My Husban Perfect Imam
Ciara Salsabila, dia seorang gadis yatim piatu. Gadis itu tidak menyangka, pria yang merupakan king badboy di sekolahnya sekaligus ketua geng motor yang paling menakutkan kini sudah sah menjadi suaminya. Menurutnya ini sebuah mimpi buruk bagi Ciara, kehidupan bagi wanita itu idam-idamkan kandas setelah dirinya di nikahi seorang pria angkuh dan keras kepala. Dafi Firmansyah, pria yang tidak mau mengalah dan keras kepala. Seorang anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan Firmansyah group yang namanya sangat tersohor di dunia bisnis.
Dafi dan Ciara sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka untuk kenyamanan bersama. Namun, sepertinya kehidupan Ciara tidak berjalan mulus. Satu hal yang Ciara ketahui, ternyata Dafi memiliki seorang kekasih yang merupakan siswi paling popular sekaligus seorang pembully yang paling di takuti di sekolah Taruna.
Bagaimana Ciara menghadapi situasi itu ? akankah Dafi bisa menaruh hati kepada Ciara ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Hinaan yang menyakitkan
“Loh, Ahsan bawa siapa ?” Tanya Seseorang yang tiba-tiba datang
Ahsan menoleh, begitu juga dengan Ciara. Di sana juga berdiri pria tampan dan kekar sedang memperhatikan Ciara dan Ahsan bergantian.
“Itu siapa San ? kakak kamu ya ?” Tanya Ciara
Mendengar itu Ahsan tertawa
“Bukan, dia bokap gue. Memang masih muda, bokap geu umurnya di bawah nyokap gue selisihnya enam tahun” Ujar Ahsan
“Wah, keren” Ucap Ciara menatap takjub
“Hahahaha, iya keren tapi sikap bokap gue nggak ada keren-kerennya sama sekali” Jawab Ahsan
“Sembarangan” Ucap Herman, ayah Ahsan dan Ihsan
Herman pun menghampiri Ciara yang berdiri di sebelah Ahsan, Herman mengamati Ciara dengan senyuman menawannya.
“Papi gak usah tebar pesona ya” Ucap Ahsan ketus
“Hahahaha gak kok, papi masih takut di amuk mami kalian. Nama kamu siapa nak ?” Ujar Herman
“Ci-Ciara om” Balas Ciara
“Hm, calonnya Ahsan ya ?” Tanya Herman
“Papi” Berang Ahsan
“Hehehehe, Ahsan orangnya agak galak mirip sama opanya. Tapi kalau dia suka sama perempuan, perempuan itu pasti akan di uber sampai lubang undur-undur” Ucap Herman seraya terkekeh pelan
“Pi jangan aneh-aneh ya bicaranya” Ujar Ahsan merasa kesal
“Tuh kan galaknya gak ketulungan, Cia ya namanya ?” Ucap Herman
“I-iya om” Jawab Ciara gugup, bagaimana tidak ? papinya Ahsan parasnya masih tergolong masih muda dan sangat tampan.
“Kamu sama seperti mami Ahsan, pemalu” Ungkap Herman seraya tersenyum tipis
“Ck, mending papi pergi deh. Lagian papi tumben sore udah pulang bisanya kan malam ?” Tanya Ahsan
“Kaya gak tahu orang dewasa” Jawab Herman
“Apaan sih, aku gak ngerti” Ucap Ahsan
Ciara hanya mengulum senyumannya, ternyata keluarga Ahsan begitu harmonis. Ciara jadi teringat dengan mendiang ibu dan ayahnya yang selalu bercanda jika sedang berkumpul.
“Cia, kenapa melamun ? perkataan bokap gue jangan di dengerin ya. Memang agak aneh dangak nyambung, kita ke halaman belakang yu” Ajak Ahsan
Ciara mengangguk pelan, dia melirik papinya Ahsan yang masih menatapnya dengan senyuman tipis. Wajahnya hampir mirip dengan mendiang ayahnya, Ciara jadi ingin berlama-lama menatap papinya Ahsan.
“Cia, ayo” Seru Ahsan
“I-iya Ahsan” Jawab Ciara
Ciara pun mengikuti langkah Ahsan dari belakang, gadis itu clingak-clinguk terpesona melihat desain rumah seperti keinginan Ciara waktu masih tinggal di pesantren.
