NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mertua Idaman

"Akhirnya kalian datang juga. Sini sayang, mamah udah masak banyak buat kalian. Pokoknya Anna harus makan banyak biar sehat." Ucap mama Mona pada Anna dan Deril.

Anak dan menantunya masuk ke dalam mengikuti mama Mona. "Terima kasih ya mah." Kata Anna.

Mama Mona mengalaskan makanan ke piring menantunya. Deril menghela nafasnya. "Ckk anak sendiri terlupakan. Kejam amat mamah." Keluh Deril.

"Dari dulu mamah selalu ingin punya anak perempuan, tapi karena ada masalah di rahim mamah, jadi mamah hanya bisa punya satu. Alhamdulillah, sekarang udah ada Anna. Pokoknya kamu jangan sungkan sama mamah ya nak." Ucap mama Mona.

Ketiganya makan bersama siang itu, padahal sebelumnya bumil cantik ini sudah makan siang dengan suaminya. Tapi sepertinya rasa laparnya masih besar. Ia bahkan menambah porsinya.

Mama Mona membawakan jus jeruk untuk menantunya. "Minum dulu sayang. Cucu omah sehat sehat ya nak. Anna, terima kasih sudah memberikan kesempatan kedua untuk Deril. Biarlah kesalahan yang lalu kita kubur, kita mulai lembaran baru." Lanjut mamah Mona.

Dengan senyuman hangat, tangan Deril mengusap-ngusap punggung istrinya. Anna dan mertuanya saling berpelukan. Ia merasa benar-benar di sayangi. Terlebih, beberapa bulan belakangan ini hubungan dirinya dan orang tuanya renggang.

Anna juga tidak menyalahkan kenapa sikap orang tuanya berubah. Itu semua karena ulah dirinya. Selesai makan siang, mamah Mona menyuruh anak dan menantunya agar istirahat.

Hari ini Anna dan Deril akan menginap di sini selama beberapa hari saja. Kemudian Deril nanti akan membawa istrinya ke rumah baru mereka.

CEKLEK Deril membuka pintu kamarnya. "Ini kamar aku, kamar kamu juga sayang."

Dengan langkah pelan Anna berjalan masuk dan melihat isi kamar suaminya yang rapih dan terasa hangat. Ia juga menatap photo-photo suaminya di tembok dan di meja.

Anna mengambil satu photo yang menjadi perhatiannya. "Dulu kamu suka banget ya sama kak Alana?" Celetuk Anna.

Photo yang diambil Anna, adalah photo Deril tengah bersama beberapa dokter kandungan termasuk Alana. Namun di photo itu tatapan Deril pada Alana sangatlah berbeda.

Deril memeluk istrinya dan menyimpan photo itu. "Ini photo waktu Alana masih jadi koas. Iya kamu benar, dulu aku sangat mengaguminya mungkin bisa dibilang penggemar rahasianya. Tapi sejak dia berpacaran dengan Erlando, ya aku mundur. Toh aku juga memang belum menyatakan suka padanya."

"Tapi... Takdir berkata lain. Aku menikahi adiknya Alana. Ternyata jodohku itu kamu. Waktu pertama kali aku melihatmu di rumah sakit, jantungku berdebar. Lalu kita bertemu di club, dalam keadaan yang_"

Anna mengecup bibir suaminya sekilas. "Iya aku mabuk, kamu terangs*ng, gitu kan?"

"Hmm, maafkan aku. Kita menikah dalam keadaan seperti ini." Lirih Deril.

Keduanya duduk bersandar di kasur, Anna menyandarkan kepalanya di dada suaminya. Ditengah obrolan mereka, ponsel Anna berdering lagi.

Tanpa bertanya pada suaminya, Anna menjawabnya. "Ada apa, Brian?" Tanya Anna sedikit kesal.

"Anna bisa kita bertemu? Kita harus bicara."

Deril tidak bergeming, ia menatap tajam istrinya. Namun tangannya mulai menggerayangi tubuh sang istri. "Yank, bentar aku_ahh." Anna mulai mendesah lagi.

"Sayang... I love you." Ucap Deril dengan suara paraunya yang membuatnya s*ksi di mata Anna.

DEG Mata Anna membulat, bahkan telepon dari Brian pun ia abaikan. Sedangkan Brian masih berbicara di telepon namun tidak terlalu jelas apa yang ia bicarakan.

Dengan cara ini, Deril mengalihkan perhatian istrinya dari Brian. Ia tidak akan membiarkan pria manapun mendekati istrinya sekalipun itu Brian.

Satu tangannya perlahan mengambil hp di tangan istrinya dan menutupnya lalu ia simpan di meja dekat kasur. Ia mulai menindih tubuh istrinya yang candu baginya.

"Kamu enggak bosan sama aku?" Lirih Anna.

