NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Ranjang

Hanya Sebatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Terlarang / Angst
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Berawal dari ketidaksengajaan lalu berujung pada pernikahan yang tidak direncanakan. Nadia yang mencoba bertahan hidup dengan menggantungkan harapannya pada pernikahan yang hanya dijadikan sebagai hubungan sebatas ranjang saja, tak mengira hidupnya akan berubah setelah ia memberi Yudha seorang anak yang diidam-idamkan.

“Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena kita sama-sama saling membutuhkan,” kata Yudha.

“Tapi bagaimana jika kamu yang lebih dulu jatuh cinta padaku?” tanya Nadia.

“Tidak akan mungkin itu terjadi,” sarkas Yudha.

Lantas bagaimanakah kelanjutan hubungan pernikahan Nadia dan Yudha yang hanya sebatas ranjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Bekas Vs Mantan

Bekas Vs Mantan

“Bapak kok bisa ceroboh sekali begini, sih, Pak? Kalau nyebrang jalan itu hati-hati. Begini kan jadinya kalau Bapak tidak hati-hati. Untung saja cuma lecet. Kalau tangan Bapak patah, gimana? Memangnya Bapak mau tidak punya satu tangan lagi?” Nadia sedikit mengomeli bekas atasannya begitu mereka berada di dalam mobil sambil mengobati luka lecet pada punggung tangan pria itu.

Yudha hanya berwajah datar, tidak sedikitpun merasa kesakitan saat Nadia mengobati lukanya. Matanya terpaku memandangi wajah ayu Nadia yang entah mengapa terlihat manis sekali pagi ini. Apa karena gadis itu selalu tersenyum ketika menjajakan kuenya?

Entahlah.

Jerry yang duduk di depan kemudi hanya diam sembari memperhatikan interaksi antara atasannya dan gadis penjual kue itu. Gadis yang beberapa waktu lalu juga ditolong oleh atasannya.

“Sudah beres.” Nadia bernapas lega seraya tersenyum senang usai mengobati luka Yudha. Kemudian membereskan kembali kotak P3K yang diberikan Jerry.

“Jangan lupa, Pak. Beli antibiotik di apotik. Diminum ya Pak, biar luka Bapak cepat sembuh,” lanjut Nadia memberanikan diri menatap wajah tampan Yudha.

Wajah pria itu terlihat datar meski Nadia sudah melebarkan senyumnya selebar lapangan bola. Nadia bukan manusia yang tidak tahu terima kasih. Ia masih ingat bagaimana Yudha menolongnya dari preman ingusan malam itu.

Walaupun Yudha memecatnya tanpa pesangon, tapi Nadia sudah sangat berterima kasih atas pertolongan Yudha malam itu. Sebab ada sesuatu yang lebih berharga dari dirinya yang terselamatkan malam itu dibanding pekerjaan.

“Jangan lupa perbannya juga harus sering diganti agar virus dan bakteri tidak akan berkembang dan membuat infeksi. Kalau sudah infeksi, bahaya nanti,” tambah Nadia lagi menasehati, seolah ia adalah seorang perawat yang handal.

“Dasar cerewet.” Kalimat itu yang tak sengaja keluar dari mulut Yudha. Sedari tadi gadis cantik di depannya ini tidak berhenti mengoceh seperti ibu-ibu kompleks yang lagi ngerumpi.

“Bapak sudah menolong saya malam itu, Pak. Anggap saja ini sebagai balas budi dari saya, bukan cerewet. Lagipula Bapak ini kan bekas atasan saya. Rasa terima kasih saya kepada Bapak itu tidak terhingga.”

“Bekas kamu bilang?” Yudha sedikit tidak suka mendengar kata itu. Rasanya ia seperti manusia buangan yang sudah tidak berguna lagi.

“Iya, bekas. Saya kan pernah bekerja di hotel Bapak. Jadi Bapak adalah bekas atasan saya.”

“Apa kamu pikir aku ini kaleng bekas yang sudah tidak ada gunanya lagi?”

Nadia tertegun, menatap heran Yudha yang menatap matanya lekat. Nadia merasa pria itu seperti ingin menelannya hidup-hidup.

“Ma-maksud Bapak? Apa saya salah bicara?” Nadia bingung. Entah pria di hadapannya ini sedang kerasukan setan apa. Padahal ia merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya.

