NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Nesya mengerjap kala suara ketukan pintu kamarnya terdengar, dalam keadaannya yang lemas karena belum makan sejak kemarin itu dia mencoba untuk duduk dari tidurnya. Tubuhnya masih polos bahkan Evan sama sekali tak bersedia menutupkan selimut ke tubuh Nesya.

“Sebentar,” ucap Nesya pada seseorang diluar sana, suaranya parau dan juga lemah.

Nesya mencoba mencari pakaiannya yang telah sobek tadi dan menemukannya teronggok diatas lantai, sambil menahan sakit di badan, bergegas ia mengenakan dress yang bentuknya sudah tak utuh lagi.

Perlahan, Nesya berjalan kearah pintu lalu membukanya, sedikit terkejut saat menyadari ternyata pintu tersebut tidak terkunci. Tampak Kiki berdiri bersama dengan satu orang pelayan wanita lagi di belakangnya sedang membawa nampan yang dipegang dengan kedua tangannya.

“Selamat siang, Nyonya. Aku membawakan makanan untuk Anda, ini adalah perintah dari Tuan Evan,” ucap Kiki, setiap kali berbicara wajahnya selalu terangkat dengan angkuhnya.

Nesya membuka lebar daun pintunya agar kedua pelayan tersebut bisa masuk lalu membiarkan mereka melakukan tugasnya. Ketika Kiki membuka tudung saji yang sudah di sediakan pagi tadi olehnya, dia dibuat kesal karena melihat makanan di dalamnya masih utuh tak berkurang sedikitpun.

“Sebaiknya Anda tidak membuang-buang makanan, Nyonya. Makanan ini bukan dibuat oleh sembarang koki, semua yang ada di villa ini sangatlah berharga.”

Mendengar perkataan dari Kiki yang notabene hanyalah seorang pelayan itu Nesya mengerutkan kedua alisnya, meski dia paham bahwa pelayan senior itu sedang menghina dirinya yang miskin. “Bawa kembali saja semua makanan itu dan kamu saja yang habiskan, jika memang itu sangat berharga bagimu karena aku tidak butuh,” sahut Nesya lalu berlalu meninggalkan Kiki untuk masuk kedalam kamar mandi.

Kiki tercengang melihat sikap berani Nesya. “Terlahir dari rahim kemiskinan, ternyata dia sangatlah berani, lihat nanti setelah kulaporkan kepada Nyonya besar Rosaline,” gumam Kiki menatap kepergian Nesya.

“Cepat selesaikan tugasmu agar aku bisa pergi dari tempat kotor ini,” perintah Kiki pada pelayan wanita yang ikut bersamanya tadi. Pelayan itu pun patuh karena sudah mengenal bagaimana watak keras dari kepala pelayan tersebut.

Beberapa saat kemudian tampak Nesya sudah keluar dari dalam kamar mandi, rupanya ia hanya masuk untuk mencuci wajah dan kedua tangannya. Suara samar-samar terdengar dari arah bawah menara tersebut membuat Nesya mendekat ke arah jendela.

Dari atas sana dia melihat banyak pria dan wanita berseragam pelayan berlari ke arah villa bagian belakang, suara samar itu rupanya berasal dari mereka yang saling sahut dalam posisi berlari. Bangunan villa tersebut terpisah dengan menara yang di tempati Nesya dan berjarak lumayan jauh sekitar seratus meter.

“Ada apa disana ribut-ribut?” Tanya Nesya menengok kearah Kiki yang masih mengawasi kinerja anggotanya.

Kiki pun menoleh menatap Nesya yang bertanya kepada dirinya. “Aku juga belum tahu ada apa, Nyonya. Setelah ini akan aku cari tahu,” sahutnya.

Nesya pun menganggukkan kepala lalu kembali mengawasi area bawah jendela tersebut, beberapa orang yang tadi berlari sudah tak terlihat lagi.

“Nyonya, makanan Anda sudah di ganti dengan yang baru. Kali ini harap Anda memakannya dengan baik, aku pastikan tidak ada racun di dalamnya. Beberapa hari kedepan akan ada jamuan makan malam di rumah besar milik orang tua dari Tuan Muda Evan, sehingga kondisi Anda harus sangat baik agar tidak menyulitkan Tuan Muda.”

Nesya menatap wajah angkuh itu sambil menggertakan gerahamnya, gemas sekali ia pada mulut ceriwis pelayan itu. Jika saja Kiki bukanlah orang yang jauh lebih tua darinya, Nesya pasti akan menjambak rambutnya. Namun, kali itu Nesya berniat untuk semakin membuat Kiki kesal, dia sudah tahu bahwa pelayan tersebut menganggap dirinya tak setara dengan derajat Evan.

