Noora Agatha William adalah seorang wanita karir dan cantik yang berprofesi sebagai model papan atas, bahkan Noora juga mempunyai suami yang tampan dan juga mapan. Bahkan rumah tangga Noora begitu terlihat sangat bahagia dan harmonis, namun seketika pernikahan yang selama ia bina bersama sang suami tidak menyangka akan di rusak oleh orang ke tiga.
Akan kah pernikahan Noora dan Adam masih bisa di pertahankan, atau malah mereka berdua milih berpisah untuk kebahagian mereka masing-masing.
Kita simak terus yuk perjalanan rumah tangga Noora dan Adam, kalau kalian suka dengan Novel ini jangan lupa tinggalkan jejak. Terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan
Mobil Viola sudah melaju meninggalkan pengadilan, suasana di dalam mobil seketika menjadi hening. Viola fokus melajukan mobilnya, sedangkan Noora terus menatap keluar kaca. Noora terus terdiam menikmati perjalanan, saat Noora melamun tiba-tiba ia teringat dengan Devan, kemarin Devan bilang kepada dirinya bahwa akan menghadiri sidang perceraiannya.
"Apa Devan tidak jadi hadir di persidanganku bersama mas Adam?." ucap Noora di dalam hati.
"Jangan ngelamun terus nanti lo kesambet lagi." celetuk Viola kepada Noora.
"La." Noora yang menatap Viola.
"Hem." jawab Viola.
"Apa tadi kamu melihat Devan di persidanganku?." tanya Noora.
"Devan?." Viola yang sedikit terkejut mendengar nama Devan. "Devan siapa?."
"Devan teman SMA kita dulu." jawab Noora.
"Oh.. iya-iya aku ingat, Devan yang dulu suka kamu itu kan?." tanya Viola sedikit tersenyum.
"Hem, iya mungkin." jawab Noora yang tidak yakin kalau Devan dulu menyukai dirinya.
"Bukannya setelah lulus SMA dia pergi ke Perancis ya untuk kuliah. Tapi kenapa kamu tiba-tiba bertanya apa aku melihat Devan di persidanganmu, apa maksutmu?." Viola merasa heran dengan ucapan Noora.
Noora pun menjadi terdiam, seharusnya dia tidak menyebut nama Devan di depan Viola.
"Apa kamu diam-diam juga berselingkuh dengan Devan. Apa ini juga menjadi alasan kamu untuk bercerai dengan Adam, karena kamu ternyata juga mempunyai laki-laki lain."
"Tutup mulutmu." Noora yang seketika menjambak rambut Viola.
"Auu sakit.. lepasin ra, nanti kita bisa nabrak." Viola yang sudah menyentuh tangan Noora yang menjambaknya, sedangkan tangan satunya masih menggenggam setir mobil.
"Lo kalo bicara gak di pikir sih, bagaimana bisa aku berselingkuh dengan Devan." ucap Noora yang sudah melepaskan rambut Viola.
"Ya lo juga aneh. Tiba-tiba tanya denganku tentang Devan setelah bertahun-tahun tidak ada kabar."
"Karena kemarin Devan mengirim pesan kepadaku katanya akan datang ke sidang perceraianku, namun tadi aku tidak melihatnya, mungkin dia tidak jadi datang."
Viola yang mendengar ucapan Noora semakin terheran-heran. "Kalian bahkan sudah bertukar nomor?." tanya Viola dengan mata terbelalak.
"Iya.. itu juga karena kemarin aku menabrak mobilnya, jadi aku memberikan kartu namaku kepadanya, karena aku harus bertanggung jawab untuk biaya mobilnya." jelas Noora.
"Ternyata mobil yang kemarin kamu tabrak itu mobil milik Devan, kamu bilang tadi pagi milik seorang bapak-bapak berumur 50 an." Viola yang seketika memukul kepala Noora dengan botol minuman yang sudah habis.
"Aku hanya berbohong." Noora yang melemparkan senyum kepada Viola.
"Jadi kalian hanya tidak sengaja bertemu saja?." tanya Viola.
"Iya lah." jawab Noora.
Setelah berbincang-bincang seketika Noora dan Viola pun kembali terdiam, Noora juga sudah fokus memainkan ponselnya.
"Kenapa Safa tidak datang ke persidangan mu, apa dia tidak ingin menyaksikan kehancuran rumah tangga kakaknya?." tanya Viola kepada Noora sedikit pedas.
"Dia bilang kepadaku katanya sedang menghadiri meeting hari ini untuk menggantikan mas Adam."
"Itu hanya asalan dia saja ra, seharusnya dia bahagia bukan jika melihat kamu dan Adam sudah bercerai, dan untuk apa juga dia menolak Adam untuk menikahinya, adikmu benar-benar aneh, habis buat rumah tangga orang hancur, giliran di ajak nikah gak mau." Viola yang merasa kesal dengan Safa.
"Besuk aku akan ke kantor, dan kerjaan kantor aku yang akan meng headlenya mulai sekarang." ucap Noora.
"Bagaimana dengan Adam, apa kamu akan memecatnya?." tanya Viola dengan serius.
"Tidak, aku tidak akan memecatnya, aku hanya menurunkan pangkatnya, dan mulai besuk kamu yang akan menjadi sekretarisku." jelas Noora.
