NovelToon NovelToon
BAYANGANMU DI HARI PERTAMA

BAYANGANMU DI HARI PERTAMA

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Cintapertama / Spiritual / CEO Amnesia / TKP / Tamat
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sarifah31

Bayangmu di Hari Pertama
Cinta yang tak lenyap meski waktu dan alam memisahkan.

Wina Agustina tak pernah mengira hari pertama OSPEK di Universitas Wira Dharma akan mengubah hidupnya. Ia bertemu Aleandro Reza Fatur—sosok senior misterius yang ternyata sudah dinyatakan meninggal dunia tiga bulan sebelumnya. Hanya Wina yang bisa melihatnya. Hanya Wina yang bisa menyentuh lukanya.

Dari kampus berhantu hingga lorong hukum Paris, cinta mereka bertahan menantang logika. Namun saat masa lalu kembali dalam wajah baru, Wina harus memilih: mempercayai hatinya, atau menerima kenyataan bahwa cinta sejatinya mungkin sudah lama tiada…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarifah31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14: Waktu yang Ingin Ditahan

Pagi itu, matahari muncul lebih lembut dari biasanya. Tidak terik, tidak juga suram. Cahaya yang jatuh ke jendela kamarku seperti bisikan: pelan, tapi terasa sampai ke tulang.

Di meja belajar, jurnal kecilku terbuka. Aku yakin sudah menutupnya semalam.

Dan di dalamnya, selembar kertas baru terselip. Tulisannya rapi, halus… seperti biasanya.

Untuk Wina —

Pakai pakaian yang kamu suka. Datanglah ke taman belakang sore nanti. Aku ingin melihatmu bahagia, walau sebentar.

—Ale

Dadaku langsung sesak.

Entahlah kenapa… aku merasa kalimat itu seperti musim terakhir yang ingin tinggal lebih lama, tapi tahu angin akan datang menjemputnya.

Nayla membantu memilih baju tanpa banyak tanya. Mungkin dia tahu dari sorot mataku bahwa hari ini bukan hari biasa. Aku memakai blouse putih polos dan rok biru tua — sederhana, tapi cukup untuk membuatku merasa... utuh.

Saat aku tiba di taman belakang kampus, matahari sudah mulai condong ke barat. Langit berwarna oranye muda, daun-daun berguguran seperti serpihan waktu yang jatuh satu per satu.

Dan di sana — di bangku tua di bawah pohon angsana — Ale sudah menunggu.

Ia berdiri begitu aku mendekat, dan untuk pertama kalinya… aku merasa, ia lebih hidup dari sebelumnya.

“Aku cantik?” tanyaku dengan suara lirih, separuh malu, separuh hancur.

Ale tertawa kecil. “Kamu selalu cantik. Tapi hari ini… kamu terlihat seperti waktu yang aku harap bisa kuperpanjang.”

Aku tertawa dalam isak. “Kenapa ini terdengar seperti... perpisahan?”

Ia tidak langsung menjawab.

Kami duduk berdampingan. Tidak bersentuhan, tapi lebih dekat dari siapa pun yang pernah ada dalam hidupku.

“Aku udah tahu semuanya,” kata Ale. “Tentang Zara. Tentang bus. Tentang kenapa aku... masih di sini.”

Mataku panas.

“Dan?”

“Dan sekarang... aku harus pergi.”

Jantungku mencelos. Meski aku sudah menduganya. Tapi mendengar itu dari mulutnya langsung—meski hanya suara yang aku dengar sendiri—terasa seperti kehilangan arah.

“Tapi aku belum siap,” kataku cepat. “Belum... belum selesai mencintaimu.”

Ale menatapku. Dalam. Hangat. Mata yang tak akan pernah bisa kulupakan.

“Makanya aku datang hari ini, Wina. Untuk bilang bahwa cinta itu nggak harus selesai untuk bisa ditinggalkan. Kadang, cinta cukup dikenang… agar kita bisa berjalan.”

Air mata tak bisa kutahan lagi.

Aku memalingkan wajah, tapi Ale berkata pelan, “Lihat aku. Ini terakhir kalinya kita bisa saling tatap.”

Aku menoleh lagi.

“Aku nggak menyesal mati. Aku cuma sedih karena aku baru benar-benar hidup… saat bersamamu.”

Aku menangis. Tubuhku gemetar. Tapi Ale… tersenyum.

Kemudian ia berdiri. Cahaya senja jatuh ke tubuhnya seperti selendang langit.

Dan pelan-pelan, tubuhnya mulai memudar, seperti kabut yang kembali ke udara.

Aku berdiri, ingin berlari mengejarnya. Tapi langkahku berat. Seperti dunia menahanku agar tetap tinggal.

Sebelum hilang sepenuhnya, Ale berbisik satu kalimat terakhir.

“Terima kasih sudah membuat aku diingat... sebagai seseorang yang dicintai.”

Lalu—ia tak ada lagi.

Kosong. Tapi tak hampa.

Aku berdiri di sana, sendirian.

Tapi kali ini, tidak dengan kesedihan.

Tapi dengan cinta… yang akan tinggal.

Bab ini menjadi bab menjelang akhir yang penuh kehangatan, kehilangan, dan ketulusan. Wina dan Ale telah mencapai titik mereka harus berpisah, tapi cinta mereka justru terasa lebih abadi dalam perpisahan itu.

...Kehilanganmu terasa sunyi, padahal kita pernah berbagi hari... meski kau datang dari dunia yang tak pernah benar-benar kugapai....

1
Nurul An-nisa
iya ya, sampe sekarang belum ada alasan kenapa harus Wina
drpiupou
duh apa ada kemungkinan Fatur gidup
drpiupou
sedih banget omongan si Ale Ale ini
Sarifah Aini: Ale Ale rasa apa kak 😂
total 2 replies
drpiupou
apakah kamu akan memilih Ale?

ku harap kamu milih aku sih
Afriyeni Official
tetaplah di sisinya Wina, lambat Laun ia akan pulih dari lukanya yang tak terlihat.
Afriyeni Official
cuma Wina yang belum tahu kalau Fatur adalah Ale
bluemoon
sarapan dulu win lain kali
Aquarius97 🕊️
keren Thor 👋🏻 semangatt
Aquarius97 🕊️
huwaaaaa.... beneran kan Ale ternyata koma .. eh firasat ibunya Ale kuat banget yak
Aquarius97 🕊️
Alee... ahhhh jadi Ale.... masih hidup /Sob/
sjulerjn29
tu kan bener ceuk aku oge ale eta teh..🤭
wina akhirnya pujaan hatimu masih hidup
Iqueena
Yang jelas perasaanmu itu untuk Ale Win, karena dia yg pertama kamu liat, walau bukan sebagai manusia 🥹
Iqueena
Wahhhh, keren plot twist nya kak 👏🏻
Iqueena
Jadi Fatur itu Ale?
Xlyzy
Ale sebenarnya kamu ini manusia apa atau hantu si
Dewi Payang
Sampai kini aku tetap berharap Fathur adalah Ale.....
Ceyra Heelshire
kalau orang liat, bisa dikira gila sih
Drezzlle
Betul Wina
Dasyah🤍
aku doain yah moga moga Fatur benaran Ale
༺𝑨𝒕𝒉𝒆𝒏𝒂_𝟐𝟓༻
Ale km hrs bersyukur bertemu mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!