Sambil melangkah mendekati Kiki Nesya berkata, “Aku memang sangat lelah karena Evan terus saja membawaku keatas tempat tidur, sampai-sampai aku tidak punya keinginan untuk makan. Tapi kali ini aku akan makan, karena melayani suamiku sangatlah membutuhkan tenaga yang besar.” Ada senyuman licik yang tersungging di bibir Nesya kala mengatakan hal yang baginya sangatlah menjijikkan tersebut.

Akan tetapi apa yang Nesya ucapkan nyatanya berhasil membuat Kiki kalah, raut wajah pelayan itu langsung berubah pias. “Kalau begitu aku permisi, selamat siang,” ucap Kiki, bergegas keluar.

Saat Kiki keluar, Nesya malah di buat kesal ketika mendengar suara pintunya di kunci dari luar. Ketika dia mencoba memutar kenop pintu itu dia pun kesulitan sebab ternyata sudah tidak bisa di buka lagi.

“Siaaall!” Ucapnya geram.

***

Lantai utama dari villa tersebut tengah di penuhi oleh para penghuni yang meliputi pelayan dan juga penjaga villa. Semuanya sedang panik ketika harus menghadapi Narra yang mengamuk sambil meneriakkan nama adiknya, Nesya.

“Nona tolong jangan berteriak disini dan ikut kami keluar secara baik-baik, kalau tidak kami akan menyeret Anda secara paksa,” ancam salah satu pria yang bertugas menjadi penjaga villa.

“Aku tidak takut pada kalian! Cepat panggil adikku kemari sekarang juga! Aku harus bicara dengannya! Cepat!” Suara dari ibu hamil tersebut menggema ke seluruh ruangan yang luas tersebut.

Semua pelayan tampak ketakutan, wajah Narra yang begitu mirip dengan istri Tuan Muda itu membuat mereka ragu untuk bertindak tegas. Akan tetapi ada beberapa diantara mereka yang sudah sempat mendengar perkataan dari Nesya ketika tengah ribut dengan Evan seusai sarapan waktu kemarin, bahwa Nesya mengatakan dirinya bukanlah gadis yang seharusnya dinikahi oleh Evan, melainkan sang kakak yang bernama Narra.

“Kita harus bagaimana? Aku takut kalau ternyata memang dialah istrinya Tuan Muda.”

“Lalu Nyonya yang ada di dalam menara itu siapa?”

Para pelayan saling bisik-bisik di tengah kebingungan antara Narra dan Nesya.

PRANG!

Suara pecahan kaca terdengar nyaring dan itu ulah dari Narra yang sengaja menjatuhkan vas bunga berbahan keramik ke lantai hingga hancur berserakan.

“Jika kalian masih juga tidak mau membawa Nesya kemari, jangan salahkan aku jika tempat ini ku buat hancur.” Narra mengancam sambil terus melangkah mendekati vas bunga yang berada di setiap sudut ruangan tersebut lalu kembali memecahkannya.

***

“Evan, Narra menerobos masuk ke dalam villa dan mengamuk mencari Nesya.” Farrel melaporkan kepada Evan setelah seorang penjaga meneleponnya dari villa.

Saat itu, Evan baru saja mulai membuka lembaran berkas yang akan dia periksa dan tandatangani, ketika mendengar laporan dari Farrel itu entah kenapa pikirannya langsung tertuju kepada Nesya. Lebih tepatnya Evan merasa khawatir pada istri kecilnya itu.

“Apa rubah itu berhasil menemui istriku?” Tanya Evan, tanpa sadar menyebut kata istriku, Farrel pun sampai terpana mendengarnya.

“Tidak, mereka menahannya di lantai utama,” jawab Farrel kemudian.

Tak lama setelahnya, ponsel Farrel berdering lalu dia berbicara sebentar melalui sambungan telepon lalu menutupnya.

“Evan, Bibi Rosaline saat ini sedang menuju ke villa. Bagaimana jika bibi bertemu dengan Narra?” Farrel langsung panik.

Evan tampak diam sejenak lalu segera menjawab dengan tenang. “Kalau begitu biarkan ibu yang membereskannya.”

“Bagaimana maksudmu? Jika Bibi Rosaline mengetahui bahwa Narra ada dua lalu apa yang akan terjadi, Evan?”

“Biarkan saja, istriku tetaplah Nesya,” sahut Evan dengan santai dan melanjutkan kembali pekerjaannya. Sedangkan Farrel masih terlihat khawatir, dirinya khawatir jika nantinya bisa saja Rosaline akan bertindak tidak baik kepada Nesya ketika mengetahui kebenarannya saat bertemu dengan Narra yang asli.

1
Adinda
jangan diangguri Evan kalau direbut Orang nangis sepanjangan kamu,lanjut Thor.
Adinda
farel sama syifa aja thor
Indra wijaya
sumpah yah jangan bikin aku penasaran yah thor
Ana Mariana
ceritanya menarik dan tdk berbelit2
Rieya Yanie
jahat sekali narra
Yoh Asakura
Keren banget plotnya.
KnuckleBreaker
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Beby_Rexy: Siang ya, Kak. Makasih udah baca 🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!