Ashella Zyla Aurora, gadis yang sangat suka membaca komik. Ia sangat suka membaca novel online atau komik, tapi yang paling Ashel suka adalah membaca komik karena ia bisa melihat langsung karakter tokoh yang sangat tampan dengan gambar yang di buat oleh sang penulis.
Namun sesuatu terjadi, ini sangat diluar akal sehat. Bagaimana bisa saat ia sedang membaca komik, ia malah masuk ke dalam komik tersebut. Dan yang paling parah ia memasuki tokoh antagonis yang sering membully, bahkan saat ia memasuki komik tersebut ia sedang membully seorang cowok culun yang memakai kacamata.
"Udahlah Sha, kasian tuh cowok culun udah babak belur."
"Lo ngomong sama gue? "
"Iya Aleesha."
"Aleesha? gue? " tunjuk Ashella pada dirinya sendiri.
"Ya lo lah, yang namanya Aleesha iris Zephyrine kan cuman lo."
Nama yang sangat familiar, Ashel sangat tahu siapa pemilik nama tersebut. Itu adalah nama antagonis perempuan di komik Charm Obsession.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 - Ethan membantu?
Sepanjang jam pelajaran terakhir pikiran Aleesha tidak lepas dari Grey. Rasa bersalahnya membuat gadis itu tidak tenang. Bel pulang berbunyi membuat semua murid senang.
"Pelajaran hari ini dicukupkan sekian jangan lupa untuk mengerjakan tugas, pertemuan selanjutnya tugasnya dikumpulkan," setelah mengucapkan itu guru yang mengajar pun pergi meninggalkan kelas.
"Baik Bu," ucap semua murid serentak.
Mereka membereskan alat tulisnya dan memasukkan kedalam tas. Begitupun dengan Aleesha dan Sheryn.
"Sha, gue mau ke perpustakaan buat belajar lo mau ikut? " ajak Sheryn setelah memakai tas.
"Perpustakaan? Tumben banget lo kesana, ada angin apa tiba-tiba lo mau menginjakkan kaki di tempat yang gak pernah lo suka," Aleesha menatap heran Sheryn.
"Mau study date sama Lucas," Sheryn terlihat malu-malu kucing.
Aleesha menatap geli Sheryn yang bersikap begitu,"Gak usah tunjukkin wajah malu-malu lo, geli tahu gak cocok banget sama lo."
Sheryn mencebikkan bibirnya."Lo emang paling bisa ya kalau ngejek orang."
"Tuh Lucas udah nungguin lo, jangan merajuk."
"Yakin gak mau ikut Sha? " tanya Sheryn, sikap merajuknya sudah hilang.
"Gak, gue gak mau jadi nyamuk lagi ya. Lagian gue mau langsung ke dorm, jadi lo jangan khawatir."
"Tapi lo nanti kesepian gak ada gue."
"Gue gak akan kesepian, teman gue bukan cuman lo doang."
"Teman lo kan cuman gue," Sheryn menatap heran Aleesha.
Aleesha lupa bahwa ini bukan
"Iya sih, tapi tenang aja gue aman kok sendirian, nikmati waktu lo sama Lucas," Aleesha mendorong Sheryn mendekati Lucas yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Tapi-"
"Gak ada tapi-tapian sana pergi," ujar Aleesha sambil menatap Lucas memberi kode untuk membawa pergi Sheryn dari sini.
"Gue sama Luna ke perpustakaan," Lucas memegang lembut tangan Sheryn.
"Iya sana pergi," usir Aleesha mengibaskan tangannya menyuruh mereka berdua pergi.
Lucas dan Sheryn sudah tidak terlihat. Aleesha juga akan pergi tapi langkahnya terhenti ketika ada yang menghadang jalannya. Aleesha bergerak ke kiri pemuda itu pun mengikutinya, ia bergerak ke kanan pemuda itu juga mengikutinya. Terus begitu sampai terjadi berulang kali membuat Aleesha jengkel. Pemuda ini sangat menguji kesabarannya. Ia yang sedang badmood semakin badmood.
"Minggir," sinis Aleesha yang stok kesabarannya sudah habis.
"Kalau gue gak mau gimana? " senyum menyebalkan terlihat di wajah tampan pemuda itu.
"Ethan, gue gak mau cari masalah jadi bisa kan lo jangan ngalangin jalan gue," Aleesha menatap tidak suka pemuda bersurai pirang ini.
"Tapi gue pengen dekat-dekat sama lo," Ethan sangat senang menggoda Aleesha. Ia seperti menemukan mainan baru.
"Kalau lo mau main-main gue gak ada waktu, sebelum gue mukul lo mending lo pergi," ancam Aleesha.
"Oh lo pengen gue seriusin? "
Omong kosong terus saja Ethan ucapkan. Membuat Aleesha tidak bisa menahan diri lagi.
Bugh
Secara tak terduga, Aleesha melayangkan tinjunya ke wajah Ethan. Wajah Ethan tertoleh ke samping, ia memegang sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah. Ethan menatap syok, Aleesha yang baru saja memukulnya.