Tak butuh waktu lama, mereka akhirnya tiba di depan rumah kaca. Di sana ada seoarng wanita cantik berdiri sambil memetic beberapa bunga yang ada di sana.
“Itu nyokap gue” Tunjuk Ahsan
“C-cantik sekali” Puji Ciara
Ahsan tersenyum tipis “Ayo” Ajak Ahsan
Ciara mengangguk, lalu menyusul Ahsan yang sudah menyapa maminya.
“Mi” Panggil Ahsan
Mutia selaku mami Ahsan pun menolah ke arah Ahsan, dia tersenyum dan langsung membawa Ahsan ke dalam pelukannya.
“Uh.. anak mami udah pulang, mami kangen tahu sama kamu. oh iya, Ihsan kemana ?” Ucap Mutia
“Mam-mi, jangan main peluk ada teman Ahsan. Ihsan belum pulang ?” Ujar Ahsan
Mutia pun melepaskan pelukannya, lalu menatap Ciara yang berdiri di belakang Ahsan.
“Wah, tumben kamu bawa anak gadis ke rumah. Apa jangan-jangan ?” Ucap Mutia menatap Ahsan dengan penuh selidik
“Mami jangan berpikir aneh-aneh, dia teman sekelas Ihsan. Kebetulan rumahnya satu komplek sama kita, Ahsan ngajak Ciara buat ketemu mami doang kok” Jawab Ahsan
Mutia mengangguk paham, dia kemudian mendekati Ciara yang masih tersenyum kaku di balik cadarnya. Mutia kemudian meraih kedua tangan Ciara lalu menggenggam dengan lembut.
“Gadis yang cantik, mata kamu sangat indah. Kamu tinggal sama siapa di daerah sini, nak ? mami nggak pernah lihat kamu” Ucap Mutia
“M-mami ?” Tanya Ciara terkejut
“Maaf Cia, nyokap gue paling anti di panggil tante atau ibu. Dia lebih suka orang memanggilnya mami” Jelas Ahsan
Ciara mengangguk paham
“S-saya tinggal sama om, hehehe” Sahut Ciara
“Oh, pantengan mami baru lihat kamu. kamu baru pindah ke rumah om kamu ?” Tanya Mutia
“I-iya tante, eh Mami” Jawab Ciara
Mutia tersenyum sambil mengelus pucuk kepala Ciara yang tertutupi Jilbab.
“Seing-sering main ke sini ya, kamu pasti kesepian. Sepertinya gak ada gadis seusia kamu yang tinggal di sini, kamu sering-sering ke sini aja atau Ahsan sama Ihsan yang main ke rumah om kamu. bagaimana ?” Tanya Mutia
Ekspresi Ciara terlihat panik, bagaimana tidak ? jika Ahsan dan Ihsan tahu dia tinggal bersama dengan orang tua Dafi. Bisa-bisa Dafi akan mengeksekusinya mala mini.
“Mam-mi gak perlu khawatir Cia kesepian, Cia punya teman banyak kok” Sela Ciara
“Serius ?” Tanya Mutia
“Iya mami” Jawab Ciara tersenyum di balik cadarnya
“Syukurlah, tapi mami berharap kamu sering-sering ke sini. Mami suka banget sama kamu, kamu cantik sepertinya cocok sama Ahsan” Ungkap Mutia
“Uhuk uhuk uhuk” Ahsan terbatuk tersendak air liurnya sendiri
“Ma-mi jangan bicara sembarangan, Cia ayo gue anter kamu pulang. Bokap sama nyokap gue bicaranya suka ngasal, kapan-kapan lo ke sini lagi kalau bokap sama nyokap gue gak kumat” Ucap Ahsan
“Gak usah, terima kasih. Aku bisa pulang sendiri kok San” Tolak Ciara
“Gak apa-apa, sekalian gue mau mampir ke rumah Dafi” Ucap Ahsan membuat Ciara melongo
“Dafi itu sahabat gue, rumahnya juga daerah sini. Lo mau ikut sama gue ke sana ?” Lanjut Ahsan
“Lain kali aja, akum au ke toko buku dulu. Kamu gak perlu nganter aku, kalau begitu aku pamit ya. Mami saya pulang dulu, assalamu’alaikum” Ujar Ciara
“Gue antar kamu ya” Ucap Ahsan
Ciara terdiam, dia mengigit bibirnya. Dia harus memikirkan cara agar Ahsan tidak mengantarkannya pulang.