"Aku yang akan menjadi sekretarismu?." Viola yang menunjuk dirinya sendiri. "Yang benar saja, lalu adikmu Safa bagaimana?." Viola yang masih tidak percaya dengan ucapan Noora.
"Aku akan menurunkan pangkat mas Adam dan juga Safa menjadi staf biasa, itu hukuman untuk mereka berdua yang telah mengkhianatiku."
"Berarti itu bentuk balas dendam darimu?."
"Bukankah pembalasan itu lebih kejam dari pada tidak membalas?." sahut Noora.
"Cara berfikir wanita berpendidikan itu memang luar biasa." ucap Viola, dan Noora pun hanya tersenyum tipis.
Pagi Hari
Matahari memancarkan sinarnya cukup terang, hingga menembus korden di dalam kamar, hari ini Noora tampak begitu semangat untuk pergi ke kantor, Noora sudah mengenakan kemeja berwarna merah maron dengan di padukan rok span berwarna hitam di atas lutut. Noora begitu tampak cantik dengan rambut di biarkan terurai.
Noora memutuskan untuk berangkat ke kantor sendiri, Noora memutuskan datang ke kantor lebih awal dari pada Viola. Noora sudah melangkahkan kakinya untuk keluar dari Apartemen untuk menuju ke parkiran.
Mobil yang di kendarai Noora melaju cukup kencang, dan tidak lama mobil pun sudah tiba dan berhenti tepat di depan sebuah perusahaan besar yang sudah berdiri selama 10 tahun yaitu perusahan milik keluarga Noora, yang bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata. Sudah hampir 1 tahun Noora tidak pernah pergi ke kantor semenjak menikah dengan Adam, bahkan Noora sangat di sibukkan dengan jadwal menjadi seorang model papan atas, yang tidak ada waktu untuk berkunjung di perusahaan yang di pimpin oleh mantan suaminya tersebut.
Saat Noora tiba dan akan turun dari mobil tiba-tiba dua laki-laki berbaju hitam pun mendekat dan sudah mengetok kaca mobil Noora. Noora pun segera membuka kaca mobilnya.
"Selamat pagi nona, saya minta nona jangan parkir di disini, parkir tempat karyawan ada di sebelah sana." laki-laki berbaju hitam yang menunjuk ke arah slot parkiran yang begitu besar."Karena yang boleh parkir di sini hanya pak Adam saja sebagai Direktur utama di perusahaan ini." jelas laki-laki tersebut.
"Apa saya tidak boleh parkir di sini?." tanya Noora.
"Maaf, sangat tidak boleh nona." jawab laki-laki berbadan tinggi itu lagi.
Saat laki-laki itu masih berbincang-bincang dengan Noora, tiba-tiba mobil di belakang Noora berkali-kali melakson, untuk mengisyaratkan kepada Noora untuk pergi.
"Pip... Pip.. Pip..." klakson yang terus berbunyi.
"Sekali lagi saya minta maaf nona, nona harus segera pergi karena pak Adam sudah datang." ucap laki-laki yaitu bodigat Adam di kantor.
Noora pun menghadap ke belakang, benar saja mobil di belakang adalah mobil Adam.
Noora pun seketika segera melepas kaca mata hitam yang di kenakan nya.
Bodigat Adam yang melihat Noora menjadi terkejut, ternyata yang dari tadi mengobrol dengannya adalah anak pemilik dadi perusahan William Grub yang sekarang menjadi pemilik perusahan besar tersebut.
"Ibu Rara." ucap bodigat Adam yang dari tadi tidak mengenali Noora, karena sudah satu tahun Noora tidak pernah ke kantor.
"Bagaimana, apa saja masih tidak boleh parkir di sini?." tanya Noora.
"Boleh buk sangat boleh, maafkan saya buk, saya tidak tahu kalau ibu adalah ibu Rara." ucap bodigat yang bernama Rio.
Mobil di belakang terus saja menekan klaksonnya, dan Adam pun seketika langsung membuka kaca mobilnya. "Hey kau sedang apa, kenapa malah mengobrol, cepat suruh mobil itu pergi, tidak sopan sekali!." Adam yang berbicara pada Rio, namun Rio tidak mengindahkannya.
Adam tidak mengenali mobil yang di kenakan Noora, karena yang di kenakan Noora adalah mobil baru yang berharga ratusan juta, jangan di tanyakan seperti apa modelnya dan bagaimana bentuk dalamnya, pasti sangat luar biasa.
"Kurang ajar, siapa sih tu orang, sepertinya tidak ada karyawan yang menggunakan mobil se mewah itu, bahkan mobilku saja sampai kalah."grutu Adam di dalam mobil.
Rio pun sudah membuka pintu untuk Noora, dan Noora pun sudah turun dari mobil dengan tangan kanan menentang tas brended miliknya.
Semua orang yang melihat kehadiran Noora di kantor menjadi tercengang, bahkan Joko yang juga bodigat Adam yaitu teman Rio juga tercengang. Joko pun segera menundukan kepalanya untuk memberi hormat kepada Noora.
"Selamat datang di perusahaan ibu Rara." sapa Joko, dan Noora pun hanya mengangguk pelan.
Tidak hanya Rio dan Joko, Adam yang melihat kehadiran mantan istrinya pun sangat terkejut, Adam tidak menyangka bahwa Noora akan datang ke kantor setelah bercerai dengannya.
"Rara..." ucap Adam yang terperangah melihat Noora di depan matanya.