Karena sikap Aleesha akhir-akhir baik, membuat Ethan sepertinya melupakan bahwa gadis ini adalah orang yang suka membully. Pukulannya barusan bukan main-main. Aleesha menggerakkan jari-jari tangannya karena ia merasakan ngilu ketika memukul Ethan.
Gue yang mukul, tangan gue juga sakit
"Gue udah peringatin lo," Aleesha akan pergi, namun tangannya dipegang oleh Ethan.
"Lo gak bisa pergi gitu aja, wajah gue sakit," ringis Ethan terlihat kesakitan.
"Beneran sakit? " tanya Aleesha menatap Ethan khawatir.
"Beneran, ini pertama kalinya gue dipukul."
"Ck, maaf. Ayo ke UKS," Aleesha berjalan dan diikuti oleh Ethan di belakangnya.
Namun langkah mereka terhenti ketika Aleesha berhenti berjalan dan menatap seorang pemuda yang berjalan pincang. Penampilannya sangat berantakan dengan rambut yang berantakan, kacamata yang terlihat retak, Hoodie yang terlihat ada bercak darah, dan juga cara berjalan pemuda itu terlihat pincang.
Aleesha sangat tahu siapa pemuda itu, dengan segera ia mendekati pemuda itu.
"Theo, kenapa penampilan lo kayak gini," ujar Aleesha khawatir.
Theo tidak menjawab dan melewati mereka begitu saja. Dengan langkah yang pincang, ia kesulitan berjalan. Aleesha mendekatinya untuk membantu, namun Theo malah menghindarinya.
"Theo, ayo ke UKS obatin luka lo."
"Gak perlu," ucapnya lirih masih bisa terdengar oleh Aleesha. Ia berjalan menuju kelas untuk mengambil tasnya. Sebelum itu terlihat guratan kebencian dimatanya.
Aleesha menatap Theo sedih, ketika ia seperti menjauhinya. Pasti terjadi sesuatu padanya, bisa jadi ini ada kaitannya dengan Aleesha yang membuat Theo menjauhinya.
Karena kejadian tadi di kantin membuat Aleesha melupakan niatnya yang ingin mencari Theo. Sekarang terlambat, ia tidak akan bisa berteman dengan Theo. Itu artinya ia tidak bisa mengubah Aleesha menjadi orang baik, meski bukan ia yang melakukan pembullyan itu tetap saja ada orang yang membully Theo dan seperti Theo berpikir orang itu di suruh olehnya.
Apa sesusah ini jadi orang baik?
Aleesha menatap sedih Theo yang pergi meninggalkan kelas dengan menundukkan kepalanya.
"Ini salah gue," gumam Aleesha, terdengar oleh Ethan yang berdiri di sebelahnya.
"Kenapa ini salah lo? Dia kan bukan di bully oleh lo," heran Ethan. Lagian sedaritadi Aleesha dikelas jadi tidak mungkin Aleesha yang membully cowok itu. Mungkin dulu memang iya, tapi sekarang berbeda.
"Tetap aja ini salah gue," Ethan merasakan hal aneh melihat Aleesha yang terlihat merasa bersalah.
"Ck padahal gue gak suka hal yang merepotkan," Ethan berjalan mendekati Theo. Lalu merangkul bahunya membantu cowok itu berjalan.
Theo yang merasakan itu menatap ketua OSIS ini terkejut karena membantunya.
"Gue ngebantu lo karena Aleesha, kalau bukan karena dia gue gak mau repot-repot melakukan hal tidak berguna kayak gini."
"Aleesha, lo mau bawa dia ke UKS kan? " tanya Ethan.
Membuat Aleesha tersadar dari keterkejutannya melihat Ethan bersikap seperti itu."I-Iya."
Aleesha mendekati dua pemuda itu, dan berjalan bersama menuju UKS.
"Sini gue bawa tas lo," tanpa menunggu persetujuan Theo. Aleesha mengambil tas pemuda itu. Namun Aleesha tidak mengira tas Theo seberat ini.
"Lo bawa apa aja kok berat banget."
"Buku," ujarnya pelan. Sepertinya Theo membawa buku yang sangat banyak. Melihat Aleesha yang terlihat membawa tas itu dengan susah. Entah mengapa Ethan ingin menjahilinya.
"Tas gue bawa juga dong berat nih," ujar Ethan. Dengan cepat Aleesha membawa tas yang bersender di bahu Ethan. Ethan tidak mengira Aleesha akan melakukannya.
"Gue bercanda, siniin tas gue lo keliatan susah bawanya," ucap Ethan.
"Gakpapa biar gue aja Lo kan udah bantuin Theo."
Mendengar ucapan Aleesha entah mengapa Ethan tidak suka, Aleesha bersikap baik padanya karena membantu cowok lain.
Gue gak suka lo bersikap baik ke gue, karena cowok lain