Kembali ke Negara asal nya untuk membalas kan dendam pada keluarga paman yang telah membunuh orang tua dan saudara laki-laki nya. Alana sang Queen Mafia yang di takuti karna kekejaman nya dalam membunuh musuh di pertemukan kembali dengan seseorang dari masalalu nya. Namun kedua nya jelas berbeda yang satu seperti mesin pembunuh yang satu lagi menangkap pembunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eca1303, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Malam hari nya Alana kembali memastikan jika orang tua dan kakak nya baik-baik saja sebelum meninggalkan markas, sejak sore ia sudah mencoba berbicara dengan mereka namun hasil nya tetap sama mereka masih diam saja seakan tidak pernah mengenalnya.
"Apa semua sudah siap Sam?"tanya Alana menghampiri Samuel yang duduk di kursi biasa mereka berkumpul.
"Sudah Queen". Alana mengangguk sedikit.
"Ingat untuk menjaga markas ini dengan baik jika ada musuh datang cepat beritahu pada ku"ujar Alana.
"Tenang saja Queen aku akan menjaga nya dengan baik".
Alana segera meninggalkan markas membawa setengah anak buah nya untuk ikut dengan nya sedangkan Samuel tidak ikut karna ia perintahkan menjaga markas agar tetap aman karna ada orang tua nya di sana untuk lebih aman ia mempercayakan nya kepada Sam.
"Queen ada yang aneh dari markas mereka?"ujar salah satu anak buah Alana yang memantau ke markas lawan.
"Jangan gegabah dulu perhatikan baik-baik"ujar Alana karna ia juga merasa markas itu aneh.
"Kalian tunggu di sini aku akan masuk ke dalam lebih dulu tunggu intruksi dari ku dan ingat untuk waspada"sambung Alana melangkah dengan cepat namun suara langkah nya tak terdengar sedikit pun.
Ia memanjat tembok langsung dengan mudah dan masuk ke dalam memperhatikan sekitar yang terlihat sepi seperti tak berpenghuni. Baru juga setengah masuk ia mendengar suara tembakan dari arah dalam membuat nya segera bersembunyi di balik dinding dan menatap ke arah dimana asal suara itu berada.
"Seperti nya bukan hanya aku saja musuh mereka"guam Alana pelan masih menonton mereka yang baku hantam di depan sana.
Tak berapa lama suara tembakan di sana berhenti dan suara langkah kaki terdengar keluar dari sana dengan cepat Alana kembali bersembunyi untuk melihat siapa yang telah memburu mangsa nya itu lebih dulu.
"Apa semua sudah selesai?"tanya suara dingin terdengar memecahkan kesunyian.
"Ya komandan". Jawab mereka serentak.
"Tangkap mereka semua hidup-hidup dan juga bawa barang bukti yang telah mereka ambil"ujar suara dingin itu lagi.
Alana memilih keluar dari sana dengan langkah ringan karna sudah dapat menebak siapa yang ada di dalam,ia tak mau berurusan dengan hukum meski tidak takut namun jika dapat memilih menghindar lebih baik ia menghindar apa lagi ia baru saja di sini meski Mafia milik nya terkenal namun orang-orang di atas tidak mengenal nya kecuali petinggi di luar negeri.
"Ayo kembali dulu"ajak Alana pada anak buah nya yang masih bersembunyi.
"Baik Queen"jawab mereka segera melakukan perintah meski bingung namun mereka tak berani bertanya segera meninggalkan wilayah tersebut kembali ke markas.
Di dalam markas seorang pria tampan dengan baju serba hitam yang di panggil komandan tersebut mengalihkan pandangan nya keluar sebentar sebelum menatap bawahan nya yang menangkap buronan yang telah berani mencuri senjata aparat negara yang baru tiba.
"Ambil semua senjata mereka jangan ada yang tersisa"ucap nya pada bawahan nya.
"Baik komandan". Jawab anak buah nya dengan cepat.
Setelah selesai semua selesai mereka juga meninggalkan markas itu yang telah kosong, namun sayang hanya anak buah nya di dalam sedangkan pemimpin nya tidak ada di dalam masih menjadi pencarian mereka.