NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan bagi Aldi

Beberapa hari berlalu sejak insiden rumah kosong. Kini hidup Aldi menjadi semakin ramai. Sosok semengerikan Suro kini menjadi menjadi lebih cair

Aldi bersyukur dengan kehadiran Melati membuat hidupnya tidak terlalu stress memikirkan rencana masa depannya termasuk dendam yang ia simpan.

Lingkungan rumah juga menjadi tenang tak ada gangguan dari Melati, kini rumah kosong milik pak Heri telah terbeli oleh seseorang. Aldi mendapatkan imbalan yang besar bagi anak seumurannya, sehingga ia berkomitmen menggunakan uang itu sebagai tabungannya melanjutkan kuliah.

Melati sendiri telah dilatih oleh Suro untuk menyembunyikan auranya sehingga ia dapat bergaul dengan makhluk penghuni sekolah Aldi.

Bahkan sekarang Melati sedang nongkrong di dalam gudang bersama Kong dan pasukannya.

Aldi sendiri berkutat dengan ujian akhir semester yang ia jalani saat ini. Didepannya terletak selembar kertas berisi ujian mata pelajaran fisika. Di mana pelajaran fisika, kimia, matematika adalah kelemahannya. Dirinya sendiri juga bingung kenapa ia bisa masuk kelas IPA.

“Mel….Mel”

Seketika Melati muncul di hadapannya.

“Apasih mas?!” Balas Melati

“Bantuin liatin kertas punyanya Dhea”

Meskipun mengoceh Melati tetap menuruti permintaan Aldi. Melati melayang ke tempat duduk Dhea lalu kembali ke Aldi. Dhea memang murid terpintar di dalam kelasnya, meskipun Dhea ramah selalu memberi contekan kepadanya. Tapi situasi sekarang sangat tidak memungkinkan untuk menyontek.

Untungnya saat hidup Melati sempat belajar di bangku sekolah dasar sehingga ia mengerti terkait soal pilihan ganda.

“12 A, 13 B, 14 D”

Aldi nyengir kegirangan, dan Melati mau-mau saja disuruh oleh Aldi. Parahnya ini berlangsung hingga ujian akhir semester selesai.

Saat hari terakhir ujian telah selesai Aldi tiba-tiba dipanggil pak Hasan ke ruang kepala sekolah. Perasaannya sudah tak enak sejak awal.

“Ada apa ya pak?” Tanya Aldi bingung

“Jadi gini Al, saya punya tetangga yang biasanya jadi temen ngopi. Anaknya lagi sakit katanya. Sakitnya aneh, kata dokter cuma sakit lambung biasa. Tapi dia sampai ndak kuat jalan, ngeluh perutnya sakit terus. Terus dia katanya sering kesurupan gitu, kalau pas lagi kesurupan biasanya ngamuk-ngamuk sambil telanjang. Orang tuanya itu sampai stress nak, ibunya ikutan sakit gara-gara kasihan ngelihat anaknya. Saya jadi prihatin nak. Bapak minta tolong bantuan kamu bisa ndak nak?” Pak Hasan memohon.

“Saya sebenarnya ndak punya ilmu yang kayak begitu pak, tapi ndakpapa saya coba nanti buat ketemu sama keluarga temen pak Hasan” Seru Aldi jujur

“Kira-kira kapan kamu bisa ke rumah?”

“Nanti malam aja pak, soalnya besok libur”

“Yasudah nanti saya shareloc lewat WA, Makasih banyak ya le”

Aldi keluar dari ruang guru dengan gundah, pasalnya ia bukanlah seorang dukun yang bisa menyembuhkan penyakit. Di tengah kegundahaannya tiba-tiba Ines datang menghampiri.

“Dari mana kak?” Ujar Ines sembari menyunggingkan senyum gingsulnya.

“Ini tadi dari ruang guru” Balas Aldi enggan menjelaskan.

“Kak besok kan libur, temenin aku yuk” Ajak Ines.

“Kemana?”

“Keliling”

“Boleh kebetulan aku juga butuh refreshing”

Ines pulang lebih dahulu dengan temannya. Aldi melanjutkan berjalan ke parkiran sambil memikirkan apa yang sedang terjadi dengan tetangga pak Hasan.

