NovelToon NovelToon
Mencari Suami Untuk Mama

Mencari Suami Untuk Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Alesha Aqira

Alia adalah gadis sederhana yang hidup bersama ibu kandungnya. Ia terjebak dalam kondisi putus asa saat ibunya jatuh koma dan membutuhkan operasi seharga 140 juta rupiah.

Di tengah keputusasaan itu, Mery, sang kakak tiri, menawarkan jalan keluar:

"Kalau kamu nggak ada uang buat operasi ibu, dia bakal mati di jalanan... Gantikan aku tidur dengan pria kaya itu. Aku kasih kamu 140 juta. Deal?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alesha Aqira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 MSUM

"Apa yang kamu bawa?" ucap Mery melirik Alia.

"Kamu tidak perlu tahu."

"Mery, kembalikan dokumen ku!"

"CV? Kamu bawa CV? Ternyata kamu ke sini untuk wawancara posisi desainer di Global Holdings."

"Kembalikan CV-ku!"

"Hei Alia, seingatku kamu belum selesai kuliah, dan kamu sudah dikeluarkan. Jadi, pendidikan terakhirmu hanya lulusan SMA. Hanya lulusan SMA, tapi dengan pedenya kamu ikut wawancara di posisi ini? Berani sekali kamu," ucap Mery dengan nada sinis.

"Kenapa kamu begitu percaya diri kalau aku akan wawancara di perusahaan ini?" ucap Alia.

"Jelas. Kamu sudah siapkan CV ini, jadi untuk apa lagi kalau bukan untuk wawancara?"

"Oh, ternyata kamu sudah membawa hasil karya mu? Mari kita lihat karya dari seorang desainer... Alia."

" Mery, kamu ini sembarangan lihat barang orang lain. Ternyata kamu masih seperti dulu, ya—tidak punya sopan santun, suka sekali ikut campur urusan orang lain!"

" Alia, tidak perlu membawa-bawa soal sopan santun di sini. Kamu tidak tahu siapa aku di perusahaan ini!"

 

"Aku adalah direktur departemen desain perhiasan Global Holdings. Aku yang mengelola seluruh departemen perhiasan Global Holdings. Jadi, khusus untukmu, Alia... kalau kamu mau masuk ke perusahaan ini, kamu harus hormat kepadaku," ucap Mery dengan nada tinggi.

"Jadi maksudmu, kalau kamu tidak menyetujuinya, aku nggak bisa masuk ke perusahaan Global?"

"Tapi berhubung kamu adalah adik perempuanku, jadi aku harus bantu kamu, kan?" ucap Mery dengan senyum mengejek.

"Tapi dengan kamu yang hanya tamat SMA, kamu tidak akan masuk kriteria dari perusahaan Global Holdings," tambahnya lagi.

"Lalu?"

"Kamu harus bawa dokumen sampah ini keluar dari Global Holdings."

"Bagaimana kalau aku tidak mau keluar?"

"Itu bukanlah hal yang sulit untukku. Aku bisa panggil satpam untuk mengusirmu."

" Mery, dengarkan baik-baik ucapan ku. Kamu sangat yakin kalau aku tidak akan diterima di Global Holdings karena posisimu, kan? Tapi yang harus kamu tahu, aku diundang secara khusus oleh Pak Leonardo ke perusahaan ini—untuk kerja di sini!"

"Jangan bercanda kamu, Alia. Omong kosongmu itu sangat menjijikkan! Sudah aku bilang padamu, studio desain dari Global Holdings dikelola olehku. Kalau kamu sangat ingin masuk ke perusahaan ini, itu hanya sekadar mimpi. Camkan itu!"

 

"Kalau kamu masih berbicara omong kosong tentang mimpimu itu, aku rasa aku harus menegaskanmu," ucap Mery.

"Pak Dika!"

"Iya, Nona Mery."

"Dengar, Al. Pria ini adalah HRD di departemen Global Holdings. Semua orang yang melamar kerja di Global Holdings harus melalui dia."

"Pak Dika, orang ini menyebut dirinya seorang desainer. Dia ke sini hari ini untuk wawancara di posisi desainer Global Holdings. Pak Dika, apa ada orang yang datang melamar kerja hari ini?"

"Nona Mery, hari ini memang ada orang baru yang akan wawancara untuk kerja. Tapi bukan untuk wawancara desainer, melainkan untuk wawancara sebagai cleaning service."

"Seorang petugas kebersihan? Astaga, lucu sekali!" Mery tertawa mengejek.

"Jadi kamu, Alia, apa kamu datang untuk membersihkan toilet di sini?" ucap Mery dengan nada menghina.

"Kalau kamu melamar di bagian itu, kenapa tidak bilang dari tadi? Meski kamu tidak memenuhi syarat, aku bisa bantu kamu untuk kerja di belakang," tambahnya lagi.

"Aku tidak perlu berbicara denganmu, Mery."

"Hei, Alia, kami sudah dengarkan sendiri. Orang yang akan melamar kerja di sini adalah petugas kebersihan. Jadi, kamu jangan sombong!"

"Orang yang akan jemput aku akan segera datang. Tunggu saja. Jadi kamu tidak perlu memperdulikan aku," ucap Alia.

