IBUKU PERANTARA JODOHKU

"Daniel kemana?"

"Nona Shofia, untuk apa Anda menanyakan Tuan Muda?" Tanya Benny sambil setengah berteriak.

"Benny hormatlah padaku, aku ini calon istrinya Daniel. Kamu ini malah berteriak begitu pada telingaku. Kamu tidak takut kalau Daniel marah padamu?"

Benny melirik Sofia dari bawah hingga atas,"Ckckck, saya tidak takut. Tuan Daniel, pasti akan berpihak kepada saya!"

"Cih, kamu ini memang tidak ada takut-takutnya ya, pada saya!"

"Saya tidak perlu takut, karena saya yakin Tuan Daniel kali ini akan membela saya!"

"Dari mana datangnya sikap percaya diri kamu ini? Apa kamu tidak kapok, saat dulu kamu mengabaikan perintahku? Pada akhirnya kamu di skors oleh Daniel selama satu minggu, bukan? Masih mau kamu mengabaikan saya?"

"Saya tidak mau menanggapi Anda Nona Shofia, silakan keluar dari ruangan ini!" usir Benny pada Shofia tunangan bosnya.

"Kamu mengusirku? Berani-beraninya kamu!" Shofia mengayunkan tangan kanannya dan...

Plak

"Aduh...!"

"Kamu siapa anak kecil? Kenapa ada di kantor ini?" tanya Sofia penasaran.

Benny membelalakkan matanya, "Nyonya Muda!" ujarnya lirih.

"Nona Anda tidak boleh kasar pada Benny. Dia itu Asistennya s... Tuan Daniel. Anda tidak boleh menyakitinya, sebab menyakiti perasaan orang lain adalah hal yang sangat dibenci Tuhan," kata Hannah sambil meringis kesakitan.

"Hei kamu siapa? Kenapa juga saya harus mendengarkan nasihat dari kamu?"

Hannah menatap wajah Shofia lekat,"Kenapa wajahnya mirip seseorang ya?"batinnya.

"Minggir!" Sofia mendorong tubuh Hannah.

"Nyonya!" teriak Daniel spontan.

"Hah apa? Siapa yang Nyonya? Akhirnya kamu menyadari itu, Benny. Kamu tuh, pura-pura tidak nurut. Tapi, setelah aku mendorong kekasih mu kamu baru memanggilku Nyonya!"

"Bukan begitu, Anda mendorong orang sembarangan. Kalau dia kenapa-napa bagaimana?"

"Ya Tuhan Nyonya Muda sedang hamil, kalau keguguran bagaimana? Tuan Muda cepatlah datang, Anda ini lambat sekali," batin Benny.

"Karena kamu berusaha melindungi kekasihmu, maka aku ingin kekasihmu itu menjilat sepatuku. Dengan begitu, aku akan memaafkan kamu yang sudah lancang padaku,"gertak Sofia pada Benny.

"Keterlaluan, dia bukan kekasih saya dia..."

"Baik, saya akan melakukannya. Asalkan, Anda tidak meghukum Benny. "ujarnya.

Hannah mulai menunduk, ia kemudian mulai bersimpuh di kaki Sofia. Benny dengan kesal menghubungi Daniel.

Tuan cepatlah ke sini, istri dan Kekasih Anda sedang berdebat. Begitulah pesan singkatnya.

Brak...

"Ada apa ini?"

Sofia langsung membangunkan Hannah, ia juga membantu Hannah membersihkan sikutnya. Ia kemudian berlari memeluk tubuh Daniel. Hannah yang melihat itu membuang mukanya, ia tidak ingin melihat kebersamaan Sofia dan Daniel. Ada perasaan tidak nyaman ketika orang yang pertama kali menyentuh tubuhnya itu dipeluk, dan di cium mesra oleh seorang wanita yang sangat cantik. Bahkan kecantikannya begitu populer di seluruh negara ini.

"Sayang, kamu akhirnya tiba juga. Ini loh, tadi Kekasih Benny terjatuh. Jadi, aku membantunya berdiri, iya kan Nona!" kata Sofia sambil menatap wajah Hannah dengan matanya yang seolah-olah mengancam Hannah.

"Nona Shofia, saya bukan kekasihnya Benny. Dia..."

"Dia sepupu saya. Adik, jangan mengganggu Nona Shofia dan Tuan Muda. Kita pergi dulu."

Hannah menatap wajah Daniel, seolah meminta pria itu mengerti. Sebab, dalam surat perjanjian keduanya mereka harus menyembunyikan identitas suami istri mereka pada publik. Daniel mengedipkan matanya, ia memberikan kode pada sang istri kalau ini aman.