“Ahsan, maaf aku gak mau berduaan sama yang bukan mukhrimnya. Aku takut menimbulkan fitnah. Dari tadi aku terus memikirkan itu, maaf ya Ahsan” Lirih Ciara
Ahsan terdiam, lalu kepala mengangguk pelan.
“Begitu ya, maaf ya bikin lo jadi terganggu dengan ajakan gue. Ya udah aku antar sampe gerbang depan aja, lo hafalkan jalan pulang ?” Ucap Ahsan
“Iya” Jawab Ciara
Untuk ke depan halaman mereka harus kembali melewati ruang tamu, di sana masih ada Herman.
“Loh papi masih di sini ? gak akan mandi ?” Tanya Ahsan
“Papi nunggu mami kamu mandiin” Jawab Herman
“Ih dasar bucin” Ejek Ahsan
“Biarin, sirik aja” Ucap Herman
“Papi teman Ahsan mau pulang” Kata Ahsan
“Iya, hati-hati di jalannya ya. Sering-sering main ke sini ya” Jawab Herman
“I-iya om, saya permisi dulu. Assalamu’alaikum” Ucap Ciara
“Wa’alaikumsalam” Jawab Herman
Lalu Ciara dan Ahsan pergi ke depan rumah Ahsan.
“Ahsan sampai di sini saja ya, kamu gak perlu antar aku ke depan. Aku buru-buru soalnya” Ucap Ciara
“Kalau gitu aku antar pakai mobil” Ujar Ahsan
“Gak usah Ahsan” Jawab Ciara
“Oke, hati-hati” Balas Ahsan sambil tersenyum kaku
Ciara akhirnyabisa bernafas lega, setelah mengucapkan salam. Ciara pun pergi dari rumah Ahsan. Saat sudah keluar dari rumah Ahsan, Ciara pun segera berlari sekuat tenaga pergi ke rumah Dafi. Ciara kembali menambah kecepatan larinya, agar tidak keduluan Ahsan nantinya.
Saat sampai depan gerbang, Ciara clingak-clinguk untuk memastikan tidak ada yang lewat. Setelah di rasa aman, gadis itu kemudian kembali berlari masuk ke dalam rumah. Para pegawai yang menyapa pun tidak dia hiraukan karena fokusnya pada satu tujuan, yaitu bersembunyi di dalam kamar.
Namun saat sudah di lantai dua, tiba-tiba Dafi menariknya cukup kuat hingga tubuhnya sedikit terhuyung.
“Ah…” Ciara terkejut hingga kehilangan keseimbangan
Untung saja Dafi bisa menahan tubuh Ciara, jika tidak mungkin dia kan tergelincir ke bawah. Tubuh Ciar tersandar di dada bidang Dafi, hal itu membuat Ciara segera menepis tangan Dafi lalu membenarkan posisinya hingga kembali berdiri tegak.
“Kamu kenapa nari aku ?” Tanya Ciara
“Lo dari mana aja ?” Tanya Dafi kesal
“Aku ?” Tanya Ciara sambil menunjuk dirinya
“Iya lo, lo kira gue ngomong sama hantu ?” Ucap Dafi
“Aku habisa jalan-jalan” Jawab Ciara
“Ck, biasain kalau mau keluar rumah ijin dulu” Ucap Dafi
“Suka-suka akulah, kamu aja bisa sesuka kamu pacarana di rumah jadi ngapain kamu urusin hidup aku” Jawab Ciara
Tiba-tiba wajah Dafi berubah kesal, tangannya terangkat hingga jari telunjuknya mengarah ke wajah Ciara.
“Heh, lo kira mau ngurusin hidup lo ini juga karena terpaksa. Gue ngelakuin ini demi hidup gue, nyusahin lo. Cewek norak, sok alim, udik, bisa-bisanya gue di jodohin sama cewek modelan kayak lo. Rugi banyak gue” Hina Dafi, kemudian pergi begitu saja setelah mengucapkan kata-kata yang menyakitkan untuk Ciara
Sedangak Ciara kini hanya tersenyum kecut, air matanya menetes di pipinya. Baginya kalimat yang di lontarkan Dafi sekarang sangat menyakitkan di bandingkan yang lalu-lalu.
“Astagfirulloh’al adzim, kamu akan menyesal menagtaiku seperti itu Dafi” Ucap Ciara