"Tidak akan! Kamu membuatku ketagihan sayang." Ucap Deril dengan melepas perlahan semua pakaian istrinya. Sungguh ia tidak bisa menahan hasratnya lama-lama jika di dekat istrinya ini.

Senyuman Anna merekah, ia juga rupanya merasakan hal yang sama. "Jangan tinggalkan aku." Lirih Anna.

"Tidak akan pernah terjadi. Kita akan bersama selamanya."

-

-

-

Anna dan suaminya hanya tiga hari di rumah mertuanya. Hari ini Deril sudah mulai kembali bekerja, di minggu ini keduanya akan segera pindah ke rumah baru mereka.

Keduanya tinggal di apartment Deril untuk sementara. Deril masih harus mengurus barang barang untuk rumah barunya bersama istrinya.

"Yank, mau di sini atau kerumah mamih?" Tanya Deril.

"Boleh deh kerumah mamih. Aku kangen sama keluarga." Ucap Anna dengan lembut.

Sebelum bekerja, Deril mengantar istrinya kerumah mertuanya dulu. Dengan senangnya Anna kembali lagi kerumah orang tuanya meskipun hanya singgah sebentar.

"Sayang, mamih kangen banget sama kamu."

"Anna juga mih. Mamih sehat kan? Papih mana?"

Kebetulan papih Alarich dan opahnya sedang meninjau proyek bersama kakak iparnya. Dan saat Anna datang, mamih Aleesya tengah membuat kue.

Deril duduk memperhatikan istri dan mertuanya ini. "Wangi banget mih, buat siapa?" Tanya Anna.

"Iya sayang, nanti mamih potongin yah. Buat Alana, dia minta di buatkan brownis." Kata mamih Aleesya pelan.

"Kak Alana aja terus, yang hamil kan aku!" Gerutu Anna, ia berdiri menghentakkan kakinya.

"Sayang mau kemana?" Deril bergegas menyusul istrinya.

Mamih Aleesya juga menyimpan brownis yang ia buat dan menyusul Anna. "Sayang, ini kan mamih buatnya besar. Nanti bisa di bagi dua." Ucapnya, lembut.

"Mamih pilih kasih tahu enggak? Aku juga anak mamih kan? Atau jangan-jangan aku anak pungut dirumah ini?" Teriak Anna.

DEG

Baik mamih Aleesya maupun Deril sama-sama diam mematung. "Sayang, kok gitu ngomongnya? Kan kue-nya bisa dibagi dua. Kalau kamu enggak kenyang nanti aku belikan sepulang kerja yah." Ucap Deril menenangkan istrinya.

"Anna, mamih yang mengandung dan melahirkan kamu. Kenapa jadi ngaco ngomongnya?" Lirih mamih Aleesya.

Sebagai suami, Deril meminta maaf pada mertuanya ini. Mungkin karena Anna kelelahan jadi ia asal bicara pada mamihnya.

"ANNA."

Semua menoleh ke sumber suara, rupanya Athala kakak pertama Anna sedari tadi mendengarkan percakapan mereka. Ia sudah datang beberapa menit yang lalu karena akan membawa berkas di ruang kerja papihnya. Namun begitu sampai ke dalam, ia mendengar perkataan Anna.

"Kak."

"Jaga ucapan mu! Hormati mamih, sebagai ibu kita. Kamu enggak lihat mamih sedih saat kamu bicara seperti tadi?" Athala tak kalah marah pada adiknya ini.

Juna asisten dari Athala dan papih Alarich berlari menghampiri bossnya ini sambil membawa laptop tuan besarnya. "Sudah boss, kasihan non Anna. Ini boss saya sudah bawa berkas dan laptop tuan."

Namun Athala masih tak menanggapi Juna. Matanya masih menatap tajam adik bungsunya yang semakin kurang ajar ini. Mamih Aleesya mengelus dada Athala agar tidak emosi pada Anna.

"Udah yah, mamih enggak apa-apa. Wajar Anna lagi hamil muda, perasaannya sensitif. Dulu mamih juga sama kayak Anna. Ayo sana kamu kan mau kerja, papih sama opah udah nungguin disana." Kata mamih Aleesya meyakinkan anak pertamanya itu.

Anak sulung mamih Aleesya itu akhirnya pamit dari sana. Jika bukan karena pekerjaan, mungkin dia akan memarahi Anna.

"Maaf, tapi Anna tidak bermaksud seperti itu. Dia kelelahan karena kehamilannya." Lirih Deril. Meskipun istrinya salah di mata keluarganya, tapi ia tidak tega melihat istrinya semakin di pojokkan oleh Athala tadi.

Tubuh Anna diam membeku ketika kakak sulungnya memarahinya. Air matanya mengalir deras, ia menunduk lemah. Tangan suaminya menggenggamnya.

"Ikut aku kerja yah." Kata Deril dengan lembut.

"Iya yank aku mau." Jawab Anna lemah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!