Leo juga tidak tau bu, masalahnya semua rekening yang Leo punya sama sekali tidak bisa di gunakan. Baik milik Leo pribadi atau pun milik perusahaan yang Leo pegang" jawab Leo membuat bu Lastri menganggukkan kepala.

"memang ada berapa saldo di Atm pribadi kamu?" tanya bu Lastri dengan dahi menyerit.

"lumayan banyak bu, hampir satu miliyar" jawab Leo dengan berbisik. Bu Lastri pun membelalakan mata mendengar nominal yang di sebutkan oleh anaknya.

"Apa? Hampir satu miliyar! Kamu,,,, kenapa kamu ga bilang sama ibu?" tanya bu Lastri dengan raut wajah terkejut.

"bagaimana mau bilang kalau sudah lebih dulu ketahuan seperti ini bu, kita kan tidak tau hari apes kapan" kata Leo dengan nada frustasi.

"bener kan apa kata ibu, seharusnya waktu itu kamu dengerin apa yang ibu katakan. Jadi tidak seperti ini, rugi kan kita!" jawab bu Lastri dengan nada kesal. Apalagi mendengar anaknya yang mempunyai uang hampir satu miliyar tapi tidak sama sekali memberitahu kan pada dirinya.

"waktu itu kan aku masih memikirkan bu, mana tau kalau Rere akan langsung mengeksekusi. Yaa walau pun bukan Rere langsung sih" kata Leo membuat bu Lastri mendengus.

"kalau gitu nanti kita tanyakan langsung saja ke bank bu, kamu buat surat kuasa aja Leo" kata Nisa.

"iyaa benar,,, pak, pak sipir. Boleh saya minta kertas satu dan juga pinjam pulpen?" kata bu Lastri pada salah satu sipir yang berjaga di ruang pertemuan itu.

Sipir itu pun memberikan apa yang bu Lastri butuhkan.

"nah cepat kamu tulis, cukup kamu bilang bahwa kamu menyerahkan semuanya pada ibu kandung kamu. Alihkan semua uang yang ada di rekening kamu ke rekening ibu" kata bu Lastri. Leo pun menganggukkan kepala dan mulai menulis apa yang sudah di susun oleh ibu nya.

"nah,, begini kan kita tinggal langsung ke bank saja, dimana kamu simpan buku tabungan mu itu?" tanya Bu Lastri.

"Ada di koper bu, aku belum sempat membongkarnya kemarin. Ada Atm dan juga buku tabungannya disana" kata Leo yang langsung di angguki oleh bu Lastri.

"kalau begitu ibu pulang dulu,, ibu akan urus dulu ke bank, begitu selesai hari ini ibu langsung akan urus pembebasan kamu" kata bu Lastri membuat Leo tersenyum senang.

"iya bu, terimakasih ya bu sudah mau berusaha untuk Leo" kata Leo dengan mata berbinar.

"iyaa sama-sama, kamu anak ibu. Tapi ingat, setelah nanti kamu bebas kita harus balas dendam pada Rere dan keluarganya. Ibu tidak rela kita di perlakukan seperti ini" kata bu Lastri yang juga di angguki oleh Nisa.

"benar Leo, kita harus balas dendam pada mereka setelah kamu keluar dari penjara nanti" kata Nisa membuat Leo menganggukkan kepala.

"itu pasti bu, aku tidak akan membiarkan mereka hidup damai setelah apa yang mereka lakukan pada ku" jawab Leo dengan wajah memerah.

"bagus,, kalau begitu ibu pergi dulu, kamu tunggu lah sampai waktu pembebasan kamu tiba" kata bu Lastri membuat Leo menganggukkan kepala.

Setelah dari lapas, bu Lastri dan anak perempuannya pun langsung pulang kerumah. Namun, mereka hanya sebentar untuk mencari buku tabungan dan Atm milik Leo. Tak lupa mereka juga menyatukan kedua nya bersama dengan surat kuasa yang sudah di buat oleh Leo.

"banyak juga hasil Leo menggelapkan dana perusahaan, kalau tau begitu tadi tidak perlu jual perhiasan ibu dulu kepasar" kata Nisa selama mereka dalam perjalanan menuju bank menggunakan taksi online.

"kan kita tidak tau, makanya tadi ibu bertanya dulu pada Leo. Ibu juga tidak ajan gegabah mengeluarkan uang, kalau begini kan kita bisa menggunakan uang itu juga untuk bersenang-senang. Bahkan ibu bisa beli perhiasan yang jauh lebih bagus, kita juga bisa beli rumah dan mobil. Iyakan?" kata bu Lastri membuat Nisa menganggukkan kepala.