“Itu siapa mas?” Melati muncul dengan menyilangkan tangannya di dada.

“Ngagetin aja kamu! Itu cewekku, cantik ndak?” Balas Aldi menggoda

“Huuu cantikkan aku mas” Melati tak mau kalah sambil mengibaskan rambut panjangnya.

Alhasil rambut itu menabrak Aldi membuatnya terhuyung.

“Demit centil”

“APA KAMU BILANG MAS?!”

Aldi seketika lupa bahwa ia mampu berkomunikasi lewat batin dengan Melati.

“N-ngga” Aldi panik takut Melati tantrum

“Awas kamu ya mas!” Balas Melati sambil memberi gestur dua jari ke matanya lalu beralih ke mata Aldi

***

Malamnya Aldi bersiap-siap pergi ke rumah pak Hasan setelah dikabari melalui WA. Tak lupa kini ia mengajak Suro dan Melati. Benar saja Melati langsung duduk manis selayaknya penumpang padahal Suro ikut dengan cara melayang.

“Kamu kenapa ndak kayak Suro sih Mel? Kan bisa melayang gitu! Berat tau!” Aldi ngedumel

“Bosen mas melayang mulu, enakan dibonceng sama mas”

“Surooo” Aldi memelas

“Aku ndak ikut-ikut” Balas Suro datar namun dalam hatinya cekikikan.

Motor Honda warna hitam keluaran tahun 2008 melaju membelah malam. Kondisi jalan cukup ramai, Aldi melaju santai karena senja baru berganti malam. Rumah pak Hasan cukup jauh dari rumahnya namun tak jauh dari sekolahnya. Sekolah Aldi memang terletak di Kecamatan yang berbeda dari rumahnya sehingga perlu waktu lebih untuk menempuh perjalanan.

Saat Aldi menambah kecepatannya di jalan yang lumayan sepi, angin otomatis menyapu wajahnya lebih keras.

“Degh”

Jantungnya hampir copot saat tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Ia memang sangat mudah terkejut, untungnya tidak dibarengi dengan latah. Saat menoleh kebawah sejenak ternyata tak lain dan tak bukan tangan si kunti centil Melati.

Aldi benar-benar lupa ia naik bersama Melati karena saking menikmati angin malam. Tak lama Aldi menuju ke titik lokasi yang dikirim pak Hasan. Sebuah komplek perumahan dengan gaya minimalis, Aldi menuju ke rumah nomor 49 yang tak lain adalah rumah pak Hasan.

Rumah minimalis dengan car port di depan dihiasi pohon palem di halaman depan pintunya. Jika dilihat ternyata rumah Pak Hasan memiliki dua lantai. Dengan dinding didominasi warna putih dengan kusen jendela serta pintu berwarna coklat menambah kesan teduh.

Aldi mengetuk pintu dengan mengucapkan salam. Seketika ia membeku, saat seseorang telah membukakan pintu untuknya. Yap, itu adalah Ines menggunakan setelan piyama berwarna coklat susu dengan celananya yang panjang. Rambutnya yang dikuncir half bun menambah kesan menawan di mata Aldi.

Mereka sama-sama terkejut dengan pertemuan tak sengaja, apalagi saat Ines tersenyum memperlihatkan gingsulnya membuat Aldi salah tingkah.

“Loh kakak?!” Ines tertegun

“Loh kok bisa ke rumah kamu Nes? Padahal aku mau ke rumah Pak Hasan.

Ines tersenyum kecil sambil menutup bibirnya dengan tangan.

“Pak Hasan itu papaku kak”

Kejutan lagi-lagi ia terima, selama ini ia dekat dengan Ines memang tak pernah mempertanyakan terkait orang tuanya.

“Kamu kok ndak cerita Nes?”

“Kirain kakak udah tau” Balas Ines seraya tersenyum malu.

Aldi dipersilahkan masuk oleh Ines, ia duduk di sofa. Bola matanya mengamati ruang tamu terdapat foto keluarga Pak Hasan yang tentunya ada Ines di sana.

Tak lama pak Hasan datang menggunakan setelan sarung bermerk buah-buahan dengan baju koko putih lengkap dengan peci.

“Udah lama nak?”