Jerry, si asisten turun dari mobil. Katanya hendak membeli minuman dingin sebentar.

“Aku tidak suka disebut bekas,” kata Yudha kemudian.

“Oooh ... jadi itu maksudnya. Ya sudah, kalau begitu saya akan panggil Bapak itu ... emm ...” Nadia berpikir sejenak. Beberapa detik kemudian ia sudah menemukan sebutan apa yang pantas untuk Yudha saat pria itu berkata,

“Mantan.”

“Oh iya, mantan. Tapi bukan mantan pacar kan, Pak?” Nadia tersenyum-senyum dengan celotehannya sendiri. Membuat sepasang mata Yudha semakin betah memandangi wajah manisnya.

Dalam hati Yudha mengagumi kecantikan alami gadis itu. Pembawaan gadis itu yang ceria membuat dia sedap dipandang mata. Gadis itu juga sepertinya bukan tipe pendendam. Padahal Yudha sudah memecatnya tanpa pesangon, tetapi gadis itu masih bisa bersikap baik kepadanya.

Padahal Yudha sudah membuat hidup gadis itu kesusahan. Yudha sudah merebut satu-satunya sumber mata pencaharian gadis itu, tetapi gadis itu tidak pernah berhenti berjuang.

Gadis itu bahkan tidak malu mengamen dan menjual kue di jalanan hanya demi sesuap nasi. Ketika banyak gadis sebaya yang lebih memilih menjadi perempuan simpanan dengan memanfaatkan kecantikannya demi kehidupan yang layak, tetapi gadis yang satu ini melawan gengsinya sendiri demi keberlangsungan hidupnya.

“Mantan atasan. Iya, Bapak adalah mantan atasan saya. Oh ya, ngomong-ngomong, saya sudah mengobati luka Bapak. Saya juga sudah banyak sekali mengucapkan terima kasih ke Bapak. Kalau begitu kita impas ya? Kalau begitu juga boleh saya pamit? Saya mau lanjut jualan. Kue saya kan belum habis,” ujar Nadia setengah berkelakar sembari tertawa kecil. Diraihnya kotak kue di bawah kakinya, lalu ia bersiap-siap hendak turun dari mobil.

“Kue apa yang kamu jual?” tanya Yudha tiba-tiba. Ia tertarik melihat kue-kue di dalam kotak transparan itu.

“Yang pasti bukan kuetek, Pak. Kalau kue yang ini dijamin enak, baunya juga wangi, bukan bau asem.”

Mendengar celotehan Nadia, Yudha berusaha menahan senyuman. Gadis di depannya ini terlihat lucu dan menggemaskan. Apakah ini merupakan strateginya dalam berjualan?

Mungkin saja iya. Karena dalam berjualan, keramahan juga perlu diutamakan agar pembeli tertarik dengan jualannya.

“Ini bakpao kukus, Pak. Ada yang isi ayam, ada yang isi cokelat, dan ada juga yang isinya unti kelapa. Bapak mau yang mana?” Nadia bertanya seraya membuka kotak kue itu. Seketika wanginya langsung menguar di udara.

“Pak ... Bapak mau yang mana?” tanya Nadia lagi karena tak ada jawaban dari Yudha. Pria itu malah terpaku menatap wajahnya.

“Bapak mau apa?” tanya Nadia lagi sampai membuat Yudha tersentak.

“Aku mau kamu. Eh, bu-bukan ...” Saking kehilangan fokus, Yudha sampai salah menjawab.

“Kalau saya tidak dijual, Pak. Tidak bisa dibeli juga, hanya bisa dilamar,” kelakar Nadia sembari tertawa-tawa. Membuat Yudah semakin tak kuasa menahan senyuman.

Demi menyembunyikan senyuman itu agar tidak dilihat oleh Nadia, Yudha lekas menoleh ke belakang. Berpura-pura sedang mencari sesuatu.

“Bercanda, Pak. Oh ya, Bapak mau kue yang mana? Yang isinya ayam, cokelat, atau unti kelapa?”

“Semuanya.”

“Semua, Pak?”

Yudha mengangguk sembari mengeluarkan dompet dari saku dalam jasnya. “Iya, semuanya.”

