NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Sore ini cuaca cukup cerah membuat rasa lelah tidak begitu dominan karena terkalahkan dengan senja yang kini menyambut para pejuang rupiah yang berhamburan keluar dari dalam bangunan tinggi, terlihat diseberang sana sudah berdiri dengan gagah seorang pria yang sedang menatap dalam wanita yang kini berjalan kearahnya dengan senyuman manisnya.

" Maaasss...."

Alya berlari kecil sambil berteriak riang memanggil sang kekasih yang tidak pernah telat untuk menjemputnya, Raka sedikit khawatir namun tetap merentangkan kedua tangannya.

Semakin dekat hubungan mereka Alya sudah tidak ragu lagi untuk bersikap menjadi kepada Raka, Karena Raka tidak pernah melarang untuk Alya mengekpresikan dirinya untuk menjadi dirinya sendiri.

Greeppphhh....

" Tidak usah lari sayang, Mas ga akan kemana-mana. Kalau jatuh gimana?". Raka memeluk dengan lembut tangan kanannya kini mengelus rambut yang tengah diikat kuda.

Alya yang sadar masih berada dilingkungan kantor kini segera melepas pelukannya, menatap kedua bola mata sang kekasih yang sejak tadi dinantikannya.

" Kalau jatuh kan ada Mas, sayang banget badan kekar gini kalau enggak dimodusin rugi kan?". Alya memperlihatkan deretan giginya setelah ucapan asbun nya keluar begitu saja.

" Nakal... Lebih enak langsung dipeluk aja, Sayang. Biar enggak sakit tapi hangat kan?". Raka kini menarik tangan kiri Alya untuk dibawa kedalam kendaraannya karena angin sepertinya datang cukup kencang.

Setelah selesai dengan tugasnya kini Raka mengitari kendaraan untuk masuk kedalam. Kendaraan dan melakukan kendaraannya.

" Makan diluar ya, sayang? Mas ada tempat baru, mau?".

" Mauuuu... Sekalian Al ada yang ingin disampaikan sama Mas". Kini Alya menyederkan kepalanya ke bahu kokoh Raka, disambut baik dengan lengan kiri Raka yang menarik bagi sang kekasih agar semakin dekat.

Sore ini jalanan cukup padat karena waktu jam pulang kantor, namun tidak membuat keduanya marah. Jika sedang jatuh cinta bukankah menghabiskan waktu bersama itu adalah sesuatu hal yang menyenangkan.

" Bagaimana pekerjaan hari ini, Mas?". Alya kini melingkarkan kedua tangannya diperut sang kekasih yang masih setia mengendarai kendaraan dengan sangat baik.

Meskipun Alya memeluk tubuhnya, konsentrasi Raka tidak terpecah sepertinya multitasking sudah menjadi sahabat untuk Raka.

" Semua baik, apalagi pagi tadi dikasih pesan cinta yang indah bikin mood Mas semakin baik". mendengar jawaban Raka membuat Alya malu, karena pesannya pagi tadi yang cukup romantis dan ini baru pertama kali dilakukan.

Bukankah tidak masalah jika Alya mulai menunjukkan sisi romantis kepada kekasihnya sendiri? Yang tidak boleh jika itu dikirimkan kepada suami orang atau kekasih orang lain bukan?.

" Stop Mas, jangan bikin Al malu". Raka hanya tertawa renyah mendengar jawaban sang kekasih tidak lupa tangan kirinya dengan aktif kini mengelus rambut sang kekasih membuat Alya semakin nyaman.

Keduanya kini larut dalam obrolan dimana Raka menceritakan kegiatan hari ini secara detail, tidak lupa ekspresi lucu yang diselipkan dalam setiap cerita.

Alya mendengarkan dengan baik sesekali menimpali cerita yang membuat keduanya tertawa ringan, sungguh manis sekali hubungan yang saling mendukung ini.

45 menit berlalu keduanya telah sampai ditempat yang dituju.

Kini makanan telah sampai setelah menunggu beberapa waktu, keduanya fokus pada makanan namun tetap saling berbagi cerita.

" Sayang, sekarang udah pinter ya rambutnya sudah rapih". Raka menatap wajah cantik Alya yang kini tengah mengunyah makanannya dan terlihat seperti ikan buntal.