"iyaa benar bu,,, nah itu bank nya bu" kata Nisa.

"iyaa,, ayo kita turun, ini uang nya pak" kata bu Lastri yang dengan semangat turun dari taksi onlinenya.

keduanya pun masuk kedalam bank tersebut dan menyebutkan keperluan mereka.

"Ada yang bisa saya bantu ibu?" tanya satpam yang membuka kan pintu keduanya.

"Ahh iyaa pak,, saya mau membuka blokiran rekening milik anak saya dan memindahkan semua isi nya kedalam rekening milik saya sendiri, apakah bisa pak?" tanya bu Lastri di sambut anggukan kepala dan senyum oleh satpam tersebut.

"bisa ibu,, silahkan di isi dulu form ini, lalu nanti tunggu antrian custumer service ya. Ini nomor antriannya" kata satpam tersebut dengan ramah.

"Ah terimakasih Pak" jawab bu Lastri dengan senyum lebar. Kedua nya pun duduk di kursi yang disedia kan oleh pihak bank, Nisa membantu ibu nya mengisi form yang di perlukan.

"pastikan tidak ada yang salah Nis, ibu tidak mau kalau kita nanti harus bolak-balik" kata bu Lastri yang langsung di angguki oleh Nisa.

"iyaa bu,, ini sudah selesai, sudah antrian berapa bu?" tanya Nisa.

"ini baru antrian empat, masih ada dua lagi" jawab bu lastri.

Dua puluh menit kemudian, nomor antrian bu Lastri pun terpanggil.

"Ada yang bisa saya bantu ibu?" tanya custumer service yang bertugas.

"iyaa mbak, begini. Saya mau membuka blokiran rekening anak saya dan memindahkan saldo didalamnya, ini buku tabungan dan Atm nya" kata bu Lastri menyerahkan buki tabungan dan Atm milik Leo.

"baik,,, apa ada surat kuasa nya ibu, karna kan yang memohon bukan dari pemilik rekening" kata custumer service itu dengan ramah.

"oh iyaa ada mbak, ini silahkan di cek" kata bu Lastri memberikan surat kuasa yang sudah di buat oleh Leo.

"rekening atas nama Leo Airlangga ya bu?" tanya nya membuat bu Lastri menganggukkan kepala.

"iyaa benar mbak" jawab bu Lastri.

"maaf ibu,, tapi,,,,"

"tapi kenapa mbak?" tanya Nisa yang langsung di cubit lengannya oleh bu Lastri.

"Maaf ibu,, mbak,,, tapi rekening atas nama Leo Airlangga tengah di bekukan langsung oleh pihak perusahaan Chandrawinata karna dugaan penggelapan dana perusahaan dan semua saldo yang ada sudah di tarik kembali ke rekening perusahaan" kata custumer service tersebut dengan nada yang sangat pelan.

"Apa!! Bagaimana bisa? Itu bukan kah rekening pribadi, kenapa bisa sampai acak-acak oleh perusahaan!" kata bu Lastri yang terlihat mulai emosi.

"Maaf ibu,, tenang. Sebelumnya saya jelaskan ya bu, pembekuan ini bisa saja di lakukan jika yang bersangkutan memang bersalah dan dinyatakan bersalah sesuai dengan undang undang yang berlaku. Kami pihak bank, tidak ikut campur dan tidak terlibat apapun. Kami hanya mengikuti standar undang-undang yang berlaku" jawab custumer service tersebut dengan tenang.

"tapi tidak begitu dong mbak, itu kan rekening pribadi. Seharusnya pihak bank mengkorfirmasi pada pemilik rekening dulu" kata Nisa.

"dalam undang-undang, jika pemilik rekening dalam proses hukum maka pihak bank di perbolehkan membuka data nasabah untuk pembuktian" jawab nya masih dalam keadaan tenang.

"Maaf ibu,, mbak,, tolong jangan buat keributan di sini" kata satpam yang melihat kegaduhan di meja custumer service.

Sepasang ibu dan anak itu bingung, apa lagi yang harus mereka lakukan agar uang yang ada di rekening Leo bisa beralih pada mereka.

"ADA APA INI?!"

###

Hayolooo,,, siapaa yaaaa??? Hehehe

Terimakasih ya guys yang udah support aku, mohon maaf ya kalau novel-novel sebelumnya berhenti ditempat. Sebetulnya sudah aku tamatkan, tapi nanti akan aku lanjutkan lagi kisahnya. pantengin terus aja yaa.

Jangan lupa like, komen, vote dan share😇🙏