"Kamu masih saja membantah. Lihat saja nanti, kamu akan dipermalukan dengan omonganmu yang sombong itu," sahut Mery.

"Nona Mery, jangan terlalu banyak bicara dengan orang seperti dia. Biar aku yang mengurusnya," ujar Pak Dika.

"Alia, dengarkan aku. Sekali lagi, aku sarankan kamu untuk pergi dari sini sebelum aku memanggil satpam untuk mengusirmu. Kalau sampai itu terjadi, kamu akan sangat dipermalukan. Jadi, pergilah dari sini!"

"Nona Mery, anda terlalu baik. Nggak heran kamu seorang direktur di perusahaan ini."

"Aku rasa mudah bagi kamu untuk usir dia. Tipe orang ini harus diblacklist dari perusahaan manapun, biar dia tidak bisa mendapatkan pekerjaan."

"Hei, Alia! Kamu masih nggak mau keluar juga dari sini? Aku sangat salut kepadamu. Keberanianmu itu benar-benar membuatku muak. Kalau kamu masih seperti ini, jangan salahkan aku untuk bertindak lebih tegas!" ucap Mery.

 

"Satpam!"

"Nona Mery?"

"Apa yang kamu lakukan? Tolong usir orang ini keluar dari sini."

"Baik, Nona."

"Mery! Kamu itu—"

"Nona, tolong pergi dari sini."

"Lepaskan aku!" teriak Alia.

"Nona, tolong kerja samanya."

"Lepaskan aku!!"

 

Belum sempat satpam menarik Alia lebih jauh, suara langkah tergesa terdengar mendekat. Seorang pria muncul dari lorong dengan ekspresi tajam.

"Berhenti!" lepaskan dia suara itu menggema keras di seluruh ruangan.

"Pak Leonardo, maaf atas kekacauan ini. Wanita ini membuat masalah di sini. Biar aku usir dia."

"Kalian berdua, usir dia!" perintah pak Dika kepada satpam.

"Ku bilang, lepaskan dia! Kamu nggak dengar?!" suara Leonardo meninggi.

"I-iya, Pak!" jawab satpam gugup, segera menarik diri dari Alia.

Kenapa ini? Apa Leonardo turun untuk menolong Alia? batin Mery, panik.

"Leonardo—" Mery mencoba meraih tangan pria itu, tapi Leonardo langsung menghempaskan tangannya kasar.

"Maaf aku terlambat, Nona Alia. Kamu nggak apa-apa kan?" ucapnya sambil membantu Alia berdiri.

"Nggak apa-apa. Terima kasih, Pak Leonardo," jawab Alia dengan sedikit senyum.

"Siapa yang menyuruh kalian untuk mengusir Nona Alia?" tanya Leonardo tegas kepada satpam.

"Nona Mery dan Pak Dika bilang wanita ini membuat kekacauan, jadi kami diminta untuk mengusir dia," jawab salah satu satpam dengan suara terbata-bata.

"Apa kalian tidak tahu, Nona ini seorang desainer yang direkrut langsung oleh Pak Leonardo?! Dia resmi bekerja hari ini! Beraninya kalian menyentuh dia?!" bentak Diego, yang baru saja turun.

"Maafkan kami, Pak..." ucap kedua satpam, menunduk ketakutan.

"Pak Diego, aku tidak tahu bahwa Nona ini seorang desainer. Saya hanya mendengarkan arahan dari Nona Mery," bela Dika dengan gugup.

"Apa kamu bilang? Dia desainer khusus yang direkrut untuk bekerja di sini?" tanya Mery dengan wajah tak percaya.

"Nggak mungkin!"

"Kenapa nggak mungkin?" Leonardo menatap tajam ke arah Mery.

"Leonardo, apakah kamu tahu dia bahkan tidak lulus kuliah? Aku takut kamu dibodohi olehnya!" tuduh Mery keras.

"Siapa yang bilang aku tidak lulus kuliah?" potong Alia dengan tenang.

"Kamu, Alia. Aku tahu kehidupanmu! Kamu itu dulu dikeluarkan dari kampus kuliah!" balas Mery cepat.

"Aku memang belum lulus dari Universitas Nasional," aku Alia tanpa ragu.

"Lihat! Sudah ku bilang kan? Dia bahkan tidak punya gelar sarjana!" seru Mery, semakin yakin.

"Tapi yang harus kamu tahu, Mery... aku memang tidak menyelesaikan kuliahku di sini, tapi aku mendapatkan gelarku di luar negeri. Dan juga, aku mendapatkan beasiswa dari Institusi Airlangga."

"Nggak mungkin! Bagaimana bisa kamu kuliah di Institusi Airlangga?!" Mery ternganga.

"Institusi Airlangga itu adalah salah satu institusi terbaik di dunia! Hanya 80 siswa yang diakui setiap tahunnya!" tambah Dika, juga tampak ragu.

"Siswa yang diakui itu merupakan siswa paling genius. Sedangkan kamu, apakah kamu pantas berada di sana?" Mery menatap Alia penuh hinaan.

1
Evi Lusiana
giliran nengok muka ke duany mirip
Mericy Setyaningrum
Ya Allah ada nama aku hehe
Ermintrude
Gak bisa berhenti!
Mashiro Shiina
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
filzah
Sumpah baper! 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!