Ini kisah remaja SMA yang bernama Zo Paksa, putra bungsu dari pasangan Victor dan Sera Paksa. Dia dijodohkan dengan anak sahabat Papanya yang bernama Bintang Armada hanya demi sebuah nilai.
lucu, bukan?
Nah, ini hanya cerita karangan belaka untuk sekedar menghibur di waktu luang. semoga bermanfaaat. penasaran? baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PBS 13
...----------------...
"Dad, Bintang pergi toilet. Bintang ada panggilan alam," bisik Bintang pada Daddy, ketika mereka semua sudah berada didepan pintu kamar ruang rawat Mawar.
"Apakah kau mencoba kabur?" Johan menoleh putrinya sejenak dengan wajah tegas, tidak ada senyum atau kelembutan seperti biasanya.
"Tentu tidak, Dad. Sungguh," Bintang berdebar melihat ekspresi Daddy yang pertama kali ia lihat. Sepertinya Daddy tidak main-main dalam perjodohan ini.
"Baiklah. Daddy berharap Kau tidak berbohong, atau kau akan tahu akibatnya. Pergi lah dan cepat kembali,"
Bintang tersenyum, mengangguk dengan kedua jari terangkat disisi telinga. Bintang segera menuju toilet.
Johan menghela, dia menoleh, melihat Bintang yang sedikit berlari menuju arah toilet terletak. Tiba-tiba muncul perasaan jika Bintang hanya beralasan dan mencoba lari dari perjodohan ini.
"Dad, Kak Bintang ingin kemana?" bisik Viola, sambil mengikuti para orangtua yang mulai memasuki ruangan Mawar, dipimpin oleh Om Victor.
"Ke toilet. Cepat kau susul kakakmu. Ingat! Jangan terlalu lama!" bisik Johan tidak ingin dibantah.
Viola mengangguk dan keluar dari ruangan, menyusul kakaknya setelah tersenyum pada Mommy.
"Dad, anak-anak..."
"Toilet." Johan menyela Talita yang sudah pasti akan bertanya kemana anak-anak pergi.
"Oh."
...----------------...
Bintang masuk kedalam bilik toilet, dia segera menuju wastafel dan menatap pantulan dirinya dicermin. Bintang tersenyum melihat penampilannya malam ini yang terlihat dua kali lebih... cantik. Namun jantungnya berdegup kencang, dia merasa panas dingin dan perut terasa mulas.
"Kak!"
Bintang terlonjak ketika tiba-tiba ada pantulan Viola dicermin tepat dibelakangnya. Bintang segera membalik badan menghadap Viola.
"Viola! Kau mengagetkanku saja! Apa Daddy memintamu untuk mengikutiku?" Bintang menatap Viola penuh selidik.
Viola tersenyum dengan kedua jari disisi telinga. "Tentu. Daddy berpesan padaku. Jangan terlalu lama. Apa kau sudah selesai, Kak?"
Bintang menghela, wajah cantiknya terlihat murung. "Entahlah, Kakak merasa mulas mendadak. Apa karena Kakak gugup, ya,"
"Itu mungkin saja. Cepatlah! Atau Daddy akan..."
"Baiklah-baiklah! Cerewet!" Bintang menatap Viola tak suka. Dia mengusap perut tipisnya dan melangkah mendahului sang Adik. "Perut, kuharap kau tidak mulas lagi. Mulas membuatku tidak nyaman." Bintang membatin.
...----------------...
Zo tersenyum ramah pada teman Papa. Zo juga salim dengan kedua teman Papa. Setelahnya kedua manik matanya berkeliling mencari sosok yang kata Papa akan dia jodohkan dengannya, tapi tidak ada.
Sera yang menyadari gerak-gerik putranya tersenyum geli. Sera mencubit pelan paha Zo. "Kau Mencari siapa? Katamu kau tidak ingin dijodohkan, lalu apa itu? Kau menunggunya? Hihihi..."
Zo melengos, dia malu karena Mama menggodanya, malu karena ketahuan oleh Mama dia tengah mencari sosok yang katanya akan dijodohkan dengannya.
"Apa sih! Zo tidak ingin dijodohkan ya! Apalagi cewek itu korengan, hiii.... Aw! Mama ih! sakit lho!" Zo yang mencoba berkilah memekik karena Mama menekan kaki yang terbalut perban, tetapi pekikan Zo pelan karena tak ingin menjadi pusat perhatian teman Papa.
Posisinya Sera duduk dikursi sisi ranjang Zo, dan Victor duduk disofa bersama Johan dan Talita. Sebelum dipersilakan untuk duduk tentunya Johan dan Talita sudah menanyakan kabar pada Zo lebih dulu dan juga sudah berjabat tangan dengan Sera.