“Baru datang pak”

Tak lama Ines datang membawa segelas kopi lalu duduk bersama di ruang tamu.

“Jadi di mana rumahnya pak?”

“Tinggal jalan dikit udah sampai Al, deket kok”

“Yasudah ayo sekarang aja pak” Tukas Aldi

Ines segera menghentikan mereka, segera berlari ke kamarnya untuk ganti baju. Setelah siap mereka bertiga berangkat ke rumah.

Sesampainya di rumah tetangga pak Hasan mereka langsung disambut oleh Pak Anto selaku tuan rumah sekaligus teman ngopi pak Hasan. Mereka dipersilahkan duduk di ruang tamu.

“Ini yang aku ceritain kemarin To, dia muridku yang bantuin kesurupan massal kemarin”

Tak lama istri pak Anto datang membawa segelas kopi lalu meletakkannya di atas meja.

“Pak Hasan sudah cerita ke saya pak, saya ndak janji bisa tapi saya usahakan” Ujar Aldi

“Iya dik, semoga anak saya bisa sembuh ya” Lirih Pak Anto seraya kantong matanya menghitam akibat kurang tidur.

“Kalau boleh tau nama anak bapak siapa?”

“Firda dik, usianya 26 tahun”

Aldi mengangguk “Saya pinjam cangkulnya nggih pak, setelah ini saya minta tolong jangan ada yang mendekat, cukup lihat dari jauh aja”

Pak Anto sebenarnya tidak paham maksud Aldi, tapi istrinya segera mengambilkan cangkul dari belakang. Aldi menerimanya lalu berjalan ke luar rumah menuju pohon mangga di halaman rumah.

Aldi mencangkul area sekitar pohon mangga, sekitar kedalaman setengah meter ia menemukan sebuah pasak besi berkarat serta bungkusan kain kafan seukuran bola tenis, baunya hampir membuat Aldi muntah tapi ia tahan. Bau busuknya seperti bau bangkai yang telah lama dibiarkan.

Aldi kembali ke dalam untuk menyalakan sebatang rokok, lalu kembali ke halaman dengan membawa korek. Aldi mengangkat pasak serta bungkusan dengan jijik. Ia membakarnya, secara ajaib percikan kecil dari korek membuatnya terbakar hebat. Aldi berjongkok menyaksikan bungkusan itu menjadi abu.

Ia merasakan aura negatif di rumah pak Anto sedikit memudar, namun ada sesuatu yang lebih besar daripada itu.

Aldi kembali ke dalam duduk sejenak memejamkan mata. Bukan tanpa maksud, tapi ia sedang berkomunikasi dengan Suro dan Melati untuk rencana selanjutnya.

“Pusat energi itu berada di dalam raga wanita yang di dalam kamar” Ujar Suro

“Benar mas, sukma perempuan itu dibawa ke alam ghaib” Tambah Melati kini serius.

“Gimana caranya aku bantu dia?” Tanya Aldi yang sebenarnya kebingungan

“Kamu cukup duduk di bawah kasur sisanya serahkan ke aku” Balas Suro

“Aku jagain raganya ya mas biar ndak ada yang mau masuk”  Tukas Melati

Ternyata dalam situasi yang serius Melati sangat bisa diandalkan, Aldi melihat seperti Melati saat pertama kali mereka bertemu, dingin dan penuh kewaspadaan.

Rencana sudah tersusun, Aldi kemudian meminta izin kepada pak Anto

“Pak ini saya mau lanjutin di kamar mbak Firda. Saya ndak akan macam-macam, kalian boleh buka pintunya kalau mau lihat tapi jangan sampai masuk ke kamar atau mbak Firda gagal diselamatkan” Tegas Aldi

Semua yang ada di dalam ruangan tak berani membantah, karena bagaimanapun Aldi telah memberi keringanan untuk melihat apa yang dilakukannya.

Sedangkan perempuan yang sedang dibicarakan oleh Aldi, Suro dan Melati kini  terbaring tidak berdaya di atas ranjangnya. Ia terbaring lemah seperti sedang koma, tapi di sudut bibirnya kini terlihat senyum jahat yang perlahan mengembang.

1
Ham
semoga bisa update terus
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!