"Oh ya ampun, aku baru tahu kalau ternyata Benny memiliki sepupu yang cantik ya. Tapi, kenapa dia bisa berada di perusahaan ini? Bukankah kamu bilang tidak ada wanita yang berhak untuk masuk ke dalam ruang kerjamu ini, selain aku dan ibumu. Lantas mengapa anak itu bisa masuk?"

"Dia ... dia ya. Aish daripada kamu menanyakan tentangnya, aku ingin bertanya kenapa kamu datang kemari? Aku kan tidak tahu?"

"Loh aneh banget, kamu Sayang. Aku tuh kangen kamu, sudah lebih satu bulan kamu tidak menghubungi aku. Dan ini kan seharusnya kamu mengirimkan uang bulanan padaku, kenapa seolah-olah kamu melupakan itu?"

"Aku tidak lupa Sofia, hanya saja akhir-akhir ini perusahaan sedang mengalami krisis. Sehingga beberapa anak perusahaan banyak yang bangkrut," kata Daniel memelas.

"Apa?" tanya Sofia dengan penuh keterkejutan.

Sofia melepaskan rangkulan tangannya pada lengan sang kekasih.

"Dan untuk pernikahan kita, sebaiknya dibatalkan saja. Aku akan membuatkan laporannya pada kantor catatan sipil. Lalu, aku akan meminta maaf pada kedua orang tuamu. Ini hanya sementara kok, kamu jangan khawatir!"

"Aku harus memberitahu Mike tentang ini. Aku ingin Mike segera membatalkan investasinya pada perusahaan Daniel. Sepertinya tidak ada harapan lagi bersama Daniel, tapi aku harus menguras habis hartanya!" batin Sofia.

"Yang sabar ya Sayang, aku akan tetap mendukung kamu. Jangan mengkhawatirkan itu, oke?"

Daniel menganggukkan kepalanya, lalu Shofia memeluk tubuh sang kekasih. Ia juga mencium pipi Daniel, lalu ia mendekatkan bibirnya pada bibir pria itu tapi Daniel mendorongnya.

"Sofia, sebaiknya kamu pulanglah. Kalau mau makan siang, makan dulu di kantin. Aku masih ada pekerjaan!" ujar Daniel sambil berlalu pergi, ia duduk di kursi kerjanya dan tak menghiraukan Sofia yang saat ini masih berdiri mematung.

"Ada apa dengannya? Biasanya dia tidak pernah menolakku saat aku mencium bibirnya, kenapa sekarang dia seolah menghindariku?" batin Sofia.

"Sayang kamu kenapa sih?"teriak Sofia sambil menghampiri Daniel.

"Aku enggak apa-apa Fia, sebaiknya kamu pergi saja. Aku masih belum memeriksa dokumen, tolong hargai aku!"

Karena kesal dan merasa tidak dihargai, akhirnya Sofia pergi. Sambil menggebrak meja Daniel, dengan hentakan kakinya yang terdengar nyaring. Ia pun kemudian menutup pintu dengan begitu kencang, sampai-sampai Daniel terkejut dibuatnya. Ini adalah kali pertamanya mendapati emosi Sofia yang meledak-ledak, ia benar-benar tidak menyangka kalau Sofia menunjukkan watak aslinya yang pemarah.

"Sayang masuklah, aku tahu kamu di balik pintu, kan?"

Daniel tahu sedari tadi, Hannah ada di balik pintu, dan menyaksikan perdebatannya dengan Sofia. Makanya dia menolak Sofia mencium bibirnya, sebab ada Hannah yang mengawasinya.

"Duduklah di sini!" titah Daniel sambil menepuk pahanya. Ia meminta Hannah duduk di pangkuannya, dengan sedikit ragu. Hannah akhirnya duduk di pangkuan sang suami.

"Kakak tidak apa-apa, kan? Kok mengusir Nona Sofia? Padahal setahu aku, Kakak kan sangat mencintai Nona Shofia."

"Terkadang, meskipun cinta tapi entah mengapa aku tidak bisa membiarkannya menyentuh bibirku. Sebab, aku masih menjadi suami orang lain, aku menghormati pernikahan ini, Hannah!"

"Loh kenapa? Padahal kita hanya pernikahan kontrak loh, Kak. Jadi tidak apa-apa!"

"Apa sih, kan aku sudah bilang ketika berdua seperti ini jangan pernah membahas tentang kontrak,"kata Daniel kesal.

"Memangnya kenapa sih?" tanya Hannah polos.

Saking kesal Daniel mencium paksa bibir wanita itu, membuat Hannah sedikit terkejut. Tapi, ia membalas sentuhan bibir suaminya.

"Kak, emmmh... Sudah," katanya sambil memukuli dada bidang suaminya.

"Ah, Iya maaf Sayang. Ya sudah, sekarang kita baca sama-sama dokumen dari Benny!"

Hannah menganggukkan kepalanya, sementara itu, Daniel tersenyum tipis dan mengecup pipinya.

Bersambung...