"Kau ini! Bukankah Mama sudah mengatakannya padamu? Jangan berbicara yang aneh-aneh jika belum bertemu dengannya, kau paham!" Sera menatap tajam pada Zo.
Zo berdecak sebal, dia malas menanggapi. "Hm,"
"Oh, iya. Dimana kedua Putrimu itu, Jo?" Victor baru menyadari jika sejak tadi kedua Putri Johan dan Talita tidak ikut masuk.
Mendapat pertanyaan dari Victor, Johan menatap Talita sejenak lalu kembali menatap Victor. "Mere..."
"Permisi!"
Ucapan Johan terhenti begitu terdengar suara seseorang bersamaan dengan pintu terbuka dari luar. Victor dan Johan juga semua orang yang ada diruangan Mawar menoleh, menatap pada arah pintu.
Disana terlihat dua pria berbeda usia berjalan lebih masuk kedalam. Pria berbeda usia tersebut tentu sudah dikenal oleh Zo serta Victor dan Sera, juga Johan dan Talita. Pria berbeda usia tersebut tidak lain adalah Farel dan Ifan, Daddy kandungnya.
"Wah! Selamat malam, Tuan Ifan, Farel! Saya tidak tahu jika kalian akan datang kemari malam ini. Sepengetahuan saya tuan Ifan ini adalah orang yang sangatlah sibuk dalam urusan bisnis," Victor beranjak dari sofa dan menghampiri Farel beserta Daddynya, mereka bertiga tidak luput dari berjabat tangan.
Johan dan Talita yang tidak tahu apa-apa saling bertatapan, mereka berdua seolah bertanya melalui mata. "Mengapa ada Farel dan Daddynya? Apa mereka ada hubungan keluarga dengan Victor atau Sera?" Johan dan Talita membatin, masih dengan bertatapan.
Ifan tersenyum ramah. "Saya tidak sesibuk itu. Tuan Victor terlalu berlebihan." Ifan dan Victor pun tertawa bersama.
Victor mempersilakan Farel dan Daddynya untuk bergabung disofa. Agaknya Ifan, Farel juga terkejut melihat ada kedua orangtua Bintang dan Viola. Mereka berempat juga saling menjabat tangan.
"Wah! Saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Tuan Johan dan Nyonya Talita disini," sapa Ifan setelah mereka semua duduk disofa, Farel juga ikut serta karena tidak ada pilihan lain, yang jelas Farel tidak ingin duduk bersebelahan dengan Zo, ogah!
Johan dan Talita tersenyum, menatap Tuan Ifan dengan hangat. "Yeah, saya beserta istri juga tidak menyangka. Apa kabar Tuan Ifan, Farel?" tanya Johan.
"Kami berdua baik," ~ Ifan.
Sera yang tadinya duduk bersama Zo, pindah duduk disofa, disamping suami. Dia menjabat tangan tuan Ifan dan juga Farel.
"Tuan Ifan dan Tuan Johan ternyata sudah saling mengenal? Wah, luar biasa ya dunia bisnis ini," Sera menatap kagum pada mereka yang sudah saling mengenal. Victor juga tak kalah kagumnya seperti Sera.
"Yeah, kami mengenal karena Farel dan..."
"Ih, kau dulu yang masuk!"
"Masa aku? Kakak dulu, ih!"
Perkataan Ifan terhenti ketika mendengar suara seperti berebut diluar ruang rawat. Bukan hanya Ifan namun semua orang diruangan ini mendengarnya dengan jelas.
Sedangkan Farel, dia merasa tidak asing dengan suara itu. Namun, Farel menepis perkiraannya. "Tidak mungkin dia Bi..."
"Dad! Maa..."
"Hei! Bintang, Viola! Kemarilah, darimana saja kalian, hn?" sela Victor, dia lagi-lagi beranjak dari sofa, menghampiri dua gadis cantik putri temannya itu, Victor mengajaknya duduk disofa dan Bintang serta Viola tersenyum menyapa mereka semua.
"Om, Tante," sapa Viola dan Bintang, mereka tersenyum ramah.
Dan yeah, Farel, Bintang, serta Zo yang duduk dibrankarrr, mereka bertiga terkejut, tubuhnya terasa membeku.
"Pasti tuan Ifan sudah mengenal kedua putri Johan, bukan?" Victor tersenyum. "Nah, malam ini rencananya, putraku, Zo Paksa, dan salah satu putri Johan akan kami jodohkan,"
Krikkk-krikkkk krikkk-krikkk...???