“Waaah ... kue saya habis diborong, nih. Semuanya ada dua puluh, ya, Pak. Satunya lima ribu. Jadi semuanya seratus ribu. Ini kuenya, silahkan, Pak.” Nadia menyodorkan kantong plastik yang berisi kue itu ke depan Yudha.

Yudha membuka dompet, tetapi tidak mengambil uang. Melainkan mengambil sebuah kartu nama dan memberikannya pada Nadia.

Senyuman Nadia pun langsung memudar. Nadia sudah berharap akan menerima selembar uang seratus ribu, tetapi yang diterimanya hanya selembar kertas berukuran kecil yang bertuliskan nama Yudha sebagai direktur King and Queen Hotel, beserta nomor telepon yang bisa dihubungi.

“I-ni maksudnya apa, Pak?” tanya Nadia bingung. Masih dipandanginya selembar kertas di tangan Yudha itu. Sedangkan kantong plastik yang berisi kue sudah diambil Yudha.

“Maaf, aku tidak punya uang tunai. Kamu datang saja ke kantor, akan aku bayar kue ini. Nanti kamu temui Bu Nana.”

“Jadi Bapak ngutang nih ceritanya?”

Terpaksa Yudha mengangguk meski dalam hatinya merasa tak terima. Seumur-umur baru kali ini ia berhutang. Mana hutangnya hanya kue yang harganya tidak seberapa. Bisa jatuh harga dirinya nanti kalau sampai ada yang tahu.

“Ya sudah. Saya ambil nih kartu namanya. Nanti saya akan datang ke kantor Bapak buat nagih. Kalau begitu saya permisi, Pak.” Nadia kemudian turun dengan membawa seta kotak kue yang sudah kosong. Ia bernapas lega karena kue-kuenya sudah habis terjual.

Sementara di dalam mobil, dari balik kaca jendela, Yudha memperhatikan Nadia, memandangi gadis itu sampai gadis itu menghilang dari pandangannya.

-To Be Continued-

1
FT. Zira
aduh... ini Nadia nekat atau selera homornya yg kelwat tinggi sih/Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
inttrogasi calon istri gini amat ya Yud🤭🤭
FT. Zira
kode keras ini namanya/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
FT. Zira
mirisnya jadi bawahan/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
FT. Zira
aku dukung Yudha untuk berpaling/Smug//Smug//Smug/
FT. Zira
keseringan ngalah sama aja bunuh diri dirimu Yud😮‍💨
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Maura sok paling tersakiti...
Elisabeth Ratna Susanti
wah parah nih cowok
Elisabeth Ratna Susanti
wah mulai gaswat nih
🌞MentariSenja🌞
maukah kamu menjadi pacarku?
🌞MentariSenja🌞
ya gak salah klo nanti Yudha berpaling, aku dukung mlh.
ngomong rindu tp giliran diladeni ngomong capek ngantuk, kan pengin /Hammer//Hammer//Hammer/
🌞MentariSenja🌞
cinta jgn menjadikan kamu bodohlah Yud
🌞MentariSenja🌞
padahal katanya sakitnya gak ketulungan klo on fire to gak tersalurkan ...eeh ngomong apa sih 🤭🤧
FT. Zira
bahaya ini.. yg di tangan siapa pikirannya siapa🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): udah mulai berhalusinasi dia🤭🤭 saking terlalu lama puasa
total 1 replies
FT. Zira
ketika cinta mulai bersemi😙😙
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): belum cinta sih, lbh ke tertarik saja
total 1 replies
FT. Zira
yakin.. minta maaf.. bukan minta nambah.. ehhh🤭🤭🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 😅😅😅😅 emang boleh nambah🤭🤭
total 1 replies
Mutinah Soheh
istri sudah selingkuh dengan dokter...
suami mulai ada tanda tanda dengan bawahnya....klop deh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 🤧🤧🤧begitulah godaan kk
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
benerlah tolak aja, wong egois gitu...
🌞MentariSenja🌞
duh, lancar bgt bohongnya
🌞MentariSenja🌞
yaelah, mencumbu istri bayangin wanita lain, jadi takut nih...
🌞MentariSenja🌞: bangg bayiikk /Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): ngeri ngeri sedap gimanaaaaa gitu🙄🙄🤭
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!