" Hehe.. Kan Mas yang ajarin...".

Dia makan seperti ini lucu sekali, sial sayang sekali kalau wanita cantik dan cerdas kaya gini gak segera dinikahi.

" Aahh iya, tadi katanya mau ada yang dibicarakan?". Raka mengusap ujung bibir Alya yang kini terlihat ada noda.

Alya menganggukkan kepalanya mengambil gelas yang berisi lemon tea kesukaannya, menebus setengahnya menarik nafas dalam. Bukankah siang tadi ia sudah cukup percaya diri untuk membicarakan tentang tugasnya, mengapa kini terasa gugup?.

" Hmmm, Mas janji dulu tidak akan marah kalau Al bicara tentang hal ini?". Alya kini mengangkat jari kelingkingnya untuk dijadikan sebagai tanda kesepakatan yang sering dilakukan oleh anak-anak.

Raka tersenyum melihat kelingking kecil sang kekasih yang kini berdiri dihadapannya, disambut baik dengan Raka yang menautkan kelingkingnya sehingga tercipta kesepakatan.

" Iya, Mas janji kecuali Al nakal baru Mas jewer". Tautan kedua Kelingking kini terurai.

" Mas, siang tadi Al mendapatkan tugas menjadi salah satu perwakilan yang akan menemui klien di kantor cabang yang berada di kota S..". Alya yang mengucapkan dengan nada lirih seolah benar-benar takut jika Raka akan marah.

Raka kini menatap dalam wajah sang kekasih yang sedang menunduk, kedua tangannya saling bertaut seolah sedang memberikan ketenangan satu sama lain.

" Hmmm, berapa lama?". Suara Raka terdengar biasa saja namun karena perasaan Alya yang khawatir sehingga terdengar dingin.

" Ti...ti..tiga sampai empat hari Mas, maaf jika Al tidak meminta persetujuan terlebih dahulu". Alya semakin merunduk seolah enggak bahkan bisa dibilang takut menatap wajah Raka yang sejak tadi tengah menatapnya bahkan kegiatan makan keduanya terhenti.

" Hmmm.... Mas, ditinggal dong sedih banget". Raka tersenyum tidak ada raut amarah dalam garis wajahnya.

Mendengar jawaban Raka yang diluar ekspektasi membawa wajah Alya kini berani menatapnya.

" M..Ma..Mas enggak marah?"

Raka yang gemas hanya bisa menggelengkan kepalanya, mengelus pucuk kepala sang kekasih dengan lembut. Raka bukanlah orang baru jadi sangat mengetahui maksud dari perusahaan ketika mereka memberikan kepercayaan kepada salah satu staff untuk menemui klien.

" Kenapa harus marah? Mas justru bangga, ternyata anak kecil ini sudah dewasa yaa".

Alya mengerucutkan bibirnya yang semakin jelas terlihat seperti ikan buntal yang menggemaskan.

" Kapan berangkatnya sayang? Sebelum kita berjarak, kita harus mempersiapkan kebutuhan kamu bersama dan menghabiskan waktu bersama anggap saja menabung rindu untuk 4 hari tidak bertemu, Bagaimana?". Raka selalu memiliki cara yang membuat Alya merasa dihargai.

" Mau... Mau Mas, Al berangkat lusa dan kemungkinan akhir pekan baru pulang". Alya kini menatap dengan wajah Raka berbinar-binar, bayangan akan penolakan sang kekasih ternyata salah.

" Oke, besok kita akan berbelanja kebutuhan sekaligus menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa, jangan lupa untuk terus memberikan kabar kepada Mas ya. Kapanpun kita sempat, tolong langsung balas agar Mas tidak khawatir dan malam kita tetap akan melakukan panggilan video seperti biasa, Oke kan?".

Bukan menuntut hanya saja meminimalisir sesuatu hal yang tidak diinginkan terjadi, apalagi jarak mereka yang cukup jauh seolah rasa khawatir itu semakin besar.

" Siap sayangkuu..."

Cup ...

Dengan kesadaran penuh kini Alya memberikan kecupan singkat di pipi kanan sang kekasih, sebagai salah satu bentuk ucapan terimakasih dan juga penghargaan akan respon positif yang diberikan.

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!